Operasi Dipimpin Kapolresta Cirebon, Polisi Amankan 8 Jukir Liar yang Bikin Resah di Trusmi

Aparat Kepolisian Resor Kota (Polresta) Cirebon mengamankan delapan juru parkir liar di kawasan wisata Trusmi, Kabupaten Cirebon.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Giri
Tribun Cirebon/Eki Yulianto
JUKIR LIAR - Aparat Kepolisian Resor Kota (Polresta) Cirebon mengamankan juru parkir liar dari kawasan wisata Trusmi, Kabupaten Cirebon, Jumat (4/7/2025). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Aparat Kepolisian Resor Kota (Polresta) Cirebon mengamankan delapan juru parkir liar di kawasan wisata Trusmi, Kabupaten Cirebon. Trusmi merupakan pusat batik terbesar di Jawa Barat.

Delapan juru parkir liar itu diamankan petugas dalam operasi penertiban yang menyasar dua titik rawan gangguan ketertiban, yakni perempatan lampu merah Weru dan sentra batik Trusmi.

Operasi yang dipimpin langsung Kapolresta Cirebon, Kombes Sumarni, ini melibatkan 23 personel gabungan dari berbagai satuan, termasuk Polsek Weru dan Plered, Sat Samapta, Reskrim, Lantas, hingga Intelkam dan Pam Obvit.

Delapan jukir liar yang diamankan rata-rata berasal dari desa-desa di sekitar Trusmi.

Aktivitas mereka kerap membuat wisatawan merasa tidak nyaman, mulai dari pungutan liar hingga pemicu kemacetan di sekitar lokasi belanja batik.

Baca juga: Hasil D Academy 7 Babak Top 40 Grup 3 Tadi Malam, Duet Bintang Cirebon dan Jakarta Buat Juri Terpana

"Kami ingin kawasan wisata Trusmi, sebagai gerbang masuknya wisatawan ke Cirebon, berada dalam kondisi tertib, bersih, dan nyaman,” ujar Sumarni kepada wartawan, Jumat (4/7/2025). 

Tak hanya para jukir liar, penertiban juga menyasar anak jalanan, komunitas punk, dan gelandangan-pengemis (gepeng) yang kerap terlihat berkeliaran di jalan dan kawasan publik.

Para penyintas jalanan ini dibawa untuk didata dan diberikan arahan agar mengikuti jalur pembinaan sosial. Mereka bukan semata-mata ditertibkan, tetapi juga diarahkan agar mendapat peluang hidup yang lebih layak.

“Tidak ada gangguan kamtibmas seperti anak-anak punk yang meminta-minta, tidur di trotoar, atau mengganggu pengguna jalan,” ucapnya. 

Ia juga menyampaikan, bahwa upaya ini tidak bisa diselesaikan oleh pihak kepolisian saja. Dibutuhkan sinergi lintas sektor agar hasilnya bisa lebih maksimal dan berkelanjutan.

"Diperlukan sinergi dengan Dinas Sosial, Satpol PP, dan Dinas Tenaga Kerja untuk pembinaan lanjutan, termasuk pelatihan keterampilan, penempatan kerja, atau rehabilitasi sosial,” jelas dia.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Gempol Cirebon, Penumpang Tewas di Tempat setelah Truk yang Dinaiki Seruduk Truk

Penertiban yang dilakukan secara rutin ini, lanjutnya, merupakan bagian dari strategi menciptakan suasana Cirebon yang kondusif, terutama di titik-titik strategis yang menjadi wajah daerah.

Polresta juga membuka ruang partisipasi warga dalam menjaga ketertiban lingkungan.

"Kami mengimbau masyarakat agar aktif melapor jika melihat praktik-praktik liar yang meresahkan. Tertib kota bukan hanya tugas polisi, tapi tanggung jawab bersama,” katanya.

Dia berharap, langkah ini tidak hanya menciptakan rasa aman bagi wisatawan, tetapi juga membuka peluang bagi masyarakat yang selama ini terpinggirkan agar bisa mendapatkan pembinaan yang lebih baik, sekaligus mendorong penataan kota yang lebih humanis dan berkelanjutan. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved