Kisah Keponakan Dedi Mulyadi Jadi Pegawai Honorer 15 Tahun Nyambi Jual Gorengan Untung 6 Kali Gaji

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menceritakan kisah getir keponakannya yang hanya menerima gaji Rp2 juta per bulan, malah untung jadi penjual gorengan

|
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
KDM Channel
KISAH PEGAWAI HONORER - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat mendengar pengakuan seorang bocah usia 13 tahun terlibat kasus kejahatan, nasib orangtunya sampai pilu. Ilustrasi - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menceritakan kisah getir keponakannya yang hanya menerima gaji Rp2 juta per bulan, malah untung jadi penjual gorengan 

TRIBUNJABAR.ID - Meski kini jadi orang nomor satu di Jawa Barat, Dedi Mulyadi ternyata mempunyai keponakan yang tak seberuntung nasibnya.

Baru-baru ini, Gubernur Jawa Barat itu menceritakan kisah hidup keponakannya yang hanya menerima gaji Rp 2 juta per bulan.

Diceritakan keponakan Dedi Mulyadi itu berprofesi sebagai pegawai honorer di Pemda Purwakarta.

Ia mengabdi sebagai pegawai honorer selama 15 tahun.

Dedi Mulyadi menyebut potret kisah hidup keponakannya itu sebagai gambaran kondisi para honorer di Jawa Barat yang menurutnya memprihatinkan.

Baca juga: Kisah Pilu Anak Pemulung di Bekasi Gagal Masuk SMP Negeri, Dedi Mulyadi Bereaksi Perintahkan Disdik

Dengan gaji honorer Rp 2 juta tersebut, keponakan Dedi Mulyadi mencari cara untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Hingga akhirnya sang keponakannya pun terpaksa nyambi jualan gorengan bala-bala.

Namun, tak terduga justru penghasilannya jadi penjual gorengan tersebut justru lebih besar dari gaji honorernya.

Ia menyebut penghasilannya dari jualan gorengan  dalam seminggu bisa mengumpulkan uang Rp 3 juta.

“Setiap minggu dia jualan bala-bala, sekali jual bisa dapat Rp3 juta. Jadi, dalam seminggu saja, pendapatan dari jualan makanan kecil itu bisa lebih besar daripada gaji bulanannya di Pemda,” ujar Dedi Mulyadi dikutip TribunJakarta, Senin (7/7/2025).

Dari kisah getir orang terdekatnya itu, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi juga menyoroti ketimpangan upah tenaga honorer dan potensi penghasilan di sektor informal, terutama kuliner UMKM.

Dedi menyebut, penghasilan keponakannya dari berjualan gorengan tradisional itu bisa menembus Rp12 juta per bulan, enam kali lipat dari gaji honorer.

Pernyataan Dedi Mulyadi tersebut menjadi sorotan karena menunjukkan realita pahit sebagian besar tenaga honorer di Jawa Barat.

Menurut Data Badan Kepegawaian Negara (BKN) per Januari 2024 mencatat masih ada lebih dari 2,3 juta tenaga honorer aktif secara nasional, dengan mayoritas hanya mendapat gaji di bawah UMR.

Dedi juga menyinggung masalah pengangguran terselubung di Jawa Barat yang terjadi karena masyarakat masih terpaku pada anggapan bekerja itu identik dengan masuk pabrik atau kantor, bukan bertani atau berwirausaha.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved