Kisah Dena Muhamad Ramdhan: Petugas Cleaning Service yang Kini Jadi Wakil Bupati Majalengka
Dena, Wakil Bupati Majalengka kelahiran Bandung 1989, memulai semuanya dari nol. Ia berasal dari keluarga sederhana, sangat sederhana.
Penulis: Adhim Mugni Mubaroq | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Kontributor Adim Mubaroq
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Tak perlu cerita dramatis untuk menyampaikan sebuah inspirasi. Cukup duduk satu jam bersama Dena Muhamad Ramdhan di kantor Tribun Cirebon, dan kita akan mengerti bahwa kerja keras, konsistensi, dan rasa syukur bisa membawa siapa pun jauh melebihi titik awalnya.
Dena, Wakil Bupati Majalengka kelahiran Bandung 1989, memulai semuanya dari nol. Ia berasal dari keluarga sederhana, sangat sederhana.
“Waktu SD, saya sering nggak bisa bayar uang sekolah. Pernah harus bawa surat tidak mampu biar bisa lanjut belajar,” katanya, santai.
Namun ia tak pernah menjadikan keadaan itu alasan untuk berhenti. Sejak remaja, ia sudah terbiasa mandiri. Jualan beras, gorengan, apa saja yang penting halal dan bisa membantu orang tuanya. Saat lulus SMA, ia bekerja sebagai cleaning service di sebuah asosiasi pengusaha.
“Kerja ya kerja. Saya nggak lihat gengsi, saya lihat tanggung jawab,” ujar Dena, tanpa sedikit pun nada penyesalan.
Yang menarik dari Dena bukan hanya keberaniannya mulai dari bawah, tapi konsistensinya dalam menjaga nilai. Sejak kecil, ia rutin menjalankan puasa sunah Senin-Kamis. Bukan karena ingin tampil religius, tapi karena baginya, itu cara untuk menjaga diri tetap kuat dan fokus.
Dari cleaning service, Dena perlahan membangun usaha. Gagal? Tentu. Tapi ia tidak pernah berhenti mencoba. Ia belajar dari setiap proses, bukan hanya dari hasil. Kini, ia dikenal sebagai pengusaha muda yang sukses dengan kekayaan pribadi mencapai miliaran rupiah. Namun yang lebih penting, ia tetap membumi.
Ketika dipercaya menjadi Wakil Bupati Majalengka, Dena menganggap itu bukan sebagai pencapaian pribadi, tapi amanah.
“Buat saya, ini bukan soal jabatan. Ini tentang memberi manfaat. Karena dulu saya tahu rasanya butuh bantuan,” katanya.
Kisah Dena adalah pengingat bagi siapa saja: bahwa kerja keras tidak selalu terlihat mencolok, tapi dampaknya bisa sangat nyata. Ia menunjukkan bahwa ketekunan, disiplin, dan rasa syukur bisa mengubah masa depan siapa pun, tanpa harus berpura-pura jadi orang lain.
Dena adalah bukti bahwa kita tidak perlu lahir dari tempat tinggi untuk bisa berdiri tegak. Cukup berani melangkah, tetap rendah hati, dan terus belajar. Dena pun kini sedang menempuh pendidikan selanjutnya.
2.700 Kasus TBC di Sumedang Sukses Ditangani, Wabup Fajar: Pemerintah Punya PR Edukasi |
![]() |
---|
Ratusan Pedagang Trusmi Direlokasi, Jalan Kiyai Abbas Menjelma Jadi Ikon Kuliner Malam Cirebon |
![]() |
---|
TOK Paripurna Pemkab dan DPRD Sepakati Hari Jadi Majalengka Berubah dari 7 Juni ke 11 Februari |
![]() |
---|
PTDI Bakal Dipindahkan ke BIJB Kertajati Majalengka, Dedi Mulyadi: Saya Punya Gagasan |
![]() |
---|
Respons Wabup Sukabumi Andreas soal Dedi Mulyadi Hentikan Bantuan Imbas Kasus Raya: Silakan Saja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.