Bupati Bandung Bantah Tolak Program Barak Militer: Magrib Mengaji Jadi Langkah Awal

Dadang Supriatna menjelaskan bahwa kegiatan Magrib Mengaji ini memiliki dampak positif dalam membentuk pribadi anak.

Tribunjabar.id / Adi Ramadhan Pratama
WAWANCARA - Bupati Bandung Dadang Supriatna. Bupati Bandung, Dadang Supriatna memberikan klarifikasi terkait pemberitaan di sejumlah media yang dinilainya tidak menyajikan informasi secara utuh. 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Bupati Bandung, Dadang Supriatna memberikan klarifikasi terkait pemberitaan di sejumlah media yang dinilainya tidak menyajikan informasi secara utuh.

Hal tersebut menurut Dadang, pemberitaan itu telah menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat dan berpotensi membentuk opini yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Dengan adanya hal itu, Dadang menyampaikan bahwa dirinya merasa perlu memberikan klarifikasi terkait isu yang berkembang, khususnya menyangkut mengenai programnya yaitu Magrib Mengaji.

Baca juga: Program Barak Militer Dedi Mulyadi Belum Diterapkan di Kabupaten Bandung, Bupati Beberkan Alasannya

"Perlu saya tegaskan bahwa saya tidak menolak program pembinaan pelajar bermasalah di barak militer sebagaimana digagas oleh Gubernur Jawa Barat, KDM. Bahkan, kami di Kabupaten Bandung telah menyiapkan Barak Militer di Yonif 330 Nagreg sebagai bentuk kesiapan jika langkah tersebut diperlukan," ujarnya.

Dirinya juga menyayangkan adanya penyampaian informasi yang dianggap tidak proporsional oleh oknum media. Di mana beberapa kutipan pernyataannya, kata Dadang, telah disampaikan secara tidak utuh.

"Yang saya sampaikan adalah bahwa program Magrib Mengaji dapat menjadi alternatif terlebih dahulu, sebagai bagian dari upaya pembinaan karakter anak-anak dan pelajar yang dinilai nakal atau bermasalah," katanya.

"Kita berharap, sebelum sampai pada tahap pengiriman ke barak, anak-anak ini dapat dibina melalui pendekatan nilai-nilai keagamaan dan kedekatan sosial," ucapnya.

Dadang menjelaskan bahwa kegiatan Magrib Mengaji ini memiliki dampak positif dalam membentuk pribadi anak. Program tersebut, tegasnya, berbasis pada nilai agama dan peran aktif guru ngaji.

Dadang pun mengakui, penempatan pelajar bermasalah di barak militer memiliki nilai positif, salah satunya pembentukan disiplin dan karakter. Akan tetapi, tidak akan selamanya anak berada di barak militer. 

"Artinya pemda sebagai kepanjangan tangan dari provinsi siap berkolaborasi, karena mencerdaskan kehidupan bangsa baik itu spiritual, emosional, moral, kognisi, tidak bisa oleh perseorangan. Karena menjaga generasi selanjutnya adalah tugas bersama, apalagi guru dan orangtua anak," ucapnya.

Lebih lanjut, Dadang menjelaskan program Magrib Mengaji bukanlah hal baru. Meski demikian, terdapat sejumlah anak yang belum terbiasa atau kesulitan mengikuti kegiatan tersebut di masjid sekitar rumah.

"Artinya, pemerintah akan mendorong secara regulasi agar anak bisa rajin mengaji. Seperti penilaian non kognisi di lingkungan rumah atau keluarga. Jadi pemerintah daerah akan meminta bantuan orang tua untuk bersama mengontrol anak-anak," ujarnya.

Dadang mengungkapkan situasi di Kabupaten Bandung saat ini masih relatif kondusif dan tidak terjadi tawuran pelajar seperti di daerah lain. Bahkan sejak tiga tahun terakhir, Pemkab telah melakukan berbagai langkah konkret untuk membentuk karakter generasi muda.

Di antaranya melalui tiga program muatan lokal di jenjang TK, SD, dan SMP, yakni Pendidikan Pancasila dan UUD 1945, Pendidikan Bahasa dan Budaya Sunda, serta Pendidikan Mengaji dan Hafalan Al-Qur’an.

Baca juga: Lima Tahun Dony-Erwan di Sumedang, Aktifkan Magrib Mengaji hingga Guru Ngaji Terdaftar BPJS

"Dengan adanya pendidikan muatan lokal ini, guru ngaji datang ke sekolah dalam rangka membentuk karakter anak bangsa kita di masa yang akan datang yang berkarakter dan berakhlakul karimah," ucapnya.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap guru ngaji, pihakmya telah memberikan insentif kepada 17.000 guru ngaji dengan total anggaran Rp109 miliar per tahun, anggaran insentif terbesar untuk guru ngaji di Indonesia.

"Program pemberian insentif guru ngaji ini sudah berjalan sejak awal saya dilantik menjadi Bupati Bandung," katanya.

Terlepas dari itu semua Dadang mengimbau masyarakat untuk tidak mudah tergiring opini dan framing pemberitaan yang tidak utuh.

"Mari kita tetap menjaga suasana yang kondusif, saling menghargai, dan fokus pada tujuan bersama yaitu membentuk generasi Kabupaten Bandung yang berakhlakul karimah. Hatur nuhun," ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved