Sosok Agus Sutikno Pendeta Jalanan Bertato di Semarang, Sekolahkan 200 Anak Tanpa Bantuan Pemerintah

Inilah sosok Agus Sutikno, pendeta jalanan bertato yang berhasil menyekolahkan 200 anak tanpa bantuan pemerintah.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
Kompas.com
AGUS PENDETA JALANAN - Agus Sutikno, pendeta jalanan beratato di Semarang yang mendirikan yayasan untuk anak jalanan, Rabu (18/12/2024). Agus Sutikno telah menyekolahkan 200 anak tanpa bantuan pemerintah. 

TRIBUNJABAR.ID - Inilah sosok Agus Sutikno, pendeta jalanan bertato yang berhasil menyekolahkan 200 anak tanpa bantuan pemerintah.

Dari tampangnya, Agus Sutikno bukanlah sosok pendeta yang lazim ditemui oleh masyarakat.

Sekujur tubuhnya dipenuhi tato hingga hampir menutupi seluruh kulitnya yang berwarna sawo matang.

Tak jarang, penampilan nyentriknya itu memunculkan stigma negatif di lingkungannya.

Tetapi, di balik penampilan nyentriknya yang tak lazim sebagai pendeta, Agus Sutikno memiliki hati yang begitu mulia.

Agus Sutikno memilih untuk menjadi pendeta jalanan. Ia terjun ke kampung-kampung kumuh dan bergaul dengan kaum marginal di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Tidak jarang, Agus Sutikno menemui para anak-anak jalanan, pekerja seks, pengidap HIV/AIDS, dan transgender.

Agus juga memiliki perhatian dan dedikasi besar terhadap keberlanjutan pendidikan kaum marginal.

Baca juga: SOSOK Muthia Khansa Nurwijaya Kasat Lantas Perempuan Pertama di Polres Purwakarta, Masih 30 Tahun

Pada tahun 2015, Agus Sutikno mendirikan Yayasan Hati Bagi Bangsa yang berlokasi di Jalan Manggis II, Kelurahan Lamper Lor, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang.

Melalui yayasan tersebut, Agus Sutikno berhasil menyekolahkan 200 anak tanpa bantuan dari pemerintah.

"Bagi saya, penampilan itu tidak penting, yang penting adalah kita bisa bermanfaat untuk semua orang," Rabu (18/12/2024), dikutip dari Kompas.com.

Agus menerima siapa pun anak jalanan yang datang kepadanya dengan tangan terbuka untuk meminta bantuan tanpa satu pun syarat.

Penilaiannya, pendidikan adalah hak dasar bagi semua anak di Indonesia.

Hal tersebut yang kemudian membuat Agus Sutikno berupaya semaksimal mungkin membantu kaum marginal dengan segala keterbatasan yang ia miliki.

"Merawat anak-anak, ngobatin orang sakit, memberi orang kelaparan, menurut saya adalah ibadah," ujarnya. 

Halaman
12
Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved