Tikus Pembawa Hantavirus Ditemukan di Ciamis, Dinkes Sebut Pola Hidup Bersih jadi Kunci Pencegahan

Dinas Kesehatan Ciamis mengingatkan warga untuk tetap waspada terhadap potensi penularan penyakit dari hewan pengerat, terutama tikus.

Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Ravianto
Ai Sani Nuraini/Tribun Jabar
HANTAVIRUS - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Ciamis, H. Edis Herdis saat menjelaskan dua warga dari wilayah Cijeungjing dan Baregbeg sebelumnya diperiksa karena memiliki gejala menyerupai infeksi Hantavirus. 

TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS – Meskipun belum ditemukan kasus infeksi Hantavirus pada manusia di Kabupaten Ciamis, Dinas Kesehatan mengingatkan warga untuk tetap waspada terhadap potensi penularan penyakit dari hewan pengerat, terutama tikus.

Dilansir dari Siloamhospitals.com, Infeksi hantavirus adalah salah satu penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya) yang kerap menyebabkan gangguan pada paru-paru atau pembuluh darah dan ginjal.

Secara umum, virus tersebut dapat dibawa dan ditularkan oleh tikus maupun hewan pengerat lainnya.

Dinas Kesehatan Ciamis meminta warga waspada menyusul hasil pemeriksaan laboratorium terhadap beberapa ekor tikus yang tertangkap di lingkungan rumah warga terduga penderita Leptospirosis

Dari enam ekor tikus yang diuji, satu di antaranya terdeteksi membawa virus Hanta, dua lainnya positif bakteri Leptospira, sementara tiga lainnya negatif.

Dilansir dari website Kementrian Kesehatan, ditemukan satu kasus Hantavirus dari Kabupaten Bandung Barat saat pemeriksaan di RSUP Hasan Sadikin, Bandung.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Ciamis, H. Edis Herdis menjelaskan bahwa dua warga dari wilayah Cijeungjing dan Baregbeg sebelumnya juga diperiksa karena memiliki gejala menyerupai infeksi Hantavirus. 

Namun hasil medis menunjukkan mereka menderita leptospirosis, bukan hantavirus.

Peristiwa itu terjadi sekitar tiga bulan yang lalu, namun keduanya kini telah dinyatakan sehat kembali.

“Meski belum ada warga yang terinfeksi virus Hanta, keberadaan virus tersebut pada tikus patut diwaspadai."

" Hantavirus bisa menyebabkan gejala yang hampir mirip dengan Leptospirosis yakni demam, kelelahan ekstrem, sakit kepala, mual dan muntah bahkan yang terparah bisa menyerang organ pernafasan,” jelasnya, Kamis (10/7/2025).

Edis menegaskan pentingnya menjaga kebersihan rumah dan lingkungan untuk mencegah penyebaran penyakit dari tikus.

Menurutnya, pola hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi kunci utama dalam perlindungan dari risiko infeksi, baik dari bakteri leptospirosis maupun virus Hanta.

“Penularan hantavirus ke manusia bisa terjadi melalui udara yang terkontaminasi partikel dari urine, feses, atau air liur tikus yang mengering. Bisa juga dari gigitan tikus, atau konsumsi makanan dan minuman yang tercemar,” imbuhnya.

Ia juga menambahkan bahwa hingga kini belum ada laporan penularan hantavirus antar manusia, namun langkah pencegahan tetap perlu dilakukan dengan menggunakan alat pelindung diri saat membersihkan area yang berpotensi tercemar serta memastikan makanan tetap higienis.

Untuk mencegah terjadinya kasus-kasus penyakit di masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis rutin menyebarkan imbauan melalui surat edaran. 

"Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit atau kalau yang sudah terlanjur bisa dengan cepat ditangani," pungkasnya.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved