Ternyata Ini Motif Pembunuhan Ibu dan Anak dalam Toren di Tambora Jakarta, Terkait Mistis dan Jodoh

Kedua korban ternyata dibunuh 1 Maret 2025 dan jasadnya baru ditemukan Kamis (6/3/2025) malam. 

Editor: Ravianto
Abdi Ryanda Shakti/Tribunnews
MAYAT DALAM TOREN - Febri Arifin (31), pembunuh ibu dan anak bernama Tjong Sioe Lan (59) dan Eka Serlawati (35) yang jasadnya ditaruh di dalam toren di kawasan Tambora, Jakarta Barat dimunculkan saat konferensi pers di Polres Metro Jakarta Barat pada Kamis (13/3/2025). Polisi pun mengungkap motif pembunuhan karena sakit hati. (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti). 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Terungkap sudah apa motif pembunuhan ibu dan anak yang jenazahnya ditemukan dalam toren di Tambora, Jakarta.

Kedua korban ternyata dibunuh 1 Maret 2025 dan jasadnya baru ditemukan Kamis (6/3/2025) malam. 

Mereka ditemukan setelah anak kedua korban meminta bantuan polisi karena ibu dan kakaknya menghilang.

Setelah menangkap pembunuhnya, polisi akhirnya menguak apa yang sebenarnya terjadi sebelum pembunuhan keji tersebut.

Ternyata, pembunuhan tak jauh dari hal mistis yakni penggandaan uang.

Pelaku memang mengaku sebagai dukun pengganda uang kepada kedua korban, Tjong Sioe Lan (59) dan Eka Serlawati (35).

Baca juga: Pembunuh Ibu dan Anak dalam Toren di Tambora Jakarta Tertangkap, Warga Kaget: Saya Baru Lihat

Pembunuh itu sendiri diketahui bernama Febri Arifin, 31 tahun.

Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Twedi Aditya Bennyahdi mengatakan kasus itu berawal dari adanya utang pelaku ke korban sebesar Rp90 juta. 

IBU DAN ANAK TEWAS DI TOREN - Ibu serta anak bernama Tjong Sioe Lan dan Eka Serlawati ditemukan meninggal dunia di bak penampungan air di dalam rumahnya, Jalan Angke Barat RT5/2, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Kamis (6/3/2025) malam.
IBU DAN ANAK TEWAS DI TOREN - Ibu serta anak bernama Tjong Sioe Lan dan Eka Serlawati ditemukan meninggal dunia di bak penampungan air di dalam rumahnya, Jalan Angke Barat RT5/2, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Kamis (6/3/2025) malam. (miftahul munir/warta kota)

Jumlah tersebut merupakan akumulasi pinjaman pelaku ke korban sejak 2021 sampai 2025.

"Berjanji lunasin secara dicicil, namun sampai kejadian utang itu belum dilunasi," kata Twedi dalam konferensi pers, Kamis (13/3/2025).

Saat itu, pelaku yang sudah kebingungan karena utang yang menumpuk itu akhirnya membuat siasat untuk mengelabuhi korban. 

Dia mengaku mempunyai kenalan bernama Kris Martoyo dan Kakang yang mampu menggandakan uang serta mencari jodoh yang membuat korban percaya.

"Korban juga percaya kepada tersangka, kepada pelaku bahwa pelaku ini memiliki kemampuan yang lebih," ucapnya.

Kemudian, korban pun meminta pelaku untuk menggandakan uangnya. Setelahnya, pelaku menyanggupi dan melakukan ritual pada 1 Maret 2025. Peralatan untuk melakukan ritual pun disiapkan. 

Kepada korban, pelaku mengaku sudah berkomunikasi dengan Kris Martoyo dan Kakang untuk melakukan ritual tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved