Beda Malam 1 Suro dan 1 Muharram, Keramat Menurut Tradisi tapi Dirayakan Umat Islam, Punya Pantangan

1 Muharram Momen Tahun Baru Islam bersamaan dengan momen spesial Masyarakat Jawa. Menurut tradisi Jawa, 1 Suro bukan tanggal sembarangan.

Kolase: Disney+ Hotstar - Tribun Sumsel
MALAM 1 SURO - Mengenal Malam 1 Suro dan 1 Muharram serta mitos hingga tradisinya 

TRIBUNJABAR.ID - Umat Muslim sbentar lagi menghadapi momen spesial di akhir bulan Juni 2025. Momen tersebut adalah 1 Muharram 1447 Hijriah.

Rupanya, momen tersebut bersamaan dengan waktu spesial bagi umat muslim, tetapi juga masyarakat Jawa, yaitu 1 Suro 2025.

Menurut tradisi Jawa, 1 Suro bukan tanggal sembarangan.

Waktu 1 Suro dinilai eramat dan dipercaya ada magis khusus.

Baca juga: Bayi Kembar 5 Lahir saat 1 Suro di Indramayu, 4 Perempuan dan 1 Laki-laki

Dilansir dari Tribun Medan, yang masih memegang tradisi percaya ada sejumlah pantangan pada saat 1 Suro.

Pantangan tersebut bisa mendatangkan kesialan bila dilanggar.

Sementara itu, bagi umat muslim, 1 Muharram merupakan waktu penanda hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinnah pada 622 Masehi.

Umat Islam pun menjadikan sebagai awal penanggalan untuk memudahkan sistem penanggalan yang baku, terutama setelah menerima surat dari Abu Musa Al-Asyari.

Waktu 1 Muharram pun dikenal sebagai Tahun Baru Islam.

Tak sedikit umat Islam yang merayakannya, termasuk dengan pawai obor.

Mengenal 1 Suro dan 1 Muharram

1 Suro 2025

1 Suro 2025 dapat dipastikan jatuh pada tanggal 27 Juni 2025.

Lalu bagaimana dengan Malam 1 Suro?

Apakah penanggalannya sama?

Bila melihat kalender Jawa dan Primbon Jawa, Malam 1 Suro itu jatuh pada malam sebelum tanggal 1 Suro.

Artinya, Malam 1 Suro akan jatuh pada tanggal 26 Juni 2025.

Malam 1 Suro terjadi mulai selepas matahari terbenam pada hari Kamis malam, 26 Juni 2025.

Terdapat sejumlah pantangan saat malam 1 Suro. Apa saja?

1. Pantangan Keluar Rumah

Masyarakat Jawa umumnya menghindari keluar rumah pada malam 1 Suro karena diyakini banyak makhluk halus berkeliaran.

Keluar rumah tanpa keperluan dianggap bisa mendatangkan kesialan atau gangguan gaib.

Baca juga: 40 Poster Menarik Tahun Baru Islam 2025 1 Muharram 1447 H Gratis, Download untuk Ucapan di WA

2. Tidak Mengadakan Pesta atau Hajatan

Menggelar pesta besar seperti pernikahan atau sunatan pada malam 1 Suro dianggap tabu dan dapat membawa malapetaka.

Tradisi ini berakar sejak masa Sultan Agung yang mengimbau rakyatnya untuk berdoa dan menyepi di malam tersebut.

3. Larangan Membangun atau Pindah Rumah

Memulai pembangunan atau pindah rumah pada malam 1 Suro diyakini dapat mengundang kesialan seperti penyakit, penderitaan, atau rezeki terhambat.

4. Tidak Boleh Bicara atau Berisik

Beberapa komunitas melakukan ritual bisu (diam tanpa bicara) pada malam 1 Suro sebagai bentuk pengendalian diri dan penghormatan terhadap leluhur.

Selain itu, berbicara kasar atau berkata buruk diyakini dapat menjadi kenyataan dan mendatangkan hal negatif.

5. Menghindari Keramaian dan Suara Berisik

Menjaga ketenangan dan suasana khidmat sangat dianjurkan.

Keributan atau suara bising dianggap mengganggu energi spiritual malam yang sakral ini.

6. Menjaga Lisan dan Perilaku

Masyarakat dianjurkan untuk menghindari ucapan negatif, kasar, atau hal-hal yang dapat menarik energi buruk.

Ada kepercayaan bahwa ucapan buruk pada malam ini bisa menjadi kenyataan.

Baca juga: 30 Gambar Tahun Baru Islam 2025 1 Muharram 1447 H Gratis dan Menarik, Download untuk Ucapan

Kebiasaan yang Dilakukan

Berdiam diri di rumah, memperbanyak doa dan tirakatan.

Melakukan introspeksi dan pengendalian diri.

Melaksanakan ritual khusus seperti "Tapa Bisu" (diam tanpa bicara) terutama di lingkungan Keraton.

Menghormati leluhur dan dunia gaib dengan menjaga kesucian malam tersebut.

Tradisi Tahun Baru Islam

Di Indonesia, terdapat sejumlah tradisi dalam menyambut Tahun Baru Islam atau 1 Muharram.

Berikut ini beberapa tradisi yang masih ada hingga saat ini. 

1.Pawai Obor

Di banyak daerah di Indonesia, masyarakat mengadakan pawai obor yang melibatkan anak-anak hingga orang dewasa.

Mereka mengenakan pakaian Muslim dan membawa obor sambil berjalan mengelilingi lingkungan, sambil melantunkan sholawat dan doa.

Pawai ini melambangkan penerangan hati dan semangat menyambut tahun baru Islam.

2. Doa Bersama dan Pengajian

Kegiatan doa bersama dan pengajian digelar di masjid, musala, sekolah, dan kantor-kantor sebagai bentuk refleksi dan permohonan keberkahan di tahun baru.

Umat Islam dianjurkan membaca doa akhir tahun setelah Asar dan doa awal tahun setelah Magrib pada malam 1 Muharram.

3. Tradisi Membuat Bubur Suro

Di beberapa daerah seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah, masyarakat membuat bubur merah dan bubur putih secara bergotong royong.

Bubur ini kemudian disantap bersama sebagai simbol mempererat tali silaturahmi dan kebersamaan.

4. Kirab Kebo Bule

Tradisi ini digelar di daerah Jawa, terutama di Solo, sebagai bagian dari peringatan malam 1 Suro (1 Muharram).

Kirab ini melibatkan arak-arakan pusaka dan simbol budaya untuk menjaga tradisi dan nilai-nilai Islam yang menyatu dengan budaya Jawa.

5. Tapa Bisu

Di Yogyakarta, ada tradisi tapa bisu, yaitu ritual keliling benteng keraton tanpa berbicara sepatah kata pun.

Ini merupakan bentuk pengendalian diri dan penghormatan spiritual di malam 1 Muharram.

Baca juga: Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Muharram 1446 H, Dilakukan Mulai 19 Juli 2024, Lengkap Bacaan Niat

6. Sedekah Gunung Merapi

Masyarakat di sekitar Gunung Merapi, seperti di Boyolali, mengadakan tradisi sedekah dengan melarung kepala kerbau dan hasil bumi sebagai bentuk syukur dan doa agar diberi keberkahan di tahun baru.

7. Santunan Anak Yatim dan Kegiatan Sosial

Beberapa komunitas juga mengadakan santunan anak yatim dan kegiatan sosial sebagai wujud kepedulian dan memperkuat ikatan sosial dalam menyambut tahun baru Islam.

 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul 1 Suro 2025 yang Bertepatan dengan 1 Muharram 1447 Hijriah, Ini Pantangan Menurut Tradisi Jawa

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved