BMKG Jabar Analisis Dampak Cuaca Ekstrem di Sumedang dan Cianjur, Ada Potensi Tanah Longsor

BMKG Jawa Barat menganalisis dampak cuaca ekstrem di wilayah Cianjur dan Sumedang, Sabtu (26/4/2025).

Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Giri
tribunjabar.id / Kiki Andriana/arsip
ILUSTRASI Hujan deras mengguyur kawasan jalan Cadas Pangeran, di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - BMKG Jawa Barat menganalisis dampak cuaca ekstrem di wilayah Cianjur dan Sumedang, Sabtu (26/4/2025).

Kepala Stasiun Klimatologi Jabar, Rakhmat Prasetia, menyampaikan, data curah hujan di Cianjur sebanyak 25,6 mm/jam (sangat lebat) pada pukul 18.10-19.10 WIB dan 5,4 mm (sedang) pada pukul 16.40-18.00 WIB.

Sedangkan untuk wilayah Sumedang, 11,4 mm (ringan) pada pukul 07.00-18.00 WIB.

"Berdasarkan dinamika atmosfer terkini terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya hujan di wilayah Jabar. Di antaranya suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia relatif hangat mengindikasikan suplai uap air ke wilayah Jabar. Berdasarkan analisis angin pada ketinggian 3.000 kaki terdapat sirkulasi siklonik di Samudera Hindia sebelah berat Sumatera dan sekitar Laut Arafura, menyebabkan terbentuknya daerah pertemuan angin di sekitar wilayah Jabar," kata Rakhmat, Minggu (27/4/2025).

Selain itu, lanjut dia, berdasarkan pantauan citra radar Purwakarta dan pengamatan curah hujan di sekitar lokasi terdampak, terpantau pertumbuhan awan konvektif di wilayah terdampak (Cianjur dan Sumedang) pada sore sampai malam hari, mengindikasikan hujan sedang sampai lebat di sebagian wilayah Sumedang.

Baca juga: Bandung Hujan Terus, Jabar Ternyata Masih Periode Hujan, Bagaimana Cuaca Beberapa Hari ke Depan?

"Peta analisis curah hujan tiga hari berturut-turut di Sumedang terjadi hujan dengan intensitas ringan sampai lebat hal ini menyebabkan tanah labil dan meningkatkan potensi terjadinya longsor di wilayah itu," katanya.

Rakhmat mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap cuaca ekstrem berupa hujan sedang sampai lebat yang disertai kilat dan angin kencang sore hari. Utamanya pada hari di mana terjadi pemanasan kuat antara pukul 10.00 sampai 14.00 WIB, biasanya ditandai jenis awan berwarna gelap dan menunjang tinggi seperti kembang kol dan terkadang memiliki landasan pada puncaknya awan jenis cumulonimbus.

Baca juga: Heboh Fenomena Halo Matahari di Sumedang Disebut Sebabkan Suhu Cuaca Jadi Lebih Panas, Ini Faktanya

"Waspada potensi sambaran petir ketika berlindung di tempat tertutup, menghindari pohon, tiang listrik, reklame, atau sesuatu yang tinggi lainnya yang bisa roboh ketika terjadi angin kencang," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved