PT PLN Indonesia Power UBP JPR Dorong Lingkungan Kerja Inklusif dan Setara Gender

Perempuan tidak hanya berpotensi di bidang operasional dan manajerial, tetapi juga dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar.

Editor: Siti Fatimah
PT PLN Indonesia Power PLN
SEMINAR TRANSISI ENERGI - PT PLN Indonesia Power UBP JPR berpartisipasi aktif dalam kegiatan Seminar dan Diskusi: Keadilan Gender dan Inklusi Sosial dalam Transisi Energi yang diselenggarakan oleh Yayasan Rumah Energi melalui proyek Pro Women 3, bertempat di Hotel Grand Inna Samudra, Kabupaten Sukabumi. 

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI  - Dalam rangka mendorong pembangunan daerah yang lebih adil dan inklusif di tengah proses transisi energi, PT PLN Indonesia Power UBP JPR berpartisipasi aktif dalam kegiatan Seminar dan Diskusi: Keadilan Gender dan Inklusi Sosial dalam Transisi Energi yang diselenggarakan oleh Yayasan Rumah Energi melalui proyek Pro Women 3, bertempat di Hotel Grand Inna Samudra, Kabupaten Sukabumi.

Perempuan dan Tantangan di Industri Pembangkit

Dalam sesi ini, Robert David Carniago, selaku Officer CSR Humas dan Keamanan PT PLN Indonesia Power UBP JPR, memaparkan bahwa perempuan memiliki peran strategis di sektor energi, termasuk di industri pembangkit listrik. 

Perempuan tidak hanya berpotensi di bidang operasional dan manajerial, tetapi juga dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar.

Namun demikian, realitas di lapangan menunjukkan bahwa industri pembangkit masih sangat didominasi oleh laki-laki.

Dari total 860 tenaga kerja di PLTU Palabuhanratu, hanya 31 orang atau sekitar 4 persen yang merupakan perempuan.

Ketimpangan ini dipengaruhi oleh sejumlah tantangan, seperti stigma gender, terbatasnya akses terhadap promosi jabatan, dan beban peran ganda yang harus dijalani perempuan.

Komitmen Perusahaan dalam Mewujudkan Lingkungan Kerja Inklusif

PT PLN Indonesia Power telah mengambil langkah nyata melalui pembentukan Gugus Tugas Srikandi yang bertugas mendorong pengarusutamaan gender (PUG) di lingkungan kerja.

Gugus tugas ini memiliki fungsi untuk menyusun program strategis berbasis gender, memastikan keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan, serta menjadi agen perubahan dalam menciptakan budaya kerja yang inklusif.

Beberapa inisiatif dan kebijakan yang telah diterapkan antara lain:

1. Kebijakan anti pelecehan dan kekerasan seksual

2. Penyediaan ruang aman perempuan dan pojok laktasi

3. Cuti melahirkan & ayah

4. Kebijakan kerja fleksibel dan keseimbangan kerja-hidup

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved