Pengamat Usul MPLS Diisi Materi Literasi, Cegah Narkoba dan Bullying Hingga Hadirkan Tokoh Agama

Pengamat Kebijakan Pendidikan sekaligus Dekan FPIPS UPI, Cecep Darmawan, mengusulkan pemberian materi literasi digital dalam masa MPLS.

Kemendikdasmen
MPLS 2025 - Ilustrasi logo Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 2025 resmi dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Pengamat Kebijakan Pendidikan sekaligus Dekan FPIPS UPI, Cecep Darmawan, mengusulkan pemberian materi literasi digital hingga hadirkan tokoh agama dalam MPLS. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pengamat Kebijakan Pendidikan sekaligus Dekan FPIPS UPI, Cecep Darmawan, mengusulkan pemberian materi literasi digital dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Cecep menilai materi tersebut sangat relevan dengan era digitalisasi seperti sekarang, sehingga harua diberikan kepada siswa baru dalam MPLS, khususnya pada jenjang SMP dan SMA.

Menurut dia para pelajar harus dibekali pengetahuan tentang dampak positif dan negatif penggunaan media sosial (medsos), termasuk mewaspadai pinjaman online (pinjol) maupun judi online (judol).

"Materi literasi digital ini sangat penting diberikan kepada siswa baru dalam MPLS, karena sekarang banyak yang terpapar (judol dan pinjol)," kata Cecep Darmawan saat dihubungi melalui sambungan teleponnya, Rabu (9/7/2025).

Baca juga: 5 Contoh Sambutan Pembukaan MPLS 2025, Cocok Disampaikan oleh Ketua OSIS hingga Kepala Sekolah

Selain itu, pihaknya pun mengusulkan agar MPLS turut memberikan materi tentang bahaya peredaran narkoba, pencegahan perundungan atau bully, hingga pencegahan geng motor.

"Materi antibully, antigeng motor, dan bahaya narkoba juga harus diberikan untuk mencegah keterlibatan pelajar dalam aksi kriminal maupun peredaran narkoba di kalangan pelajar," ujar Cecep Darmawan.

Ia mengatakan rencana Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melibatkan tokoh lokal, TNI, dan Polri untuk memberikan pendidikan karakter dalam MPLS juga dinilai cukup bagus.

Bahkan Cecep menyarankan agar sekolah juga melibatkan para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, hingga tokoh pendidikan untuk memberikan motivasi kepada siswa baru.

"Termasuk alumni yang kini menjadi orang besar juga bisa dihadirkan dalam MPLS, sehingga para siswa termotivasi bahwa sekolah tersebut melahirkan orang-orang besar," kata Cecep Darmawan.

Ia menyampaikan, MPLS juga harus memberikan materi tentang tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat itu adalah bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat sejak awal masuk sekolah.

Namun, tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat itu harus diaplikasikan sesuai waktu kontennya, misalnya, berdoa sebelum memulai pembelajaran, saling menghargai sesama, hingga lainnya.

Selain itu, MPLS di Jawa Barat juga secara khusus menerapkan Pendidikan Karakter Generasi Panca Waluya sesuai Surat Edaran Gubernur Jawa Barat tentang 9 Langkah Pembangunan Pendidikan Jawa Barat Menuju Terwujudnya Gapura Panca Waluya.

"Ini harus dipahami betul oleh sekolah termasuk guru-gurunya mengenai apa yang dinamakan filosofi panca waluya hingga tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat," ujar Cecep Darmawan.

Selain itu, ia juga mewanti-wanti jangan sampai terjadi aksi perpeloncoan dalam MPLS, karena termasuk kategori pelanggaran berat, dan jika terjadi maka harus disanksi sesuai aturan yang berlaku.

Cecep mengatakan, biasanya aksi perpeloncoan terjadi manakala sekolahnya cuek atau bersikap acuh tak acuh, dan akhienya dimanfaatkan oleh oknum tertentu maupun oknum senior tertentu.

"Jadi, kegiatan MPLS harus diambil oleh sekolah yang melibatkan guru dan osis. Kalau ada perpeloncoan yang salah juga bukan panitia, tetapi sekolah, karena pengawasannya kurang optimal," kata Cecep Darmawan. (*)
 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved