Ini Tips Bagi UMKM untuk Menyiasati Pengeluaran Biaya Event yang Makin Tinggi

Dunia kuliner saat ini semakin kompetitif dan tak cukup hanya mengandalkan rasa lezat atau kemasan menarik.

putri puspita n
PELAKU USAHA DIMSUM - Salah satu pelaku usaha dimsum saat mengikuti event yang digelar di Summarecon Bandung. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dikenal sebagai kota kuliner yang setiap minggunya selalu ada event menarik, para pelaku usaha kuliner harus semakin inovatif.

Menurut owner Mr Dimsum, Feby mengatakan dunia kuliner saat ini semakin kompetitif dan tak cukup hanya mengandalkan rasa lezat atau kemasan menarik.

“Pelaku UMKM dituntut untuk cerdas dalam membangun relasi serta cermat menghitung biaya operasional, terutama saat mengikuti event-event besar yang kian hari makin mahal,” kata Feby saat ditemui di Summarecon Mall, Selasa (8/7/2025).

Bagi Feby, membangun jaringan atau relasi adalah fondasi utama dalam membesarkan bisnis, terutama jika ingin eksis di dunia event. 

Baca juga: Pemilik UMKM Jabar Harus Tahu Algoritma hingga Keyword, Bukan Sekadar Punya Toko Online

Dalam pengalamannya, masuk ke sebuah event besar tak selalu soal uang atau brand besar, tapi tentang siapa yang kita kenal.

“Jangan langsung berpikir negatif soal ‘orang dalam’. Dalam bisnis, relasi itu penting,” ujar Feby. 

Ia menekankan, relasi bukan berarti jalan pintas yang curang, tapi jembatan menuju peluang yang kadang tak bisa didapat hanya dengan mengandalkan produk semata.

Menurutnya, banyak event besar terutama yang sistemnya dikurasi yang punya daftar panjang pelaku usaha yang ingin bergabung. 

“Kalau kita kenal baik sama event organizer manajemen, kita bisa dapat informasi lebih cepat. Bahkan kalaupun harus diundi, kita tahu prosesnya terbuka,” tambahnya.

Feby menegaskan bahwa di era sekarang, pemilik usaha tak bisa hanya duduk di balik layar. 

“Enggak cukup jadi pemilik yang cuma bikin produk enak. Harus bisa lobi, humble ke panitia, bangun komunikasi baik. Kalau kita baik dan jalin hubungan, kita bisa jadi prioritas,” katanya.

Ia mencontohkan, saat dirinya ingin masuk event tertentu, sering kali harus aktif bertanya apakah menunya sudah terwakili atau belum. 

“Saya kadang langsung nanya, jagung cheese tarik sudah ada yang daftar belum? Kalau belum, ya saya maju. Saya banyak menu, tinggal saya sesuaikan,” ujarnya.

Meski peluang terbuka lebar lewat relasi, tantangan lain yang tak kalah besar adalah soal biaya. 

Baca juga: Digitalisasi Pengadaan di Sektor Aviasi dan Pariwisata melalui PaDi UMKM

Feby mengungkapkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, biaya sewa booth di event terutama konser besar melonjak drastis.

“Dulu masih di bawah Rp3 juta per hari. Sekarang? Bisa sampai Rp5 juta hingga Rp6 juta per hari,” bebernya.

Biaya sebesar itu tentu memaksa pelaku UMKM untuk berhitung lebih cermat. 

Feby mengatakan, ia pun tak bisa hanya mengandalkan satu menu, karena omset tak akan sebanding dengan biaya sewa jika tidak diversifikasi. 

“Makanya kalau ikut konser, saya bawa banyak menu, nggak bisa cuma satu. Kalau cuma satu, rugi dan nggak  balik modal,” jelas Feby.

Meski tekanan biaya besar, Mr. Dimsum tetap mengandalkan kualitas rasa sebagai strategi bertahan. 

Salah satu menu pelengkap yang kini laris manis di booth mereka adalah jagung cheese tarik yang menggunakan keju premium dan harganya bisa mencapai Rp150 ribu hingga Rp200 ribu per kilogram.

Menurutnya, konsistensi rasa jadi investasi jangka panjang. Apalagi Mr. Dimsum sering ikut event di Bandung. 

“Orang pasti ketemu kita lagi, jadi kesannya jangan sampai jelek. Harus selalu enak, kalau mereka ingat Mr. Dimsum yang enak, ya mereka akan datang lagi,” ucap Feby yakin.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved