Wagub Jabar dan Sekda Berseteru, Pengamat Nilai Harusnya Jadi Duet yang Saling Menopang

Asep Wahyu menilai Erwan Setiawan dan Herman Suryatman harusnya menjadi duet yang saling menopang. Yang terjadi, keduanya malah sempat berseteru.

|
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Giri
Dok. Tim Wagub Jabar
BERPELUKAN - Sekda Jabar, Herman Suryatman (ketiga dari kiri), dan Wagub Jabar, Erwan Setiawan, berpelukan saat bertemu di DPRD Jabar, Selasa (1/7/2025). Keduanya berdamai setelah berseteru. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerhati masalah sosial politik dan pemerintahan lokal, Asep Wahyu, menilai Erwan Setiawan dan Herman Suryatman harusnya menjadi duet yang saling menopang. Namun, Wakil Gubenur Jabar dan Sekda Jabar itu justru berseteru.

Asep Wahyu atau kerap disapa Asway ini menilai isu perseteruan tersebut bukanlah sekadar gesekan biasa antarpejabat, melainkan sinyal retaknya komunikasi dan koordinasi di level tertinggi pemerintahan provinsi.

"Seharusnya menjadi duet yang saling menopang dalam menggerakkan roda pemerintahan. Namun, yang terjadi justru sebaliknya," ucap Asep, Selasa (1/7/2025). 

Namun, dia menilai, perbedaan pandangan adalah hal biasa dalam pemerintahan. Tetapi jika tidak dikelola secara bijak, konflik bisa meluas dan menimbulkan ketegangan struktural di tubuh birokrasi.

Dia menyebut paling dirugikan tentu bukan para elite, melainkan masyarakat luas yang berharap pemerintah bekerja dengan kompak, cepat, dan responsif.

Selain itu, ketegangan elite di lingkup Pemprov Jabar bukan semata soal pribadi, tetapi membawa dampak struktural yang serius. Birokrasi terancam terpolarisasi. Aparatur sipil bisa terbelah loyalitasnya—bukan pada sistem, tetapi pada figur. Lebih dari itu, katanya, netralitas birokrasi menjelang Pemilu 2029 bisa terganggu. 

Baca juga: Iswara Ungkap Update Perseteruan Wagub Jabar dengan Sekda, Dibawa ke Ruangannya Sebelum Rapat

"Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah pemilih terbesar di Indonesia memiliki peran sentral dalam proses demokrasi nasional. Maka, ketegangan di level atas menjadi ancaman nyata bagi kelancaran dan integritas Pemilu," katanya.

Kemudian, stagnasi kebijakan dan kebingungan koordinasi dapat memperlambat realisasi program pembangunan daerah. Dalam konteks pemulihan ekonomi dan penanganan dampak perubahan iklim, kata Asway, Jawa Barat, justru membutuhkan sinergi antar unsur pimpinan, bukan pertarungan tersembunyi yang melemahkan kinerja pemerintahan.

FOTO BERSAMA - Sekda Jabar, Herman Suryatman (ketiga dari kiri) dan Wagub Jabar, Erwan Setiawan (keempat dari kiri), foto bersama jajaran pimpinan DPRD Jabar, Selasa (1/7/2025).
FOTO BERSAMA - Sekda Jabar, Herman Suryatman (ketiga dari kiri) dan Wagub Jabar, Erwan Setiawan (keempat dari kiri), foto bersama jajaran pimpinan DPRD Jabar, Selasa (1/7/2025). (Dok. Tim Wagub Jabar)

"Masyarakat Jawa Barat tentu tidak menuntut kesempurnaan dari para pemimpinnya. Namun, yang mereka butuhkan adalah kepastian arah kebijakan, stabilitas birokrasi, dan keharmonisan kepemimpinan. Rekonsiliasi internal, penegasan peran kelembagaan, dan pembagian tugas yang jelas harus segera dilakukan sebelum situasi ini menjelma menjadi krisis kredibilitas yang lebih dalam," ujarnya.

Sudah selesai

Perseteruan antara Erwan dan Herman sudah selesai. Erwan mengaku sudah bertemu dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Herman Suryatman, pada Senin (30/6/2025) malam.

Pertemuan di rumah dinas Wakil Gubernur Jabar itu membahas tentang konflik yang terjadi di antara keduanya. 

Setelah itu, keduanya bertemu lagi pada agenda rapat paripurna di Gedung DPRD Jabar, Selasa (1/7/2025). 

Sebelum rapat dimulai, Erwan dan Herman sempat bertemu di pintu masuk ruang rapat dan bersalaman. 

Keduanya kemudian dibawa ke ruang pimpinan DPRD Jabar oleh Wakil DPRD Jabar, MQ Iswara. 

Ditemui seusai rapat paripurna, Erwan mengaku konflik dengan Herman sudah selesai. 

“Sudah aman, beres. Tadi malam kita sudah berbicara panjang lebar,” ujar Erwan, Selasa. 

Erwan pun mengaku sudah memberikan arahan kepada Sekda agar bekerja seusai tugas pokok dan fungsi masing-masing. 

Baca juga: Awal Mula Keretakan Hubungan Sekda Jabar dengan Wagub, Tangan Kanan Dedi Mulyadi Buat Erwan Kesal

“Sekarang saatnya bekerja bersama Gubernur, Wakil Gubernur, dan Sekda serta seluruh OPD di Jabar. Kita bersatu membangun Jawa Barat Istimewa,” ucapnya. 

Sementara dengan Gubernur Jabar, Erwan mengaku baru diagendakan bertemu dalam waktu dekat ini.

“Belum, belum. Baru hari ini mau komunikasi dengan Gubernur. Tapi sudah clear,” ucapnya.

Sebelumnya, Erwan mengungkapkan kekesalannya terhadap Sekda Jabar, Herman Suryatman, seusai rapat di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (30/6/2025).

Erwan menyebut jika Sekda Jabar sudah melampaui kewenangannya sebagai ASN. Sebab, banyak pekerjaan yang harusnya menjadi tugas Wagub, diambil alih oleh Sekda. 

Menurutnya, Sekda sebagai ASN harusnya lebih banyak bekerja di kantor untuk mengonsolidasikan kepala dinas atas temuan gubernur dan wakilnya di lapangan. 

"Sebenarnya perlu dipahami, namanya sekretaris daerah itu mengoordinir sekretariat daerah. Seharusnya Pak Sekda selalu ada di kantor. Pak Gubernur di lapangan, saya ke lapangan," ujar Erwan, di Gedung Sate, Senin (30/6/2025). 

Tak cuma itu, Erwan mengaku tidak diberikan informasi soal pelantikan sejumlah kepala dinas di lingkungan Pemprov Jabar. 

CIPIKA CIPIKI - Wakil Gubernur Jabar, Erwan Setiawan bersalaman dengan Sekretaris Daerah, Herman Suryatman di Gedung DPRD Jabar, Selasa (1/7/2025) di tengah perseteruan keduanya.
CIPIKA CIPIKI - Wakil Gubernur Jabar, Erwan Setiawan bersalaman dengan Sekretaris Daerah, Herman Suryatman di Gedung DPRD Jabar, Selasa (1/7/2025) di tengah perseteruan keduanya. (nazmi abdurrahman/tribun jabar)

"Mohon maaf ya, di sini enggak apa-apa, terserah sampaikan. Saya sangat kecewa, ini akumulasi dari kekecewaan saya. Beberapa kali ada pelantikan kepala dinas, jangankan dilibatkan, diberitahu saja saya tidak," katanya. 

Padahal, kata dia, tugas sekretaris daerah salah satunya menginformasikan kepada gubernur dan wakil gubernur, termasuk rotasi dan mutasi jabatan kepala dinas.

Baca juga: Beda Gesture Herman Suryatman dan Erwan Setiawan saat Rapat Paripurna di Tengah Perseteruan Keduanya

"Kan seharusnya seorang sekda itu memberitahu, minimal ngasih tahu lah, Pak hari ini akan ada pelantikan dinas ini, dinas itu. Saya tidak pernah diinformasikan. Silakan Pak Gubernur dan Pak Sekda yang ngatur itu. Tapi minimal saya dikasih tahu," ucapnya. 

Sebenarnya, Erwan dan Herman sudah bekerja sama saat sama-sama di Sumedang. Erwan menjadi wakil bupati dan Herman menjadi sekda.

"Ketika ingin jadi Sekda Sumedang, dia memelas tengah malam ke rumah saya. Bupati saat itu tidak mau Herman menjadi sekda. Saya tiga kali lobi bupati untuk menerima Saudara Herman jadi sekda," ucap Erwan. 

Erwan menegaskan, sekda bukan tak boleh kerja di lapangan.

"Tetapi, ya sekda itu kan seharusnya mengoordinasi, rapim dengan kepala dinas, bagaimana mengoordinasikan program-program yang dibuat oleh Pak Gubernur, oleh saya. Bukan di lapangan," kata Erwan.

Dengan banyaknya sekda turun ke lapangan, Erwan menilai hal itu sudah mengambil peran yang seharusnya dilakukannya.

"Sekda itu jangan seperti itu loh. Jangan ambil alih kerjaan orang. Sementara kerjaan sendiri enggak dikerjakan. Mohon maaf. Saya selama ini diserang oleh netizen-netizennya sekda. Silakan serang lagi saya sekarang, saya enggak takut," katanya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved