Ormas GPK Tendangi Mobil TNI di Magelang, Anggota DPR RI Tak Terima, Minta Polisi Tangkap

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengecam para oknum ormas yang masih menggunakan cara premanisme.

Editor: Ravianto
Capture video
Potongan video yang memperlihatkan cekcok antara anggota ormas GPK dengan anggota TNI di Jalan Raya Magelang-Purworejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada Rabu, 28 Mei 2025. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Video bentrokan antara Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) Aliansi Tepi Barat dan dua batalyon infanteri Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, viral di media sosial.

Insiden tersebut terjadi pada Rabu (28/5/2025), dan terekam terjadi di dua lokasi: pertigaan Brojonalan, Kecamatan Borobudur, dan Tugu Bunderan Salaman.

Insiden ini bermula di Pertigaan Salaman, Magelang, Jawa Tengah, saat anggota GPK berpapasan dengan anggota TNI Yonif 403.

Ketegangan meningkat ketika anggota GPK menggeber knalpot, memicu reaksi anggota TNI yang turun dari truk.

Dalam video lain juga memperlihatkan seorang anggota ormas GPK terlibat cekcok dengan anggota TNI, bahkan menendangi mobil dinas TNI.

Meskipun situasi sempat memanas, bentrokan fisik dapat dihindari dan TNI berusaha menertibkan anggota GPK yang terlibat.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengecam para oknum ormas yang masih menggunakan cara premanisme.

“Ormas kan harusnya menjadi mitra masyarakat dan negara, tapi kalau justru menyebar ketegangan, sok jagoan, maka harus ditertibkan."

"Selain itu, sikap mereka yang memprovokasi tentara dengan menggeber-geber motor bahkan sampai menendang mobil ini sangat tidak bisa diterima karena provokasi seperti ini sangat bisa berujung bentrok," kata dia kepada wartawan, Selasa (3/6/2025).

"Jangan sampai masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap negara karena negara dianggap membiarkan premanisme berbaju organisasi,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Sahroni meminta pihak kepolisian meringkus para provokator yang menyulut kerusuhan tersebut.

“Jadi saya minta polisi segera tangkap para provokator di video itu. Kita tidak bisa bersikap permisif terhadap bentuk-bentuk penghadangan, pelecehan, atau konfrontasi terhadap aparat negara. Dan kita juga sedang gencar-gencarnya menertibkan oknum ormas seperti ini. Jadi sekalian sikat aja semuanya biar paham aturan,” pungkasnya.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved