Berita Viral

Kisah Nenek dan Cucunya Tinggal di Bekas Pos Ronda, Mulung Demi Makan, Ngaku Tak Pernah Dapat Bansos

Kisah pilu seorang nenek, Wa Ade (70), dan cucunya, Fikram (8) yang terpaksa tinggal di bekas pos ronda.

Kompas/Defrianto Neke
TINGGAL DI POS RONDA - Seorang nenek , Wa Ade (70), bersama cucunya, Fikram (8) terpaksa tinggal di bekas pos ronda di Kelurahan Wangkanapi, Kecamatan Wolio, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. 

TRIBUNJABAR.ID - Kisah pilu seorang nenek, Wa Ade (70), dan cucunya, Fikram (8) yang terpaksa tinggal di bekas pos ronda.

Keduanya tinggal bekas pos ronda yang berada di Kelurahan Wangkanapi, Kecamatan Wolio, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.

Wa Ade tinggal di tempat kecil tersebut karena tidak memiliki rumah.

Selain itu, ia juga tidak ingin menyusahkan anak-anaknya yang sudah berkeluarga.

Diketahui, nenek Wa Ade sudah tinggal hampir dua tahun di bekas pos ronda tersebut.

“Saya tinggal di sini sudah mau hampir dua tahun, saya tinggal bersama dengan cucu saya ini dan ini (tempat tinggalnya) bekas pos ronda waktu pemilu,” ujarnya, Jumat (14/3/2025), dikutip dari Kompas.com.

Tampat tinggalnya itu mirip rumah panggung dengan ukuran sangat kecil sekitar 2x3 meter.

Baca juga: Viral, Cerita Pria Indonesia Puasa Cuma 1 Jam di Murmansk Rusia, Satria Ungkap Penyebabnya

Bahkan samping dan belakang terdapat dinding dari papan kayu sementara bagian depan tidak ada dinding sama sekali.

Bila hujan turun deras, air hujan terkadang bisa masuk hingga ke dalam tempat tinggalnya, sehingga ia harus menghalanginya dengan tirai bambu.

“Hanya kalau malam dingin, tapi mau bagaimana lagi,” katanya lagi.

Sempat tinggal terminal Lapangan Tembak

Nenek Wa Ade mengaku memiliki empat orang anak.

Tiga anaknya sudah berdomisili di Kabupaten Muna, dan seorang anaknya tinggal di Kota Baubau.

“Anakku di sini dia kerja di pelabuhan. Dia sudah memanggilku tapi saya malu hati tidak mau menyusahkan anakku, lebih baik aku tinggal sendiri di sini,” ucapnya. 

Nenek Wa Ade yang merupakan warga Kelurahan Wangkanapi ini tinggal bersama seorang cucunya Fikram yang ia asuh sejak sang cucu berumur 3 bulan.

Sebelum tinggal di bekas pos ronda, nenek Wa Ade sempat tinggal di terminal Lapangan Tembak, Kelurahan Wangkanpi dan memiliki warung kecil.

Baca juga: Dulu Sukses di IPTN Abah Suhendar Kini Jualan Kopi di Cihanjuang, Baca Quran Sambil Tunggu Pembeli

Ia tinggal di warung tersebut selama 20 tahun, namun sampai akhirnya terminal lapangan tembak tersebut digusur.

“Setelah terminal digusur, jadi warung juga dirobohkan karena bukan milik saya, jadi saya diizinkan tinggal di sini (bekas pos ronda) oleh kepala lingkungan,” katanya.

Sehari-hari mencari rongsokan

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, nenek Wa Ade terpaksa memulung mencari kardus dan juga botol-botol plastik.

Setelah terkumpul beberapa hari dan telah banyak, ia timbang dan ditukar dengan uang.

“Terkadang bisa mendapatkan Rp 100.000 kalau sudah timbang, saya belikan beras dan lainnya,” tutur Nenek Wa Ade. 

Baca juga: Dulu Sukses Jadi Pegawai BUMN, Budi Kini Banting Setir Jadi Tukang Sapu Jalanan, Ngaku Menyesal

Ia mengaku sampai saat ini belum mendapatkan bantuan apa pun dari Dinas Sosial, dan terkadang ada yang membawakan beras. 

Nenek Wa Ade hanya berharap agar ada yang dapat membantunya untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak sehingga kehidupannya bersama cucunya bisa lebih baik. 

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved