Gass Mudik 2025

Geliat Mudik dan Wisata di Jabar: Stasiun dan Terminal Lebih Sepi, Jumlah Pengguna Tol Meningkat

jalur utama seperti Tol Cikampek mengalami peningkatan volume kendaraan yang cukup tajam

tribunjabar.id / Ahya Nurdin
Suasana Tol Cipali Subang di H+1 Lebaran, Selasa (1/4/2025). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Libur Lebaran 2025 membawa dampak signifikan terhadap arus mudik dan aktivitas wisata di Jawa Barat. Hingga hari kedua Lebaran, Selasa (1/4/2025), tercatat lebih dari 11,8 juta orang memanfaatkan layanan kereta api sebagai sarana transportasi utama.

Sementara itu, jalur utama seperti Tol Cikampek mengalami peningkatan volume kendaraan yang cukup tajam, menandakan tingginya mobilitas masyarakat selama periode ini.

Untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Perhubungan, bekerja sama dengan kepolisian, menerapkan berbagai strategi pengendalian lalu lintas.

Beberapa langkah yang diambil antara lain penerapan sistem contraflow di Cikampek serta kebijakan ganjil-genap di jalur wisata Puncak, Bogor.

Di sektor pariwisata, sejumlah destinasi favorit seperti Kebun Raya Cibodas di Cianjur, Tangkuban Perahu di Bandung, serta Pantai Sindangkerta di Tasikmalaya mulai dipenuhi wisatawan.

Hal ini menunjukkan bahwa animo masyarakat untuk berwisata di masa libur Lebaran tetap tinggi, meski kepadatan lalu lintas menjadi tantangan tersendiri.

Sekretaris Dinas Perhubungan Jawa Barat, Dhani Gumelar, mengungkapkan bahwa peningkatan arus mudik dan perjalanan wisata sudah diprediksi sebelumnya.

Oleh karena itu, pihaknya telah menyusun berbagai langkah untuk mengamankan arus transportasi demi menjaga kelancaran perjalanan serta memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang beraktivitas di jalan raya.

Sementara itu, di sektor transportasi darat, terminal bus mengalami tren penurunan jumlah penumpang.

Terminal Tipe A mencatat angka 18.332 penumpang pada 31 Maret 2025, yang berarti ada penurunan sebesar 27,15 persen dibandingkan dengan hari sebelumnya. Lebih drastis lagi, Terminal Tipe B hanya mencatat 3.196 penumpang, turun hingga 55,36 persen.

Sementara itu, tren penggunaan layanan kereta api menunjukkan dinamika yang bervariasi. Di wilayah Daop I, jumlah penumpang komuter mencapai 21.951 orang, mengalami penurunan sebesar 12,65 persen.

Sebaliknya, di Daop II, perjalanan kereta jarak jauh juga mengalami penurunan sebesar 6,18 persen, dengan jumlah penumpang mencapai 25.051 orang.

Namun, pergerakan penumpang untuk layanan kereta lokal justru mengalami lonjakan sebesar 38,14 persen dengan total pengguna mencapai 58.811 orang.

Begitu juga di Daop III, yang mencatat peningkatan jumlah penumpang sebesar 16,44 persen menjadi 13.228 orang. Untuk layanan Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), tercatat 17.878 penumpang, dengan penurunan sebesar 22,66 persen.

Sektor transportasi udara juga mencatat perubahan pergerakan penumpang. Bandara Kertajati melayani 510 penumpang, mengalami penurunan sebesar 12,52 persen dibandingkan hari sebelumnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved