Gelombang 2 Pendidikan Karakter di Barak Militer Purwakarta Akan Digelar Setelah Idul Adha

Program yang menyasar siswa-siswa SMP ini dijadwalkan dimulai setelah Idul adha, menyusul tingginya permintaan dari orang tua dan masyarakat.

Penulis: Deanza Falevi | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Deanza Falevi
PEMBERIAN GUBERNUR - Para siswa SMP yang ikuti pelatihan pendidikan berkarakter di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menerima pemberian sepatu dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, Senin (5/5/2025). 

TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Pemerintah Kabupaten Purwakarta memastikan akan membuka gelombang kedua program pendidikan berkarakter di barak militer Resimen Armed 1 Sthira Yudha

Program yang menyasar siswa-siswa SMP ini dijadwalkan dimulai setelah Idul adha, menyusul tingginya permintaan dari orang tua dan masyarakat.

Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, menyampaikan bahwa hingga saat ini, jumlah pendaftar sudah mencapai 30 hingga 50 siswa.

Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein 2555
GELOMBANG 2 - Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein menjelaskan pelaksanaan gelombang kedua pendidikan berkakarter di barak militer.

Namun, seluruh pendaftar akan melalui tahap verifikasi ketat terlebih dahulu.

“Yang mendaftarkan rata-rata orang tuanya, jadi kami akan verifikasi dulu. Kita tanya ke sekolah, apakah masih sanggup membina? Kalau sekolah masih sanggup, ya selesaikan di sekolah. Kalau orang tua masih mampu membina, ya selesaikan di rumah. Tapi kalau kedua-duanya menyatakan tidak sanggup, baru kita kirim ke psikolog untuk konseling lebih lanjut,” ujar pria yang akrab dipanggil Om Zein tersebut kepada Tribunjabar.id, Minggu (25/5/2025).

Psikolog dari Dinas Kesehatan (Dinkes) dan guru BK, kata dia,  akan dilibatkan dalam proses ini tanpa honor tambahan, karena sudah menjadi bagian dari tugas mereka sebagai ASN.

Om Zein juga menegaskan bahwa pembinaan dilakukan dengan pendekatan ramah anak. Ukuran keberhasilan program ini, kata dia, bukan sekadar tidak adanya komplain ke lembaga seperti KPAI, tetapi lebih pada adanya perubahan perilaku positif dari para siswa.

“Perubahan-perubahan sederhana seperti anak yang dulunya tidak disiplin, sekarang jadi bangun pagi, ikut kegiatan, bahkan diminta bantu melatih PBB di desanya, itu sudah luar biasa. Kita lihat anak yang sebelumnya minder, frustasi, sekarang penuh percaya diri,” ucapnya.

Untuk gelombang kedua ini, Om Zein memastikan kuota peserta tidak akan melebihi kapasitas ruangan yang tersedia, yakni maksimal 40 orang.

“Yang penting mereka diselamatkan dari lingkungan negatif ke lingkungan positif. Target kita bukan sempurna, tapi ada perubahan. Dari tidak disiplin menjadi disiplin, dari tidak percaya diri menjadi yakin pada diri sendiri. Itu langkah awal menuju masa depan yang lebih baik,” ujarnya.(*)

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Deanza Falevi

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved