Syarif Bastaman Sebut China Jadi Kekuatan Luar Biasa Karena Jalankan Konsep Trisakti dan Pancasila

Syarif Bastaman berharap Pancasila dapat di implementasikan dalam sebuah tindakan nyata ketimbang hanya dibahas dalam sebuah ide maupun gagasan.

istimewa
TRISAKSTI DAN PANCASILA - Para peserta Seminar Nasional Majelis Musyawarah Sunda (MMS) dalam rangka memeringati Hari Lahir Pancasila di Gedung UNPAD, Jalan Dipatikur, Minggu (1/56/2025). Dalam seminar ini dijelaskan tentang perlunya menerapkan konsep Trisakti dan Pancasila. 

Dengan selesainya permasalahan di Tatar Sunda, hal tersebut  sudah menjadi bentuk perhatian terhadap negara karena Tatar Sunda mencakup sebagian penduduk Indonesia dengan jumlah kurang lebih sebanyak 50 juta jiwa.  

Baca juga: Satu Rumah di Kota Bandung Ambruk karena Cuaca Ekstrem, Farhan Minta Warga Waspada Perubahan Cuaca

"Kalau menanyakan bagaimana kita (Urang Sunda)  harus terus berkontribusi terhadap Indonesia setelah terwujudnya Pancasila salah satunya berbenah saja di Tatar Sunda, dengan menyelesaikan masalah di daerah yang jumlah penduduknya  mencapai 50 juta tentu sebagian permasalahan di Indonesi akan ikut selesai," ucap Ganjar.

Menurut Ganjar, dalam urusan melahirkan gagasan Pancasila, masyarakat tidak pernah sekalipun kehabisan ide, akan tetapi, ia merasa, masih belum banyak diantara pihak yang berhasilkan mengimplementasikan semua gagasan tersebut.

Oleh karena itu, ia berharap, hal tersebut dapat  menjadi perhatian bagi MMS dalam menyikapi momen Hari Lahir Pancasila ini, tentu dengan melakukan sebuah tindakan yang lebih mengarah kepada tindakan nyata.

"Ini menjadi persoalan yang harus menjadi perhatian juga bagi MMS, urang resep ngariung tapi prakna naon? (Kita senang berdiskusi tapi tindakannya apa?) Begitu juga dengan gagasan pancasila harus menjadi ideologi tindakan, apa benar Pancasila sudah menjadi ideologi tindakan atau belum? Karena praktik korupsi masih dimana-mana," tegasnya.

Sebagai informasi acara Seminar Nasional MMS Meneguhkan Pengamalan Pancasila Dalam Tata Kelola Negara "Pamikiran Kabangsaan Jeung Kanagaraan Ki Sunda Keur Indonesia"  tidak hanya di hadiri beberapa narasumber saja seperti , Guru Besar Sejarah UNPAD Prof Dr. Reiza D. Deinaputra, Rektor Universitas Koperasi Indonesia (IKOPIN), Prof Dr.Ir. Agus Pakpahan dengan moderator, CEO Koran Gala, Noe Firman.

Melainkan juga turut dihadiri Ketua DPRD Jabar, Buky Wikagoe, Wakil Ketua DPRD Jabar Ono Surono dan Kesra Pemprov Jabar Asep Sukmana.

Selain itu seminar ini juga dihadiri keluarga tokoh pahlawan nasional dari Tatar Sunda sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi mereka dalam sejarah pendirian bangsa. Di antaranya keluarga besar Inggit Garnasih (diwakili Tito Asmarahadi), KH. Ahmad Sanusi (Neni Fauziyah), serta turunan dari R.A.A. Wiranatakusumah, Mr. Iwa Koesoemasumantri, dan lainnya.

Dalam kesempatan ini, Guru Besar UNPAD sekaligus ketua TP2GD sekaligus  Prof Dr. Reiza D. Deinaputra telah menerangkan bagaimana peran serta Urang Sunda dalam turut serta melahirkan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia dimana ia juga menyebut secara histori, tanggal 1 Juni 1945 merupakan hari lahirnya konsep Pancasila.

Sedangkan Hari Lahir Pancasila yang dikenal saat ini disebut jatuh pada tanggal 18 Agustus 1945.

Baca juga: ASEAN All Stars Menang, Justru Kakang, Riski dan Timnas Indoneisa yang Disorot Media Inggris

"Kapan hari lahir Pancasila? Maka  kita bicara bicara tentang dua hal ini. Jadi kalau kita bicara 1 Juli, itu betul hari lahir Pancasila tapi koma (belum selesai), meskipun Kepres 24/2016 menyebutkan rentan peristiwa, tapi tidak jernih menjelaskannya seperti apa,"  

"Tapi kalau kita bicara historisitas, maka 1 Juni itu hari lahir Pancasila, koma sebagai istilahnya konsepnya. Dan kalau kita bicara hari Pancasila yang sebenarnya, maka mau tidak mau yang betulnya adalah adalah 18 Agustus 1945. Karena itulah Pancasila sebagaimana yang kita kenal sekarang," ujar Reiza.

Mengenai kiprah Urang Sunda dalam masa kelahiran Pancasila, Reiza mengungkapkan setidaknya ada  7 orang Sunda yang menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Mereka adalah Abdul Halim, Raden Oto Iskandar Di Nata, Raden Djenal Asikin Widjaja Koesoema, Raden Kosoemaatmadja, Raden Asikin Natanegara, Raden Samsoedin, dan Ahmad Sanoesi.

Sementara itu, Buky Wikague meneybut implementasi Pancasila yang sedang banyak digalakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi adalah menerapkan Panca Waluya, yakni sikap bener (benar), bageur (baik), cageur (sehat), pinter (pintar), dan singer (kreatif).

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved