Gunung Tangkubanparahu Alami Gempa 100 Kali dalam Sehari, Biasanya di Bawah 10 Kali

Aktivitas vulkanik di Gunung Tangkuban Perahu meningkat drastis. Akibatnya, gempa frekuensi rendah atau Law Frequency (LF).

Tribun Jabar/Rahmat Kurniawan
KONDISI KAWAH RATU - Kondisi terkini Kawah Ratu dan aktivitas wisatawan di Gunung Tangkuban Parahu, Selasa (3/6/2025). Tribun Jabar/Rahmat Kurniawan 

Laporan kontributor Tribunjabar.id Rahmat Kurniawan 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Aktivitas vulkanik di Gunung Tangkubanparahu meningkat drastis. Akibatnya, gempa frekuensi rendah atau Law Frequency (LF) yang terjadi di Gunung Tangkuban Perahu mencapai 100 kali per hari.

Ketua Tim Kerja Gunung Api Badan Geologi, Heruningtyas Desi Purnamasari mengatakan bahwa, gempa frekuensi rendah di Tangkuban Perahu biasanya tidak mencapai 10 kali dalam sehari.

“Gempa frekuensi rendah biasanya kisaran di bawah 10, kemarin gempa LF 100 kali kejadian, hari ini 134 kali,” kata Heruningtyas di Pos  Pengamatan Gunung Api Tangkubanparahu, Selasa (3/6/2025).

Heruningtyas mendorong masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya erupsi Gunung Tangkubanparahu. Pasalnya, peningkatan aktivitas vulkanik saat ini mirip dengan tanda-tanda sebelum terjadinya erupsi freatrik Gunung Tangkuban Perahu di tahun 2019.

“Masyarakat diminta untuk tetap waspada, mengingat kejadian erupsi di tahun 2019, kita harus mengantisipasi sewaktu-waktu adanya erupsi,” ujarnya.

Dia tak menampik jika peningkatan aktivitas vulkanik secara signifikan baru kembali terjadi sejak tahun 2019.

“Iya betul, dari tahun 2019 sampai saat ini, ini yang cukup signifikan untuk gempa law frekuensi dan gempa hembusan,” tandasnya. (*)

Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.

IKUTI CHANNEL WhatsApp TribunJabar.id untuk mendapatkan berita-berita terkini via WA: KLIK DI SINI

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved