Kisah Devi Ulumit, Dulu Hidup Kekurangan Kini Raih Penghargaan Kartini: Pendidikan Tiket Realistis
Di tengah gegap gempita perayaan Hari Kartini, Devi Ulumit mengingatkan pentingnya pendidikan bagi perempuan.
Penulis: Salma Dinda Regina | Editor: Salma Dinda Regina
TRIBUNJABAR.ID - Di tengah gegap gempita perayaan Hari Kartini, Devi Ulumit mengingatkan pentingnya pendidikan bagi perempuan.
Nama Devi Ulumit mencuri perhatian publik setelah perjuangannya dalam meraih pendidikan tinggi, viral di media sosial.
Diketahui, Devi Ulumit merupakan alumni Teknik Kelautan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Di tengah perayaan Hari Kartini pada 21 April 2025, Devi mengenang dirinya pernah menerima penghargaan "Kartini Awards kategori Passionate Education".
"Saya ingin mengajak kita mundur sejenak ke tanggal 19 Mei 2024. Hari itu, staf Trans TV menghubungi saya. Mereka menanyakan, apakah saya bersedia hadir menerima penghargaan Kartini Awards kategori Passionate Education. Katanya, saya akan berdiri di antara perempuan-perempuan luar biasa, termasuk Ibu Menteri Sri Mulyani yang akan menerima penghargaan sebagai Best Finance Minister," kata Devi saat diwawancarai Tribunjabar.id, Senin (21/4/2025).
Di panggung itu, namanya akan berdiri sejajar dengan tokoh-tokoh perempuan luar biasa, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani. Bahagia tentu saja, tapi muncul pula pertanyaan di benaknya: "Apa mereka tidak salah orang? Kenapa saya?"
Baca juga: Sosok Devi Alumni ITB Pernah Tinggal di Atas Got & Jadi Guru di Pedalaman,Kini Sukses Jadi Konsultan
Namun, jawaban dari penyelenggara menegaskan bahwa ia bukan sosok biasa. Devi dinilai sebagai perempuan yang berani keluar dari lingkaran patriarki, menjadikan pendidikan sebagai eskalator kehidupan, dan percaya bahwa setiap anak—bahkan dari pelosok—layak mendapatkan kepercayaan dan kesempatan yang sama.
Devi kuliah sarjana dan magister di jurusan Teknik Keluatan, ITB.
Kini, ia bekerja di bidang Teknik Kelautan, PT Dinamaritama. Diketahui, ia bekerja di perusahaan tersebut sejak tingkat 2 perkuliahan.
Perjuangan Devi hingga sampai titik ini pun tidak main-main.
"Saya pernah hidup dalam keterbatasan ekstrem. Sampai hari ini, masih terngiang samar malam-malam ketika perut kosong harus ditahan, tak ada sepeser uang pun," lanjut Devi.
Di tengah situasi serba sulit itu, Devi menemukan satu hal yang menjadi penyelamat yakni, pendidikan.
"Sejak kecil saya tahu bahwa untuk membantu keluarga, saya harus bisa mandiri. Dan satu-satunya jalan yang paling mungkin bagi saya saat itu adalah belajar. Lewat belajar, saya bisa dapat beasiswa, buku gratis, kadang-kadang uang tunai, dan pengakuan," lanjut Devi.
Bahkan, Devi menyebut beberapa tetangganya masih mengingat saat kecil Devi sering naik ke atas pohon untuk belajar.
"Sejak itu saya percaya, kalau dengan belajar saja saya bisa mendapatkan keistimewaan kecil di tengah kondisi yang begitu sempit, maka dengan terus belajar, saya pasti bisa membawa keluarga saya keluar dari lingkaran kemiskinan dan memberikan kenyamanan terbebas dari patriarki. Pendidikan adalah tiket paling realistis yang saya miliki untuk bermimpi,"lanjutnya.
Baca juga: Peringati Hari Kartini, Sri Dewi Anggraeni : Harus Produktif dan Jangan Berhenti Belajar
Hari Kartini 2025
Devi Ulumit
Institut Teknologi Bandung (ITB)
alumni ITB
Kartini Awards kategori Passionate Education
14 Titik Banjir Kepung Kota Bandung, Pakar ITB Soroti Pentingnya Kolam Retensi di Hulu |
![]() |
---|
Kisah 2 Anak Tukang Sepuh Emas Masuk ITB, Sang Ibu Nangis Didatangi Rektor: Tulang Punggung Keluarga |
![]() |
---|
Sosok Bram Patria Yoshugi, Art Director di Bandung yang Ciptakan Logo HUT ke-80 RI, Alumni ITB |
![]() |
---|
Kisah Marsya Anak Tukang Cuci Diterima ITB Didatangi Wakil Rektor, Tetangga Terharu Buat Syukuran |
![]() |
---|
Sosok Dea Anak Nelayan Diterima ITB, Rumahnya Dipenuhi Piagam & Piala, Dosen Nangis Dengar Kisahnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.