Kisah Pilu SMA Swasta di Kota Bandung, Ada yang Baru Terima 12 Calon Murid Baru

Sepinya peminat sekolah swasta membuat khawatir target kinerja guru yang sudah sertifikasi tidak terpenuhi.

Tribun Jabar/Ahmad Imam Baehaqi
ILUSTRASI SPMB - Peserta mengikuti tes terstandar daerah SPMB tahap dua di SMAN 19 Bandung, Jalan Dago Pojok, Kota Bandung, Jumat (4/7/2025). Di sisi lain, SMA Pendidikan Membangun Bangsa (PMB) hingga kini baru menerima pendaftaran 12 calon murid baru. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - SMA Pendidikan Membangun Bangsa (PMB) hingga kini baru menerima pendaftaran 12 calon murid baru.

Kepala SMA Pendidikan Membangun Bangsa (PMB), Nurlaela, mengakui, kondisi itu membuatnya khawatir target kinerja guru yang sudah sertifikasi tidak terpenuhi.

Sebab, menurut dia, enam guru yang sudah sertifikasi di SMA PMB minimalnya harus mengajar selama 24 jam setiap pekannya untuk memenuhi target kinerjanya.

"Kami baru menerima 12 murid baru, dan pasti akan kesulitan bagi guru yang sertifikasi untuk memenuhi target kinerjanya," ujar Nurlaela saat dihubungi melalui sambungan teleponnya, Sabtu (5/7/2025).

Ia mengatakan, para guru sertifikasi di SMA swasta yang berlokasi di Jalan Arcamanik, Kota Bandung, tersebut, mau tidak mau harus mengajar di sekolah lain demi memenuhi target kinerja selama 24 jam perminggu.

Pasalnya, tugas sebagai wali kelas, pembina ekstrakurikuler, pembina osis, hingga lainnya nilai bobotnya hanya dua jam, dan tidak mungkin hanya diberikan kepada satu guru.

Karenanya, mereka harus memenuhi kekurangan jam mengajarnya di sekolah lain meski tidak menjamin 100 persen target kinerjanya langsung terpenuhi.

"Kan, sekolah (swasta) yang lain juga kondisinya sama-sama kekurangan murid baru, sehingga tidak mudah untuk mencari jam mengajar tambahan ini," kata Nurlaela.

Ia menyampaikan, minimnya jumlah siswa baru yang mendaftar ke SMA PMB baru terjadi tahun ini, karena dampak dari rencana penambahan jumlah rombongan belajar (rombel) di sekolah negeri.

Pada tahun lalu, SMA PMB menerima pendaftaran puluhan siswa baru yang dibagi menjadi dua rombel, tetapi kali ini hanya terdapat 12 siswa baru yang mendaftar.

Padahal, tahun ajaran baru akan dimulai tidak lama lagi, tetapi melihat minimnya jumlah siswa baru yang mendaftar di SMA PMB membuatnya cukup sedih.

"Kebijakan penambahan rombel dari 36 siswa menjadi 50 siswa di sekolah negeri ini seperti memadamkan nasib guru sertifikasi di sekolah swasta," ujar Nurlaela.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved