Brand Lokal Bandung Matoa Resmi Tutup, Tak Kuat dengan Adang Gempuran Barang Impor

Kabar mengejutkan datang dari brand lokal Bandung, jam tangan kayu Matoa yang menutup bisnisnya karena persaingan pasar sangat ketat.

Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Giri
Tribun Jabar/Fasko Dehotman
Produk jam tangan kayu Matoa Singo yang dijual dengan dua pilihan warna, yaitu ebony dan maple. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kabar mengejutkan datang dari brand lokal Bandung, jam tangan kayu Matoa yang menutup bisnisnya karena persaingan pasar sangat ketat.

Penutupan itu diumumkan secara resmi di akun media sosial @matoa.id. Alasan mereka menutup bisnis jam tangan kayu ini karena persaingan produk impor yang harganya jauh lebih murah.

Matoa merupakan pelopor jam tangan kayu asal Bandung yang didirikan sejak 2011. Matoa telah menembus pasar Amerika, Jepang, Malaysia, dan Arab Saudi.

Owner Matoa, Lucky Danna Aria, pun membenarkan penutupan itu.

Lucky mengatakan, Matoa memang sudah mengalami penurunan penjualan sejak 2019 karena dibukanya free trade atau kebijakan perdagangan bebas yang berdampak pada usahanya.

Baca juga: Nasib Bisnis Kuliner Raffi Ahmad, Satu Persatu Restoran Suami Nagita Tutup, Disebut Tak Viral Lagi

"Pada saat itu kami mencoba bertahan, tapi muncul pandemi Covid-19 yang membuat masalah semakin bertambah. Sebetulnya online ini naik penjualannya untuk produk lain, dan entah kenapa saat Covid, barang impor lebih masif," kata Lucky saat ditemui di Braci Sulanjana, Kamis (23/1/2025).

Lucky mengatakan, permintaan ekspor pun berhenti saat muncul Covid-19 karena di luar negeri pun sama-sama kesulitan dan tidak ada permintaan ekspor.

Owner Matoa, Lucky Danna Aria.
Owner Matoa, Lucky Danna Aria.

Sebenarnya, kata Lucky, di luar negeri, penjualan Matoa cukup bagus karena konsumen luar lebih menghargai kualitas, secara kurs juga lebih bersaing, dan Matoa mengurus ekspor sendiri.

"Setelah Covid mereda, saya juga prospek konsumen di luar negeri, ternyata mereka juga berubah sudah fokus ke yang lain," kata dia.

Lucky mengatakan, material bahan yang digunakan oleh Matoa memang berkualitas tinggi. Harganya pun berkisar Rp 1,2 juta hingga Rp 1,5 juta.

"Yang membedakan Matoa dengan jam tangan kayu lain dari sisi kualitas. Tapi di saat yang sama, saya lihat di marketplace, produk jam tangan kayu dijual Rp 100 ribu, tapi kualitas pasti jauh," ujarnya.

Lucky pun paham jika konsumen lebih tertarik dengan harga yang murah.

Hal ini yang menyebabkan penjualan menurun drastis sejak 2019 hingga 2022. 

Baca juga: Daftar Ide Bisnis di Tahun 2025 yang Berpotensi Laris Manis Digandrungi Gen Z hingga Gen Alpha

"Untuk menaikkan penjualan, kita harus keluar biaya promosi yang berlipat-lipat, jadinya malah rugi. Penjualan naik tapi biaya operasional naik juga," ujarnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved