Usai Pengumuman SPMB Tahap 2, Jumlah Siswa Baru Sekolah Swasta di Jabar Malah Makin Menurun

Program Penanggulangan Anak Putus Sekolah (PAPS) yang dicanangkan Pemprov Jabar membuat kuota siswa baru di sekolah negeri bertambah.

Tribun Jabar/ Deanza Falevi
SEKOLAH SWASTA - SMK Bina Budi Purwakarta yang pada SPMB tahun ini baru tujuh orang yang mendaftar, Senin (7/7/2025). Minimnya pendaftar disinyalir sebagai dampak dari kebijakan pemerintah yang mengizinkan sekolah negeri menerima hingga 50 siswa per rombongan belajar (rombel). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Jumlah siswa baru sekolah swasta di Jawa Barat disebut makin menurun setelah hasil sistem penerimaan murid baru (SPMB) 2025 diumumkan beberapa waktu lalu.

Ketua Forum Kepala Sekolah Swasta (FKSS) SMA Jawa Barat, Ade D Hendriana, mengatakan, hal itu dikarenakan dampak kebijakan penambahan rombongan belajar (rombel) di sekolah negeri.

Menurut dia, program Penanggulangan Anak Putus Sekolah (PAPS) yang dicanangkan Pemprov Jabar tersebut membuat kuota siswa baru di sekolah negeri bertambah.

Karenanya, calon siswa baru yang sebelumnya mendaftar ke sekolah swasta justru mencabut berkas pendaftarannya, kemudian masuk ke sekolah negeri setelah kuotanya ditambah.

"Siswa baru di sekolah swasta malah berkurang setelah pengumuman SPMB tahap dua, karena banyak yang mencabut berkas, dan masuk (sekolah) negeri melalui program PAPS," ujar Ade D Hendriana kepada Tribunjabar.id, Jumat (11/7/2025).

Pihaknya menyebut, program PAPS tersebut tidak tepat sasaran, karena tidak sedikit banyak siswa yang diterima di sekolah negeri meski sebenarnya mampu bersekolah di swasta.

Selain itu, ia pun mempertanyakan penyebab adanya lulusan SMP favorit yang diterima SMA negeri yang juga dinilai favorit melalui jalur PPAS yang seharusnya diberikan kepada warga kurang mampu.

"Mereka, kan, sebenarnya mampu di sekolah swasta, tetapi malah masuk ke sekolah negeri melalui program PPAS, sehingga dari awal saya sampaikan ini jalur untuk siswa titipan yang dibalut kemasan baik," kata Ade D Hendriana.

Ia mengatakan, tingkat keterisian siswa baru di 1300-an sekolah swasta yang sebelumnya baru mencapai 30-an persen pun diperkirakan semakin menurun, karena banyak yang mencabut berkas pendaftaran.

Ade menyampaikan, Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di sejumlah sekolah swasta di Jawa Barat yang seharusnya dimulai pada awal pekan depan berpotensi diundur.

"Kemungkinan sebagian besar sekolah swasta di Jabar akan menunda MPLS, karena masih banyak yang kekurangan siswa, dan dampaknya tahun ajaran baru juga akan mundur," ujar Ade D Hendriana.
 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved