Edukasi Bahaya Konsumsi Makanan dan Minuman Manis Berlebih untuk Kader Posyandu Kelurahan Cipaganti
Hasil riset dari Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yunarso terhadap remaja berusia 12-18 tahun menunjukkan bahwa 1 da
TRIBUNJABAR.ID - Remaja atau generasi muda merupakan aset bangsa yang sangat bernilai karena merupakan tonggak kemajuan dan pembangunan bangsa. Untuk itu mereka harus memiliki fisik yang kuat dan sehat, di samping memiliki pengetahuan yang baru dan inovatif, serta memiliki kreativitas yang tinggi.

Tubuh yang sehat merupakan salah satu hal yang harus dimiliki oleh remaja agar dapat menjalankan perannya dalam melanjutkan estafet pembangunan dan perkembangan bangsa. Sayangnya saat ini, terdapat fenomena yang kurang menggembirakan yaitu banyaknya anak dan remaja yang memiliki gula darah tinggi akibat seringnya mengonsumsi makanan dan minuman manis yang mengarah kepada penyakit diabetes tipe 2.
Hasil riset dari Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yunarso terhadap remaja berusia 12-18 tahun menunjukkan bahwa 1 dari 5 remaja memiliki urine yang mengandung darah dan protein. Hal tersebut merupakan tanda awal gejala gagal ginjal yang disebabkan gaya hidup yang tidak sehat.
Fenomena meningkatnya kasus cuci darah akibat kerusakan ginjal pada usia muda yang berlebihan merupakan puncak gunung es dari berbagai masalah kesehatan lainnya yang diakibatkan oleh kebiasaan mengonsumsi gula yang berlebihan.
Banyak remaja yang mengabaikan bahaya mengonsumsi gula berlebihan karena menganggap dirinya memiliki kondisi kesehatan yang masih prima. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dari Kementerian Kesehatan RI, yaitu Bapak Maxi Rein Rondonuwu menyatakan Indonesia adalah negara dengan konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) tertinggi di Asia Pasifik.
Minuman dalam kemasan tersebut rata-rata mengandung 22,8-gram gula per 250 ml yaitu sekitar 45,6 persen dari batas konsumsi gula yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI.
Data dari hasil survey pada tahun 2023 menunjukkan bahwa 47,5 persen warga Indonesia berusia 3 tahun ke atas mengonsumsi minuman manis lebih dari 1 kali dalam sehari, sedangkan 43,3 persen mengonsumsi 1-6 kali dalam seminggu.
Selain minuman kemasan, minuman soda, teh dan kopi kekinian, banyak pula dijumpai makanan manis seperti kue dan pastry (bolu, donat, cupcake, pie), permen dan cokelat, es krim dan frozen yogurt, sereal manis dan granola, yogurt dengan perisa, kue kering dan biskuit.
Konsumsi gula harian yang melampaui batas dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, kulit berjerawat, penyakit kanker, kerusakan gigi, penyakit lemak hati (NAFLD), dan kerusakan ginjal.
Berangkat dari fenomena ini, maka kami memilih isu tentang bahaya mengonsumsi gula berlebih bagi remaja sebagai topik kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat.
Salah satu opsi yang dapat digunakan untuk menyadarkan remaja terhadap dampak negatif ini adalah dengan memberdayakan kader posyandu untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya memperhatikan pola makanan seimbang,
mengganti makanan dan minuman tinggi gula dengan opsi yang lebih sehat seperti air putih, buah segar, sayuran, dan camilan yang rendah gula. Mengingat kader posyandu merupakan masyarakat awam, maka mereka perlu dibekali edukasi oleh dokter yang memiliki kompetensi dalam hal tersebut.
Kader posyandu di Kelurahan Cipaganti dipilih sebagai mitra dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat bagi para dosen dan mahasiswa dari Fakultas Humaniora dan Industri Kreatif dengan melibatkan dosen sekaligus dokter dari Fakultas Kedokteran yaitu Dr. dr. Cindra Paskaria M.K.M. untuk memberikan edukasi bahaya mengonsumsi dula berlebih,
sedangkan para dosen dan mahasiswa FHIK bertugas untuk menyediakan media pendukung edukasi yang akan diberikan oleh para kader posyandu kepada remaja dan kelompok masyarakat lainnya baik yang berbentuk cetak maupun digital.
Para kader Posyandu Kelurahan Cipaganti diharapkan dapat memberikan penyuluhan kepada remaja (sebagai target utama), dan kelompok usia lainnya tentang: (1) dampak negatif mengonsumsi makanan dan minuman manis berlebih, dan (2) upaya menghindari konsumsi gula berlebih. Supaya dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka terlebih dahulu para kader Posyandu perlu diberikan edukasi oleh dokter dari Fakultas Kedokteran Maranatha.
Para kader Posyandu yang sudah memiliki pengetahuan yang tepat dan memadai kemudian akan mengedukasi remaja dan kelompok masyarakat lainnya yang datang ke Posyandu.
Tujuan dari PkM adalah: 1) memberdayakan kader Posyandu Kelurahan Cipaganti untuk memberikan edukasi kepada masyarakat (terutama remaja) tentang dampak negatif mengonsumsi gula secara berlebihan, dan perlunya mengonsumsi makanan dan minuman yang lebih sehat; 2) menerapkan kepakaran dari tim dosen Universitas Kristen Maranatha Maranatha; dan 3) meningkatkan citra Universitas Kristen Maranatha.
Kegiatan PkM ini sesuai dengan skema pelatihan SDG’s (tujuan ketiga SDG’s yaitu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan), dan Nilai Hidup Kristiani, yakni ICE yaitu integrity, care, excellence dalam menjalankan bidang pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat, yang salah satunya difokuskan perhatiannya pada permasalahan sosial di sekitar.
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini dilangsungkan pada hari Rabu, 23 April 2025, jam 10.00-12.00 di Kantor Kelurahan Cipaganti, Jalan Hegar Asih no. 12, Bandung 40131.
Berikut akan ditampilkan desain pendukung kegiatan tersebut, yang meliputi poster undangan (digital), spanduk kegiatan, poster ilmiah dan leaflet, serta video edukasi.

Poster digital ini dibuat oleh mahasiswa Fakultas Humaniora dan Industri Kreatif, Universitas Kristen Maranatha dengan bimbingan para dosen, untuk disebarkan kepada para kader Posyandu.
Dalam poster terdapat headline kegiatan yaitu “Edukasi kepada Kader Posyandu Cipaganti tentang Bahaya Konsumsi Makanan dan Minuman Manis Berlebihan bagi Remaja”, tanggal dan waktu penyelenggaraan (Rabu, 23 April 2025, jam 10.00-12.00), dan tempatnya. Penyebaran poster dilakukan oleh Ketua PKK/Posyandu Keluaran Cipaganti melalui group WA.

Media edukasi tentang bahaya mengkonsumsi makanan dan minuman manis berlebihan serta cara mencegahnya berbentuk poster ilmiah berukuran A2 yang akan dipasang di Posyandu, serta leaflet berukuran A5 untuk disebarkan di posyandu.

Spanduk berukuran 2 m x 3 m ditempatkan di dinding kantor Kelurahan Cipaganti untuk memberikan informasi tentang kegiatan PkM yang dilaksanakan.



Agar lebih sesuai dengan remaja, maka dibuat pula media edukasi berupa video yang diunggah ke YouTube dan TikTok. Video pertama tentang camilan pengganti yang sehat agar tidak melebih batas maksimal konsumsi gula setiap hari, sedangkan video kedua tentang cara melihat kandungan gizi pada kemasan agar tidak mengkonsumsi gula lebih dari 50 gram atau 4 sendok makan.

Edukasi Mencegah Stunting
Ikatan Dokter Anak Indonesia
Christine Claudia Lukman
Cindra Paskaria
dr. Piprim Basarah Yunarso
Pentingnya ASI untuk Cegah Stunting pada Anak menurut IDAI, Risiko Kena Infeksi Relatif Kecil |
![]() |
---|
Ini Tanda-tanda Anak Sehat menurut IDAI, Anak Sehat Bukan Berarti Gemuk |
![]() |
---|
Etilen Glikol Dicurigai Jadi Biang Kerok Kematian Akibat Gagal Ginjal Akut, Ini Penjelasan IDAI |
![]() |
---|
Gagal Ginjal Akut Diduga karena Keracunan, Walau Sudah Cuci Darah Etilen Glikol Mengendap |
![]() |
---|
16 Anak Penderita Gangguan Ginjal Akut di Jabar Meninggal, Data Kemenkes dan IDAI Pusat Lebih Banyak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.