Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Lemahsugih Belum Direlokasi, Tunggu Rekomendasi BPBD dan BMKG

Pergerakan tanah di Desa Sukamaju, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, terjadi sejak 8 Mei 2025.

Penulis: Jaenal Abidin | Editor: Kemal Setia Permana
Tribun Priangan
PERGERAKAN TANAH - Camat memantau pergerakan tanah yang terjadi di Desa Sukamaju, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, Minggu (11/5/2025).Hingga kini warga terdampak masih belum direokasi. 

Laporan Kontributor Adim Mubaroq

TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Pergerakan tanah di Desa Sukamaju, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, terjadi sejak 8 Mei 2025.

Kondisi ini terus diawasi  pemerintah daerah terutama setelah empat rumah warga mengalami kerusakan cukup parah.

Meski demikian, rencana untuk merelokasi warga setempat belum bisa dilakukan.

Alasannya, keputusan relokasi baru akan diambil setelah hasil analisa geologi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan BMKG keluar.

Baca juga: Hujan Intensitas Tinggi di Lemah Sugih Majalengka Sebabkan Pergeseran Tanah, Awalnya Retakan Kecil

Camat Lemahsugih Ade Anung Ilyaharja, mengatakan pihaknya telah meminta BPBD untuk segera melakukan kajian geologi guna mengetahui tingkat kerawanan tanah di lokasi terdampak.

“Relokasi belum bisa kami lakukan karena harus berdasarkan hasil analisa dari BPBD dan BMKG. Kami masih menunggu perkembangan kondisi dan informasi teknis untuk menentukan langkah selanjutnya,” ujar Ade, Minggu (11/5/2025).

Sebagai pejabat yang baru menjabat di Lemahsugih, Ade menyatakan masih terus melakukan koordinasi dan konsultasi dengan kepala desa, tokoh masyarakat, dan warga sekitar guna mengumpulkan informasi lengkap seputar kejadian.

“Saya belum lama di sini, jadi kami butuh data yang akurat agar tidak gegabah. Yang jelas, kami berproses dan sudah meminta BPBD untuk menganalisis kondisi tanah,” ucapnya.

Baca juga: Jelang Lawan China, Indonesia Disanksi Oleh FIFA, Denda dan Pembatasan Penonton, Ini Alasannya

Sementara itu Kepala Desa Sukamaju, Tatang Setiana, menyebut pergerakan tanah mulai terjadi sejak Rabu (8/5/2025) dengan tanda awal berupa retakan kecil di beberapa rumah.

Namun, dampak paling signifikan baru terasa pada Sabtu (10/5/2025) malam setelah hujan deras turun di kawasan tersebut.

Menurutnya, kondisi cuaca ekstrem menjadi faktor utama pemicu tanah bergerak.

Meski belum ada korban jiwa dalam kejadian ini, pihak pemerintah desa, kecamatan bersama BPBD Majalengka terus melakukan pemantauan dan memberikan bantuan kepada warga terdampak. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved