Jumlah Korban Tewas Gempa Myanmar Diperkirakan Lebih dari 3 Ribu, Saat Ini Baru Ditemukan 2.700

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyediakan sekitar 3 ton pasokan medis ke rumah sakit di Nay Pyi Taw dan Mandalay yang paling parah.

Editor: Ravianto
capture video youtube@abc7
GEMPA MYANMAR - Tangkapan layar YouTube ABC7 pada Minggu (30/3/2025) menunjukkan Salah satu bangunan di Myanmar runtuh akibat gempa 7,7 SR. Seorang wanita berusia 30 tahun, Phyu Lay Khaing, berhasil diselamatkan setelah terjebak selama 30 jam di reruntuhan Sky Villa Condominium akibat gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter yang mengguncang Mandalay. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Jumlah korban tewas akibat gempa bumi 7,7 Skala Magnitudo yang diikuti 6,4 Skala Magnitudo di Myanmar sudah mencapai 2.700 korban tewas.

Menurut petinggi militer Myanmar, Min Aung Hlaing, hingga Kamis 3 April 2025, jumlah korban tewas sudah mencapai 2.700 orang dan kemungkinan lebih dari 3.000 orang yang tewas, .

Pemerintah Myanmar diminta mempercepat penanganan karena musim hujan monsoon sudah menanti.

Kebutuhan kesehatan menjadi hal yang mendesak bagi ribuan orang yang terluka akibat gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,7 SR dan 6,4 SR yang mengguncang Myanmar bagian tengah pada hari Jumat (29/3).

Merespon kondisi ini, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyediakan sekitar 3 ton pasokan medis ke rumah sakit di Nay Pyi Taw dan Mandalay yang paling parah terkena dampak.

Bantuan itu berupa peralatan trauma dan tenda serbaguna, 1000 tempat tidur.

RS Nay Pyi Taw dan RS Umum Mandalay meruapakn dua rumah sakit utama yang merawat para korban luka di daerah tersebut.

Saat ini operasi penyelamatan masih berlangsung.

Bago, Magway, Mandalay, Nay Pyi Taw, Shan Selatan dan Timur, serta Sagaing termasuk di antara daerah yang paling parah terkena dampak.

RS Kewalahan

Rumah sakit kewalahan menangani ribuan korban luka yang membutuhkan perawatan medis.

Kebutuhan akan perawatan trauma dan bedah, pasokan transfusi darah, anestesi, obat-obatan esensial, pengelolaan korban massal, air bersih dan sanitasi, kesehatan mental, dan dukungan psikososial masih sangat terbatas.

WHO sedang mempersiapkan pengiriman kedua yang terdiri dari Peralatan Kesehatan Darurat untuk merawat 10.000 orang selama tiga bulan.

WHO memberikan dukungan operasional kepada tim tanggap cepat yang ditempatkan di rumah sakit di daerah yang terkena dampak.

Persiapan sedang dilakukan bagi WHO dan mitra untuk meluncurkan penilaian kebutuhan cepat guna lebih memahami kebutuhan dan kesenjangan di daerah yang terkena dampak untuk tanggapan yang disesuaikan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved