Mencabut Bambu Pagar Laut di Tangerang Ternyata Bukan Pekerjaan Mudah, Perlu Kapal untuk Menariknya

Mencabut bambu yang ditanam di Pantai Tanjung Pasir, Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten, ternyata bukan pekerjaan mudah.

Editor: Giri
Tangkap layar Kompas Tv
Prajurit TNI Angkatan Laut dibantu warga dan nelayan membongkar pagar laut di perairan Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (18/1/2025) 

TRIBUNJABAR.ID, TANGERANG - Mencabut bambu yang ditanam di Pantai Tanjung Pasir, Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten, ternyata bukan pekerjaan mudah. Walau sebenarnya yang bekerja adalah anggota TNI.

Bambu-bambu yang ditancamkan ke dasar laut itu sudah dicabuti dalam beberapa hari.

Proses pencabutan itu memakan waktu yang tidak sebentar. Apalagi, pagar yang dibangun dengan menancapkan banyak bambu itu berpanjang 30,6 kilometer.

Bambu-bambu juga menancap cukup dalam.

Pantauan TribunTangerang.com pada Rabu (22/1/2025), pembongkaran dimulai sejak pukul 09.40 WIB melalui Pantai Tanjung Pasir, Teluknaga, Kabupaten Tangerang.

Tiga unit kendaraan tempur milik TNI Angkatan Laut jenis Amfibi LVT-7 diterjunkan guna memudahkan proses pembongkaran pagar laut.

Sejumlah kapal juga turut dikerahkan, seperti kapal milik nelayan, hingga perahu cepat milik marinir TNI AL yang disertai dengan alat bantu tali berukuran besar.

Baca juga: Seekor Lumba-lumba Jadi Korban Pagar Laut, Ditemukan Mati Terapung di Perairan Tarumajaya

Penggunaan kapal sebagai alat utama membongkar pagar laut tersebut bukanlah tanpa alasan.

Pasalnya bahan yang digunakan untuk memagari laut puluhan kilometer itu ialah bambu berukuran besar yang memiliki panjang sekitar tujuh meter.

Bambu tersebut ditancapkan ke dasar laut sedalam 5 meter. 

Sehingga hanya menyisakan sekira 2 meter bambu yang masih tampak di atas permukaan laut.

Dalamnya ukuran bambu yang tertanam di dasar laut itu membuatnya tak mudah dicabut dengan tangan kosong.

Maka dari itu TNI AL pun menginisiasi pembongkaran pagar laut dilakukan dengan cara ditarik menggunakan tali yang diikat pada kapal ataupun kendaraan tempur.

Serupa tak sama, proses pembongkaran tersebut mirip dengan cara menangkap ikan menggunakan teknik pukat harimau.

Baca juga: Ada Pemalsuan Dokumen di Kasus Pagar Laut Bekasi, Panjang Pagar Laut Baru 8 KM

Perahu nelayan menarik jaring berbentuk kantong yang besar dan panjang di dasar laut.

Namun dalam proses pembongkaran ini, kapal-kapal nelayan mengaitkan talinya di pagar yang terbuat dari bambu.

Kemudian ditarik bersamaan dengan kapal lainnya hingga pagar bambu tersebut roboh. 

Ketika bambu itu 100 persen sudah terangkat dari dasar laut, sejumlah aparat telah siaga untuk mengeluarkan bambu yang tancapannya sudah berhasil terlepas.

Metode itulah yang akan terus dilakukan hingga pagar laut yang membentang sepanjang 30,16 kilometer itu hancur. 

Selanjutnya bambu panjang tersebut dibawa ke satu unit kapal kosong yang khusus menampung bambu-bambu yang telah dilepaskan dari dasar laut.

Jika kapal khusus tersebut sudah terisi penuh, bambu-bambu langsung diantar ke tepi pantai guna disimpan sebagai barang bukti penyelidikan dan penyidikan oleh KKP.

Tim TribunTangerang.com mencoba melihat secara langsung proses pencabutan bambu tersebut.

Suasana kompak dan bahagia timbul ketika para nelayan dan aparat berhasil mengeluarkan bambu secara beruntun tanpa ada kendala.

Baca juga: Dedi Wawancarai Kadis Kelautan dan Perikanan Jabar soal Pagar Laut Bekasi, Hal Ini Bikin Tertawa

"Bareng-bareng ya, satu..dua..tiga," ujar salah seorang anggota TNI AL yang bertugas sebagai komando antara dua kapal saat hendak menarik pagar laut.

Petugas yang tugas berenang di laut langsung mengecek kondisi pagar laut itu.

Jika bambu sudah bisa langsung terlepas dalam satu tarikan, kode tertentu pun langsung dilontarkan.

"Yeay mantap, clear...Aman," ucap anggota TNI AL yang berenang di atas laut.

Tiga unit tank tersebut berwarna hijau kehitaman dengan bertuliskan Marinir pada bagian samping bodynya.

Kemudian di setiap tank terdapat kode yang terdiri dari susunan angka, yakni 1518, 1519 dan 3058.

Selain untuk menarik pagar laut, ke tiga kendaraan tempur berwarna hijau kehitaman dengan bertuliskan Marinir pada bagian samping bodinya yang setiap tank terdapat kode yang terdiri dari susunan angka, yakni 1518, 1519 dan 3058 itu mulanya digunakan untuk mengangkut sejumlah pejabat yang hadir langsung di pantai yang berada pada kecamatan Teluknaga tersebut.

Seperti Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono, Menteri Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional Nusron Wahid, Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto, hingga Kepala Staff TNI Angkatan Laut Laksamana Muhammad Ali.

Adapun pelaksanaan pembongkaran pagar kali ini pihaknya akan menargetkan sejauh 5 kilometer.

Dimana, teknisnya dilakukan secara bertahap di dua lokasi berbeda antara lain seperti di pantai Tanjung Pasir dan Pantai Kronjo, Kabupaten Tangerang.

Sejumlah langkah telah disiapkan sebagai langkah-langkah antisipasi adanya hambatan dalam proses pelaksanaan seperti faktor cuaca dan ombak laut.

Baca juga: Ribuan Nelayan Tanjung Pasir Tangerang Bersorak -sorai saat Akan Cabut Pagar Laut

Sebanyak 1.500 personel gabungan dikerahkan untuk melanjutkan pembongkaran pagar laut di perairan utara Kabupaten Tangerang, Banten.

Ribuan anggota yang diturunkan itu terdiri atas 700 personel TNI AL, 400 personel Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, serta 400 pasukan Katak Marinir.

Kemudian terdapat ada 500 orang nelayan di Banten yang turut dilibatkan dalam melakukan pembongkaran pagar laut.

Upaya pembongkaran pagar laut dilakukan dengan pola bertahap. Tahap awal pembongkaran dimulai dari Pantai Tanjung Pasir yang nantinya akan berakhir di pesisir Pantai Kronjo, Kabupaten Tangerang.
 
Progres pembongkaran tahap kedua ini sedikitnya melibatkan puluhan kapal baik dari TNI AL, KKP dan nelayan. Dimana kapal-kapal tersebut digunakan sebagai pengangkut objek pagar bambu tersebut. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Susahnya Mencabut Pagar Laut di Tangerang, Bambunya Nancep 5 Meter ke Laut, Ditarik Pakai Kapal

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved