Optimalisasi Platform Digital, Basreng Sultan Asal Bandung Tembus Pasar Global
Optimalisasi platform digital wajib dilakukan pelaku UMKM untuk memperkuat usahanya. Aktivitas live shopping menjadi pilihan banyak UMKM modern.
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Optimalisasi platform digital untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memasarkan produk, menjadi langkah tepat di era serba cepat. Melalui pasar digital, mereka mampu menjangkau pelanggan lebih luas.
Yuli Sri Nuraeni (31), tampak sudah sibuk sejak pagi. Matanya fokus menatap kaca, menata rambut hingga menambahkan gincu di bibirnya agar tampak lebih segar.
Setelah merasa penampilannya pantas, Yuli mengambil tripod dan memasang ponsel di atasnya. Yuli duduk setara dengan ponsel, menata pencahayaan dan mulai beraksi, menawarkan bakso goreng (basreng) dagangannya via lokapasar Shopee live.
”Halo Assalamualaikum, pagi guys, basreng sultan Bandung mau kasih harga murah lagi nih. Dibantu tap-tap layarnya dulu dong guys,” ujar Yuli, memulai penawaran dari rumah produksinya, di Jalan Villa Bandung Indah, Kampung Manjah Beureum, Kabupaten Bandung, Jumat (30/5/2025).
Yuli bercuap-cuap tak henti, sambil menggonta-ganti produknya dengan cekatan. Tanpa naskah dan catatan, Yuli mendeskripsikan semua produknya. Mulai dari harga, rasa, hingga ketahanan produk.
Setiap menit, jumlah penonton bertambah, pesanan pun mengalir. Proses tawar-menawar secara virtual terus terjadi selama live.
Kurang dari sejam, ratusan pesanan masuk. Beberapa karyawannya yang tidak masuk dalam layar, membantu memilih produk yang sudah dipesan konsumen.
“Fitur Shopee live ini benar-benar membantu sekali dalam penjualan kami, karena penjualan ini naik drastisnya bukan dari penjualan video, tapi dari live yang justru bisa 80 persen," katanya.
Aktivitas jualan di lokapasar menggunakan fitur Shopee live ini, dilakukan Yuli dan karyawannya pagi, siang, dan malam. Layaknya toko pada umumnya. Selama live, penonton bisa langsung belanja dan bertanya apapun tentang produknya.
“Jadi ada karyawan yang khusus dipekerjakan sebagai host untuk live di Shopee, mulai dari pukul 09.00 WIB sampai 21.00 WIB. Itu kita bagi tiga shift, satu orang biasanya empat jam live,” katanya.
Selain bakso goreng, Yuli juga menjual produk lain seperti usus, sosis, tempe crispy, hingga bakso aci yang sedang happening. Harga yang ditawarkan mulai Rp 6 ribu - Rp 60 ribuan, dari ukuran 100 gram sampai 1 kilogram. Jika sedang ramai, dalam satu bulan penjualan bisa mencapai 120 ton.
Sudah lima tahun Yuli menjual basreng secara daring, mengandalkan lokapasar Shopee dengan nama merek Basreng Sultan Bandung.
Sebelumnya, Yuli menjual produknya secara konvensional di teras rumah hingga menitipkan ke warung-warung dengan modal Rp 250 ribu bersama tiga karyawannya.
Namun, merasa usahanya tidak berkembang, Yuli memutuskan berjualan secara daring. Sebagai langkah awal, Yuli aktif mencari informasi melalui jejaring internet hingga membuka reseller agar produknya lebih banyak yang memasarkan.
Strategi lain yang dipakai adalah dengan meng-endorse influencer agar mempromosikan dagangannya di media sosial. Tak disangka, cara itu membuahkan hasil. Usaha Yuli kian berkembang.
Pelanggan terus datang tak cuma dari Indonesia, para pekerja migran Indonesia (PMI) yang berada di Taiwan, Malaysia, Jepang hingga Arab Saudi menyukai produknya dan menjadi mitra sebagai reseller. Omzet Yuli meningkat pesat, bahkan pernah tembus miliaran rupiah.
Dari tiga orang karyawan, kini usahanya telah memiliki 200 karyawan. Sebagian besar merupakan ibu-ibu di sekitar kampungnya yang dipekerjakan di bagian produksi. Sisanya, anak-anak muda yang membantu manajemen, pemasaran hingga distribusi.
"Alhamdulillah atas kebesaran Allah, jadi bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar dan lansia. Semangat mereka pun membuat saya semakin bersemangat untuk terus mempertahankan usaha ini," ucapnya.
Yuli juga menggandeng beberapa UMKM di sekitar kampungnya sebagai mitra yang menyuplai bahan untuk produknya.
“Kami membuat semua produk dari nol (sendiri), sekaligus mendapat suplai dari UMKM di sini yang bekerja sama dengan kami," katanya.
Sebelum sampai ke tangan pelanggan, setiap produknya sudah melewati proses quality control (QC) dengan total tim QC enam orang. Semua produknya pun, kini sudah lolos uji laboratorium dan memiliki label Halal.
Menjual via pasar daring bukan tanpa resiko. Tak jarang Ibu satu anak ini ditipu konsumen iseng yang hanya memesan, tetapi tidak jadi beli. Hal ini tentu sangat merugikan di tengah tipisnya keuntungan yang diperoleh dari setiap produk yang dijual.
Transaksi Lokapasar Meningkat
Bagi ibu rumah tangga (IRT) seperti Mira Wantina (30), belanja secara daring melalui fitur Shopee live menjadi aktivitas menyenangkan di tengah penatnya mengurus rumah, karena bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.
“Caranya mudah, karena cukup memencet barang di layar, memasukkan ke keranjang, dan bayar,” ujar Mira, Sabtu (31/5/2025).
Ibu satu anak asal Desa Buahbatu, Kabupaten Bandung ini biasanya memilih toko di lokapasar yang menyediakan live shopping, karena dapat berinteraksi secara langsung menanyakan produk yang ingin dibeli.
“Awalnya ragu atau bingung dengan barang yang mau dibeli. Dengan nonton live shopping, jadi bisa minta direkomendasikan oleh host secara langsung,” katanya.
Belanja di lokapasar saat live shopping pun, kerap memberikan banyak promo dan voucher diskon atau gratis ongkos kirim.
“Jujur tahu bigsale dan payday sale itu awalnya dari Shopee. Dan gak cuman itu, kayak flash sale itu setiap hari ada dan ya, siapa yang tergiur untuk belanja dengan harga lumayan dari harga awal,” ucapnya.
Data Bank Indonesia (BI) Jawa Barat mencatat, pada triwulan IV 2024 transaksi lokapasar mengalami peningkatan, terutama pada akhir 2024 didorong oleh momentum musim liburan, di mana platform lokapasar menawarkan berbagai insentif seperti promo dan diskon.
Pada triwulan IV 2024, jumlah transaksi lokapasar mencapai 228,28 juta atau tumbuh 22,64 persen (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 217,89 juta transaksi dengan pertumbuhan 21,97% (yoy).
Kenaikan ini juga sejalan dengan meningkatnya jumlah penjual yang tumbuh 8,05% (yoy) dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 5,88% (yoy). Di sisi lain, jumlah pembeli mengalami pertumbuhan yang melambat dari 29,74% (yoy) menjadi 22,38% (yoy).

Optimalisasi Platform Digital
Pengamat ekonomi dari Universitas Pasundan (UNPAS) Bandung, Acuviarta Kartabi mengatakan, optimalisasi platform digital wajib dilakukan pelaku UMKM untuk memperkuat usahanya.
Aktivitas live shopping hari ini, kata dia, menjadi pilihan banyak orang karena bisa diakses kapanpun dan dimanapun.
“Di situ (live shopping) ada harga, ada negosiasi. Ya, itu kan hanya memindahkan bagaimana praktek perdagangan di pasar offline itu ke pasar online gitu,” ujar Acuviarta.
UMKM yang tidak beradaptasi dengan teknologi, biasanya sulit berkembang bahkan bisa mati.
“Kalaupun berkembang, jangkauannya terbatas, karena pasar kita sekarang menurut saya bukan lagi lokal,” katanya.
UMKM di Jabar memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian Jabar, khususnya di sektor perdagangan, industri pengolahan, dan pertanian.
“UMKM juga membantu menyerap tenaga kerja lokal, meningkatkan produktivitas ekonomi, dan memperkuat ekonomi domestik,” katanya.
Hanya saja, kata dia, yang menjadi catatan adalah bagaimana para UMKM mengoptimalkan platform digital, karena belum semua pelaku UMKM menguasai digital marketing.
“Ini harus didorong juga oleh Pemerintah daerah, bagaimana peran Dinas UMKM dalam membantu literasinya,” ucapnya.
Berdasarkan data Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (Diskuk) Jawa Barat, jumlah UMKM saat ini mencapai tujuh juta dan belum semua mengoptimalkan platform digital.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa Barat, Yuke Maulani Septiana mengatakan, digitalisasi merupakan cara paling jitu memangkas panjangnya rantai pasok di sektor perdagangan. Para pelaku UMKM bisa langsung terhubung dengan konsumennya tanpa harus punya toko atau lapak.
Pemerintah pun, kata dia, memiliki komitmen serius dalam mendorong UMKM agar naik kelas, karena berkontribusi terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan penyediaan pekerjaan.
"Dan jangan lupa bahwa kita banyak pengangguran, dengan adanya UMKM menjadi salah satu solusi untuk lapangan pekerjaan. Bisa dimulai dari startup segala macam, tetapi kan ada yang memandu, ada ekosistemnya, jadi perlu kita dorong dan kita majukan," ujar Yuke.
Berbagai upaya dilakukan Pemerintah agar UMKM dapat berkembang, mulai dari pelatihan, pameran, pendampingan hingga penganugerahan UMKM naik kelas yang diberikan kepada 400 UMKM. Mereka diberikan akses permodalan, pemasaran, dan legalitas.
Sejak ajang ini digulirkan pada 2019, total sudah ada sekitar 20 ribu UMKM yang diberikan penghargaan.
Pengembang Kewirausahaan Ahli Pertama Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa Barat, Dendry Meitriyandika mengatakan, saat ini ada sekitar 17 ribu UMKM binaan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa Barat. Mereka mendapatkan pendampingan, pembinaan, akses pembiayaan/modal, legalitas hingga pasar.
"Kita berikan pelayanan kepada UMKM binaan kita. Jadi, biar UMKM itu mempunyai identitasnya, punya merek bukan Nomor Induk Berusaha (NIB) saja. Kalau merk mereka sudah terbit, mereka tenang, tidak ada merek yang sama dengan mereka,"ucapnya.

UMKM Tulang Punggung Ekonomi
Berdasarkan Data Pusat Statistik (BPS) bersama Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah tercatat pada 2024 UMKM menyumbang 61,07 persen dari PDB Indonesia atau sekitar Rp 8.573,89 triliun.
Kementerian UMKM juga mencatat terdapat sekitar 64,2 juta pelaku UMKM. Namun, dari jumlah itu baru 39,7 persen atau 25,5 juta yang sudah terhubung dalam ekosistem digital.
Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Maman Abdurahman mengatakan, optimalisasi teknologi digital mampu meningkatkan daya saing dan omzet bagi para pelaku usaha, terutama di pasar tradisional.
“Diperlukan terobosan dengan optimalisasi teknologi digital dalam transaksi jual beli di pasar tradisional. Dengan cara tersebut diharapkan transaksi di pasar tradisional akan meningkat di tengah isu pelemahan daya beli masyarakat,” ujar Maman, dikutip Antara.
Selain itu, Kementerian Koperasi dan UKM juga tengah mengembangkan aplikasi bernama ”SAPA UMKM”. Deputi Bidang Usaha Menengah, Bagus Rachman menyebut aplikasi ini akan mendorong transformasi digital UMKM dan mengintegrasikan berbagai layanan dan program dukungan dari 27 kementerian dan lembaga. Tujuannya adalah menyederhanakan birokrasi, mengatasi fragmentasi data, serta mempermudah akses pembiayaan bagi pelaku usaha.
Sinergi
Penyedia platform dagang digital atau lokapasar, berkontribusi besar terhadap peningkatan kesejahteraan bisnis UMKM.
Kajian literatur oleh Benediktus Rolando (2024) berjudul The Impact of E-Commerce on the Growth of Micro, Small, and Medium Enterprises in Indonesia menunjukkan bahwa adopsi lokapasar oleh UMKM berdampak positif pada performa bisnis dan keuangan.
UMKM yang memanfaatkan platform digital mengalami peningkatan penjualan dan memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pendanaan, memperluas bisnis, serta menjaga keberlanjutan.
Riset IPSOS pada 2023 menunjukkan bahwa Shopee, khususnya fitur Shopee live, menjadi platform yang paling dikenal. Sebanyak 77 persen responden menyebut Shopee live sebagai fitur live streaming pertama yang terlintas di benak mereka.
Sebanyak 72 persen pelaku UMKM dan brand lokal menggunakan Shopee live sebagai platform utama untuk berjualan, dan 67 persen menyatakan bahwa fitur tersebut memberikan peningkatan omzet terbesar dibandingkan dengan platform lain.
Direktur Eksekutif Shopee Indonesia, Christin Djuarto mengatakan, Shoppe memiliki komitmen dalam mendukung pertumbuhan UMKM, dibuktikan dengan menghadirkan berbagai inovasi yang dapat menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan UMKM secara berkesinambungan di dalam maupun luar negeri.
“Seperti Program Sukses UMKM Baru yang memberikan dukungan gratis bagi pengusaha UMKM pemula, pelatihan gratis bagi UMKM melalui Kampus UMKM Shopee - Kelas Online, hingga Program Ekspor Shopee yang membuka peluang bagi UMKM lokal merambah pasar global,” ujar Christin.
Inisiatif lain yang sudah berjalan yakni Kampus UMKM Shopee. Program ini hadir di berbagai kota, seperti Bandung, Jakarta, Semarang, Solo, Medan, Yogyakarta, Balikpapan, Makassar dan Malang.
Program Kampus UMKM Shopee ini menyediakan pelatihan dan pendampingan gratis untuk pelaku UMKM dalam meningkatkan keterampilan digital serta memperluas jangkauan pasar.
Head of Government Relations Shopee Indonesia, Balques Manisang mengatakan, program tersebut menjadi komitmen Shopee dalam memberikan ruang dan meningkatkan kapasitas pengusaha lokal.
“Harapan kami melalui Kampus UMKM Shopee Kelas Online adalah agar teman-teman UMKM semakin mudah mendapatkan akses dalam meningkat keterampilan digitalnya. Baik untuk yang baru memulai usaha, atau juga bagi mereka yang ingin semakin mengembangkan usaha yang sudah berjalan di ekosistem digital,” ujar Balques.
Polemik Mitra dan Platform, Pengamat: Pemerintah Harus Sesuaikan Kebijakan Transportasi Daring |
![]() |
---|
Polemik THR Bagi Mitra Platform Digital, Modantara Sebut Kebijakan Potensi Hancurkan Industri |
![]() |
---|
Hati-Hati Regulasi THR Bagi Platform Digital, Jangan Sampai Aplikator Tutup, Mitra Menganggur |
![]() |
---|
Masyarakat Purwakarta Diimbau Bijak Beli LPG 3 Kg, Pemerintah Sebut Pasokan Tetap Tersedia |
![]() |
---|
Pemerintah Minta Perusahaan Platform Digital Realisasi Kesepakatan Kerja dengan Media |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.