Arti Itikaf dan Sejarahnya, Lengkap dengan Hukum, Tata Cara Itikaf serta Doa-doa yang Bisa Dibaca

Artinya: “Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, ‘bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang itikaf, yang rukuk dan yang sujud.”

Demikian dari ayat tersebut menunjukkan bahwa anjuran Itikaf sudah ada sejak Nabi Ibrahim AS dan diteruskan bagi umat Nabi Muhammad SAW.

Adapun anjuran Itikaf bagi umat pada zaman Nabi Muhammad SAW sebagaimana diterangkan dalam surat Al-Baqarah ayat 187.

"Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Akan tetapi, jangan campuri mereka ketika kamu (dalam keadaan) beri'tikaf di masjid".

Baca juga: Perbedaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar yang Harus Diketahui Muslim, Berikut Arti dan Maknanya

Hukum Itikaf

Meski disebut dalam Al Quran sebagai perintah, hukum Itikaf ini adalah sunah.

Pada dasarnya itikaf bisa dikerjakan kapan pun, termasuk di keseharian.

Semisal setelah sebelum salat dan setelah salat lima waktu bahkan salat Jumat.

Namun, lebih afdal itikaf dikerjakan di akhir bulan Ramadhan.

Hal ini berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW sebagai berikut.

عن أبي بن كعب وعائشة رضى الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يعتكف العشرالأواخر من رمضان حتى توفاه الله (رواه الشيخان)

Artinya: ““Dari Ubay bin Ka’ab dan Aisyah, Rasulullah SAW beritikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan hingga Allah menjemputnya (wafat).” 

Pelaksanaan Itikaf

Ternyata dalam pelaksanaannya Itikaf dikerjakan tak sembarangan. Ada tata cara, ketentuan dan syaratnya. 

Ada rukun itikaf terdiri dari 4: