Pemprov Jabar Perluas Penggunaan PLTS Atap Demi Kemandirian Energi dan Lingkungan

Pada tahun 2024, pengguna PLTS Atap tercatat sebanyak 1.501, dan angka ini bertambah menjadi 1.580 pengguna pada Februari 2025.

Dok. PLN
ILUSTRASI - Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung atau Floating Solar PV Cirata berkapasitas 192 megawatt peak (MWp) seluas 200 hektare. PLTS ini dibangun di atas Waduk Cirata dan akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat, melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), terus berupaya mengakselerasi penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap sebagai bagian dari komitmen terhadap energi terbarukan.

“Pengguna PLTS Atap di Jabar terus mengalami peningkatan,” ungkap Kepala Dinas ESDM Jabar, Bambang Tirtoyuliono, yang didampingi Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Jawa Barat, Permadi Mohamad Nurhikmah, di Bandung, Selasa, 10 Juni 2025.

Bambang memaparkan bahwa jumlah pengguna PLTS Atap di Jawa Barat mencatat pertumbuhan signifikan. Pada tahun 2024, pengguna PLTS Atap tercatat sebanyak 1.501, dan angka ini bertambah menjadi 1.580 pengguna pada Februari 2025. Kapasitas daya yang dihasilkan pun meningkat, mencapai total 110 Mega Watt.

Pengguna PLTS Atap di Jawa Barat mencakup berbagai sektor, seperti rumah tangga, industri, bisnis, hingga fasilitas pendidikan dan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi ramah lingkungan ini semakin diterima oleh masyarakat dari berbagai kalangan.

PLTS Atap sendiri merupakan sistem pembangkit listrik yang memanfaatkan energi matahari. Panel surya dipasang pada bagian atas bangunan, seperti atap, untuk menangkap sinar matahari yang kemudian dikonversi menjadi energi listrik.

Bambang menjelaskan manfaat utama dari sistem ini. “Sistem ini akan bermanfaat antara lain dapat mengurangi tagihan listrik bulanan, memberikan kemandirian energi, dan mengurangi karbon,” ujarnya.

Keunggulan lain dari PLTS Atap adalah fleksibilitas pemasangannya. Tidak seperti pembangkit listrik tenaga surya konvensional yang memerlukan lahan luas, panel surya ini bisa dipasang di berbagai bagian bangunan, termasuk dinding atau area lain yang sesuai.

Energi yang dihasilkan oleh PLTS Atap dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan demikian, pengguna dapat mengurangi ketergantungan terhadap pasokan listrik dari PLN. Hal ini menjadi solusi untuk mencapai kemandirian energi, terutama bagi rumah tangga dan bisnis kecil.

Sebagai sumber energi terbarukan, PLTS Atap memiliki keunggulan dalam aspek lingkungan. Sistem ini tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca atau polusi lainnya, sehingga turut berkontribusi pada upaya mitigasi perubahan iklim. Penggunaan PLTS Atap menjadi langkah konkret dalam mendukung pelestarian lingkungan hidup.

Dengan semakin banyaknya rumah dan bangunan yang memanfaatkan teknologi ini, kontribusi dalam menurunkan emisi gas rumah kaca pun semakin besar. Hal ini sejalan dengan visi Pemerintah Jawa Barat untuk menciptakan wilayah yang lebih hijau dan berkelanjutan.

“PLTS Atap merupakan solusi untuk memanfaatkan energi matahari, efisiensi biaya listrik, dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan serta konservasi energi di Jabar,” jelas Bambang.

Melalui pengembangan PLTS Atap, Jawa Barat tidak hanya berusaha mencapai target energi terbarukan, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya energi ramah lingkungan sebagai bagian dari gaya hidup masa kini.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved