Berita Viral

Kisah Pilu Tina Ibu Pemulung Bawa Balita 3 Bulan Tidur di Gerobak ke mana pun Pergi, Dibantu Polisi

Seorang ibu-ibu pemulung terpaksa membawa balitanya ke mana pun dia pergi mencari rongsokan, kepanasan dan terkena asap polusi, viral dibantu polisi

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Instagram @aliefsrimaulana,
KISAH PILU PEMULUNG - Ibu Tina seorang pemulung yang terpaksa membawa balitanya ke mana pun dia pergi hingga tidur di gerobak dibantu polisi dibagikan akun Instagram @aliefsrimaulana, dikutip Rabu (26/2/2025). Ternyata kisahnya pilu terpaksa membawa balitanya ikut mencari nafkah 

TRIBUNJABAR.ID - Inilah kisat pilu Tina ibu pemulung yang terpaksa membawa balitanya ke mana pun dia pergi.

Belakangan kisah pilu Ibu Tina ini viral setelah viral dibantu Bripda Alief, polisi di Polda Banten.

Dalam video viral itu, kisah Ibu Tina saat membawa balitanya menuai simpati dari warganet.

Video itu viral dibagikan akun Bripda Alief @aliefsrimaulana, dikutip pada Rabu (26/2/2025).

Mulanya terlihat seorang ibu-ibu pemulung terduduk di pinggir jalan di depan gerobaknya.

Baca juga: Kisah Pilu Aan Niat Merantau Jadi Sopir Truk, Kini Malah Jadi Manusia Silver, Keluarga Tak Tahu


Tampak ibu-ibu tersebut istirahat untuk makan nasi kotak.

Namun pemandangan ibu-ibu itu menyita perhatian polisi Bripda Alief.

Hal itu ibu-ibu pemulung itu membawa balita yang tertidur lelap di gerobak

Setelah dihampiri, ibu-ibu pemulung itu bernama Ibu Tina.

Sedangkan balitanya bernama Hana Azahra.

Ternyata Ibu Tina terpaksa membawa balitanya yang baru berusia 3 bulan mencari nafkah karena tidak ada yang mengurus di rumah.

Bahkan tak hanya balitanya, Ibu Tina juga membawa anak laki-lakinya ikut membantunya mencari rongsokan.

Rupanya pemandangan Hana balita 3 bulan yang tidur di gerobak itu membuat warganet simpati.

Tak terkecuali juga dirasakan oleh Bripda Alief sehingga berinisiatif membantu Ibu Tina.

Anggota Polda Banten itu membantu Ibu Tina dengan membuka donasi di media sosialnya.

Tak disangka aksi Bripda Alief membuka donasi untuk Ibu Tina itu banjir bantuan dari warganet.

Bahkan kini kisah pilu Ibu Tina disoroti publik hingga diundang di acara Pagi Pagi Ambyar.

Dari tayangan Youtube Pagi Pagi Ambyar diunggah pada Selasa (25/2/2025), Ibu Tina menceritakan kisah pilunya.

Tina menceritakan sehari-harinya ia memang bekerja sebagai tukang rongsok.

Setiap hari Tina bekerja mencari nafkah dengan mengumpulkan botol plastik dan barang-barang bekas.

Profesinya menjadi tukang rongsok itu sudah ia jalani selama 7 tahun.

Meski bekerja menjadi tukang rongsok, ternyata Ibu Tina masih memiliki suami.

Ternyata sang suami juga sama-sama bekerja sebagai pemulung.

Karena sama bekerja di jalanan itulah Ibu Tina terpaksa membawa anak balitanya khususnya ke mana pun dia pergi sembari mencari nafkah.

Diketahui Ibu Tina memiliki 4 orang anak. Namun hanya balitanya yang sering dia bawa karena tidak ada yang menjaganya di rumah.

Sedangkan 3 anaknya yang lain bersekolah.

Meski anak pertamanya berusia 17 tahun, Ibu Tina tidak ingin merepotkan anaknya itu karena sibuk sekolah.

“Di rumah gak ada yang jaga, karena kakaknya sekolah, dan dia menyusu ASI,” ujar Ibu Tina, dikutip dari tayangan Youtube Trans TV Official, Rabu (26/2/2025).

Selain itu, di rumahnya tak ada yang kerabat karena Ibu Tina perantauan dari Lampung dan tinggal di Serang, Banten.

Kemudian Ibu Tina menceritakan alasannya bekerja memulung karena tidak ada pilihan pekerjaan lain.

Kalau pun berdagang, Ibu Tinja mengaku tidak memiliki modal.

Oleh karena itu bekerja memulung menjadi cara satu-satunya untuk bertahan hidup dan mendapat penghasilan.


“Jalan satu-satunya yang tanpa modal kita ngambil barang bekas,” ujar Ibu Tina.

Baca juga: Kisah Pilu Pencari Rongsok Nangis di Pinggir Jalan Kehilangan Uang Rp 400 Ribu Buat Bayar Kontrakan

Dari penghasilannya memulung, Ibu Tina dan suami hanya bisa mendapatkan hasilnya setelah 3 hari.

Setelah 3 hari mengumpulkan barang bekas, mereka timbang dan jual ke pengepul.

Dalam 3 hari tersebut terkadang Ibu Tina dan suami mendapatkan penghasilan Rp 150 ribu.

Jumlah penghasilannya itu pun tergantung berapa banyak dan berat kiloan barang bekas yang mereka kumpulkan ke pengepul.

BIasanya Ibu Tina berangkat bekerja mulai dari pagi hari sekira pukul 5 pagi hingga pukul 6 petang.

Ibu Tina tak memungkiri perasaan sedih terpaksa harus membawa balitanya ikut memulung.

Ia pun tak ingin balitanya itu kepanasan hingga terpapar polusi.

Namun, apa daya kondisi keluarganya tak memungkinkan memberikan penghidupan yang layak bagi balitanya itu.

“Sebenarnya sedih ya pak, cuma keadaan kita tidak mendukung, ya apa boleh buat,” ujarnya.

Meski begitu, Ibu Tina tak lupa bersyukur dan menerapkannya sebagai prinsip hidup.

Ia merasa hidupnya sebagai tukang rongsok dan pemulung patut dia syukuri karena masih banyak orang yang lebih susah darinya.

#BeritaViral

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved