Kisah Mulia Agus Sutikno Pendeta Bertato Sekolahkan 200 Anak Tanpa Syarat, Ada yang Sudah Sarjana

Di balik penampilan nyentriknya, pendeta bertato ini memiliki aksi mulia, ia berhasil berhasil menyekolahkan ratusan anak hingga ada yang jadi Sarjana

Editor: Hilda Rubiah
Kompas.com
KISAH MULIA PENDETA NYENTRIK: Agus Sutikno seorang pendeta bertato dan bertindik yang berhasil sekolahkan ratusan anak didik, ada yang sampai jadi Sarjana 

TRIBUNJABAR.ID - Tubuh hingga wajahnya penuh dengan tato, namun siapa sangka ternyata ia seorang pendeta.

Di balik penampilan nyentriknya tersebut pendeta bertato ini memiliki aksi mulia.

Ia berhasil berhasil menyekolahkan ratusan anak, dari SD, SMP, SMA hingga Sarjana.

Inilah aksi mulia yang dilakukan oleh Agus Sutikno, seorang pendeta bertato berpenampilan nyentrik.

Baca juga: Kisah Haru Serma Priyo Anggota TNI Nyambi Jadi Pemulung Takut Makan Uang Haram, Sempat Dicemooh

Diketahui Agus Sutikno adalah pendiri sebuah yayasan bernama Yayasan Hati Bagi Bangsa berhasil menyekolahkan anak didiknya bahkan sampai sarjana.

Kisah mulia Agus Sutikno ini sedang ramai diperbincangkan.

Agus Sutikno merupakan seorang pendeta bertato dan berambut gondrong di Kota Semarang yang dikenal dengan julukan "Street Preacher" atau "Pendeta Jalanan".

Jika pendeta pada umumnya menyampaikan pesan-pesan Tuhan di gereja, Agus justru memilih terjun ke kampung-kampung kumuh dan bergaul dengan kaum marginal di Kota Lumpia, termasuk pekerja seks, anak-anak jalanan, pengidap HIV/AIDS, dan transgender.

Dengan komitmen dan dedikasinya, pada tahun 2015, Agus mendirikan Yayasan Hati Bagi Bangsa yang berlokasi di Jalan Manggis II, Kelurahan Lamper Lor, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang.

"Saya sudah menyekolahkan hampir 200 anak tanpa bantuan pemerintah. Bagi saya, penampilan itu tidak penting, yang penting adalah kita bisa bermanfaat untuk semua orang," ucap Agus kepada Kompas.com, Rabu (18/12/2024), seperti dikutip TribunJatim.com, Senin (3/2/2025).

Agus menerima anak-anak telantar tanpa syarat apa pun.

Kini, ratusan anak jalanan yang ia bantu telah berhasil bersekolah hingga jenjang sarjana.

Menurut Agus, pendidikan adalah hak dasar bagi semua anak di Indonesia.

Ia berupaya semaksimal mungkin membantu masyarakat dengan segala keterbatasan yang dimilikinya.

"Merawat anak-anak, ngobatin orang sakit, memberi orang kelaparan, menurut saya adalah ibadah," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: TribunJatim.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved