Gubernur Jabar Dedi Mulyadi: Masa Depan Jawa Barat Ada di Tanah, Bukan Hanya di Pabrik
Menurut KDM, inisiatif TNI membuka dan membina lahan pertanian ini dinilai sebagai contoh konkret kepeloporan institusi negara.
Penulis: Deanza Falevi | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Wartawan Tribunjabat.id, Deanza Falevi
TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Sebuah terobosan pertanian kolaboratif antara masyarakat dan TNI Angkatan Darat tengah menunjukkan hasil menggembirakan di Desa Gunung Hejo, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Di atas lahan seluas 200 hektare, program Agroforestri yang digarap sejak akhir Februari 2025 ini telah mulai menampakkan hasil, baik secara pertanian maupun sosial-ekonomi.
Jhoni, salah satu petani yang terlibat langsung dalam program ini, mengungkapkan optimisme atas kemajuan yang telah dicapai.
Berbagai tanaman seperti lengkeng, durian, mangga, pete, manggis, hingga cabai rawit kini tumbuh di lahan yang dulunya terbengkalai.
"Dulu banyak warga tidak punya kegiatan tetap. Sekarang setelah ada pembukaan lahan ini, mereka bisa bekerja, bisa produktif. Memang masih ada kekurangan, tapi kami terus belajar dari pelatihan dan pendampingan dari TNI maupun pemerintah daerah," ujar Jhoni kepada wartawan di lokasi, Sabtu (5/7/2025).
Pelatihan intensif selama 30 hari yang diberikan oleh Angkatan Darat telah memberi bekal penting bagi para petani pemula.
Meskipun panen perdana belum maksimal, Jhoni mengatakan, hasil sudah mulai terlihat dan memberi semangat bagi masyarakat.
"Kami ini petani pemula. Tapi karena kerja sama ini, kami jadi percaya diri. Sudah beberapa kali panen cabai rawit merah meskipun hasilnya belum besar," ucapnya.
Program ini tak hanya fokus pada hasil pertanian, tapi juga membuka lapangan kerja dan menggerakkan roda ekonomi desa.
Hal ini sejalan dengan visi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menilai pertanian sebagai solusi strategis atas masalah pengangguran dan ketergantungan pada sektor industri.
"Jawa Barat punya masalah besar, yaitu pengangguran, terutama di kalangan anak muda. Mereka menganggap kerja itu hanya di pabrik. Padahal pertanian dan pariwisata bisa jadi masa depan mereka," kata pria yang akrab dipanggil Kang Dedi Mulyadi (KDM) tersebut.
KDM juga menyoroti perlunya perubahan pola pikir masyarakat. Ia menceritakan pengalaman pribadi tentang keponakannya yang memilih berjualan makanan dan meraih penghasilan jauh lebih tinggi dibanding menjadi pegawai honorer.
"Pertanian itu masa depan. Tanah kita luas, subur, tapi dibiarkan nganggur. Harusnya tiap rumah bisa punya tanaman atau hewan ternak. Padahal ada kabupaten yang sukses atasi kemiskinan hanya dengan program bagi-bagi ayam ke rumah tangga," ucapnya.
Menurut KDM, inisiatif TNI membuka dan membina lahan pertanian ini dinilai sebagai contoh konkret kepeloporan institusi negara dalam memandirikan masyarakat desa dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Dedi Mulyadi Minta Bupati dan Wali Kota Alokasikan 7,5 Persen APBD untuk Perbaikan Jalan |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Ultimatum Sopir & Pengusaha Tambang di Parung Panjang Blokade Jalan, Ancam Tutup Usaha |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Kebakaran Hebat di Purwakarta, Puluhan Kios Oleh-oleh Khas Priangan Hangus Terbakar |
![]() |
---|
Muprov Kadin Jabar Disepakati Usai Rekonsiliasi, Dorong Persatuan dan Kebersamaan |
![]() |
---|
1.038 Lansia Subang Rasakan Manfaat “Nyaah Ka Indung”, Inisiatif Dedi Mulyadi Ringankan Beban Lansia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.