Berita Viral

Sosok Guru MAN 1 Lamongan yang Dicopot Kemenag Gara-gara Gebrak Meja saat Siswa Protes SNBP 2025

Guru MAN 1 Lamongan menjadi sorotan viral di media sosial karena terekam menggebrak meja ketika sejumlah siswa mempertanyakan perihal SNBP 2025.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
Tangkap layar video via TribunJatim
GURU MENGGEBRAK MEJA - Oknum guru MAN 1 Lamongan saat memberikan jawaban pada puluhan siswa eligible yang tidak dapat terinput dalam sistem pendaftaran Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP). Guru itu sampai harus menggebrak meja dan menjawab dengan nada tinggi. 

TRIBUNJABAR.ID - Guru MAN 1 Lamongan menjadi sorotan viral di media sosial karena terekam menggebrak meja ketika sejumlah siswa mempertanyakan perihal Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.

Dalam video yang beredar di media sosial, guru tersebut menggebrak meja dan membentak sejumlah siswa di sebuah ruangan.

Sementara, tangisan dari para siswa juga terdengar di dalam video berdurasi 25 detik tersebut.

Diketahui, siswa yang ada di ruangan tersebut mempertanyakan nama mereka yang terdaftar sebagai siswa eligible, tetapi tidak bia masuk sistem Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).

Belakangan diketahui bahwa peristiwa guru menggebrak meja tersebut terjadi pada 31 Januari 2025 lalu.

Adapun, sosok guru MAN 1 Lamongan yang menggebrak meja tersebut menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum.

Saat ini, oknum guru tersebut telah dicopot oleh Kementerian Agama (Kemenag) buntut insiden yang viral tersebut.

Kepala Kemenag Lamongan Muhlisin Mufa mengatakan bahwa pihaknya menonaktifkan guru tersebut sebagai sanksi karena bertindak tidak etis.

Baca juga: Ratusan Siswa SMA Terancam Tak Bisa Ikuti SNBP 2025, Komisi V DPRD Jabar Bakal Panggil Kadisdik

Pihak Kemenag Lamongan juga sudah terlebih dulu menerima hasil laporan berita acara pemeriksaan (BAP) dari MAN 1 Lamongan.

MAN 1 Lamongan telah melakukan pemeriksaan internal dan penandatanganan BAP tersebut pada Kamis (6/2/2025).

"Memang wewenang pengangkatan waka itu menjadi wewenang kepala sekolah madrasah," kata Muhlisin, Jumat (7/2/2025), dikutip dari TribunJatim.

Kini, posisi oknum guru MAN 1 Lamongan sebagai wakil kepala sekolah telah digantikan oleh orang lain.

"Sementara ini penggantinya dipegang oleh Ibu Robiul Muhaimin," kata Muhlisin. 

Selain itu, kata Muhlisin, pihaknya juga sudah meminta agar pihak sekolah melakukan evaluasi kepada guru yang bersangkutan.

Setelah peristiwa ini viral, Muhlisin pun mengingatkan seluruh lembaga pendidikan di bawah naungan Kemenag untuk lebih teliti dan bekerja sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

Polemik SNBP 2025 di MAN 1 Lamongan

Insiden yang terjadi dalam video viral itu bermula ketika para siswa MAn 1 Lamongan mempertanyakan data eligible yang tidak terdaftar dalam sistem pendaftaran SNBP 2025.

Setidaknya, ada 22 siswa yang terancam tidak bisa mengikuti pendaftaran SNBP.

Sementara, mereka sendiri sudah bersusah payah agar bisa mendapatkan nilai yang tinggi dari semester I hingga V agar bisa mengikuti penerimaan mahasiswa baru melalui jalur prestasi tersebut.

Kepala MAN 1 Lamongan Nur Endah Mahmudah pun buka suara atas viralnya video guru menggebrak meja tersebut.

Endah menyatakan bahwa kejadian tersebut menjadi bahan evaluasi bagi pihak sekolah untuk meningkatkan pelayanan pendidikan.

"Kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi bagi pihak MAN 1 Lamongan agar kami bisa lebih baik dalam memberikan layanan pendidikan yang berkualitas," ujarnya pada awak media, Selasa (4/2/2025), dikutip dari TribunJatim.

Baca juga: Ternyata Ada 3 Sekolah di Karawang yang Lambat Masukan Data Siswa ke PDSS untuk SNBP

Permasalahan yang memicu kejadian tersebut terkait dengan sistem pendaftaran Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Endah mengatakan, terdapat 22 siswa yang nilainya tidak terbaca dalam sistem e-Rapor. Akibatnya, mereka tidak terdaftar sebagai siswa eligible untuk mengikuti seleksi SNBP.

Meski demikian, kata Endah, beberapa siswa itu masih memiliki banyak alternatif untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur lain, seperti SPAN PTKIN atau jalur mandiri.

"Kami memahami kekecewaan siswa, tetapi ini bukan akhir dari segalanya. Masih ada banyak peluang lain yang bisa mereka tempuh," jelas Endah.

Terkait dengan solusi bagi siswa yang terdampak, lanjutnya, pihak sekolah menerima kabar bahwa ada kesempatan bagi siswa untuk mendaftar kembali, meskipun masih menunggu kepastian teknis.

"Jika memungkinkan, pihak sekolah akan memastikan data diisi ulang dengan benar melalui jalur manual," ungkapnya. 

Endah juga mengingatkan bahwa kuota jalur manual hanya mencakup 40 persen, lebih kecil dibandingkan dengan jalur e-Rapor yang mencapai 45 persen.

Meskipun demikian, ini memberi harapan baru bagi siswa yang sebelumnya tidak terdaftar.

"Status Eligible tidak menjamin masuk PTN, tetapi memberikan hak untuk mendaftar," kata Endah.

"Siswa tetap harus bersaing di tingkat nasional sesuai dengan pilihan kampusnya," jelasnya lebih lanjut. 

Dalam menyelesaikan masalah ini, Endah pun menemui perwakilan murid terdampak pada Senin (3/2/2025).

"Alhamdulillah, kami sudah mencapai kesepahaman. Semua pihak, baik wali murid, siswa, maupun sekolah, berkomitmen untuk saling memperbaiki dan mengevaluasi demi kebaikan bersama," ungkap Endah.

(Tribunjabar.id/Rheina) (TribunJatim.com/Hanif Manshuri)

Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.

Sumber: TribunJatim.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved