Genangan Banjir Gedebage Masih 17 Ribu Meter Kubik, Pemkot Bandung Butuh Tambahan Kolam Retensi
Pemkot Bandung masih harus memutar otak untuk menangani banjir di kawasan Gedebage karena genangan air masih cukup tinggi dan kerap menghambat arus.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Januar Pribadi Hamel
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemkot Bandung masih harus memutar otak untuk menangani banjir di kawasan Gedebage karena genangan air masih cukup tinggi dan kerap menghambat arus lalu lintas meski sudah terdapat kolam retensi.
Seperti diketahui, kawasan Gedebage menjadi daerah langganan banjir terutama saat turun hujan deras. Sehingga Pemkot Bandung pun masih berupaya untuk menyelesaikan masalah banjir di daerah tersebut.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung, Didi Ruswandi, mengatakan, berdasarkan hasil perhitungan saat kondisi Sub Das Cinambo tahun 2021, genangan air di Gedebage mencapai 24.000 meter kubik.
"Nah sekarang dengan adanya kolam retensi yang baru di bawah sutet itu diperkirakan tinggal 17.000 kubik genangan. Jadi masih ada genangan tapi intinya berkurang," ujarnya saat dihubungi, Senin (13/1/2025).
Dengan masih adanya genangan tersebut, kata Didi, pihaknya masih membutuhkan penambahan kolam retensi agar masalah banjir di Kawasan Gedebage benar-benar bisa ditangani dengan baik.
"Ke depannya kita masih butuh banyak kolam retensi. Kalau dengan kapasitas 8.000-an berati kita masih butuh dua kolam retensi," kata Didi.
Baca juga: Ini Jumlah Kendaraan yang Melintas di Akhir Arus Balik di GT Cileunyi, Pasteur, dan KM 149 Gedebage
Di kawasan Gedebage itu, kata dia, saat ini sudah ada 7 kolam retensi yakni di Cipamulihan, Pasar Gedebage, Bandung Inten, Rancabolang 1, Rancabolang 2, Rancabolang 3, dan sekitar kantor Dinas Perhubungan.
Hanya saja, Didi tidak menjelaskan secara gamblang terkait efektivitas kolam retensi untuk mengatasi banjir di Kawasan Gedebage tersebut karena hal tersebut tergantung definisi dan penilaian dari masyarakat.
"Definisi efektif itu kan berfungsi dengan baik, cuma sekarang masih ada genangannya karena volumenya (kolam retensi) lebih kecil dari genangan. Kalau orang melihat ada genangan terus disebut gak efektif ya gak begitu, kan berkurang karena kolam retensi tersebut," ucapnya.
Didi mengatakan, penanganan banjir dengan kolam retensi tersebut merupakan jangka pendek karena dibangun setiap tahun. Sedangkan jangka panjangnya harus ada upaya penghijauan dari hulu dan kawasan terbangunnya segera dibuat kawasan resapan buatan.
"Solusi jangka panjangnya mutlak harus ada penghijauan kalau mau menuntaskan masalah banjir. Kalau di atasnya lebih rusak dan lahan resapan menjadi kritis, maka itu debit airnya naik sekitar 100.000 meter kubik," kata Didi. (*)
Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.
IKUTI CHANNEL WhatsApp TribunJabar.id untuk mendapatkan berita-berita terkini via WA: KLIK DI SINI
Kanwil KemHAM Jabar - Pemkot Bandung : Tahun Ke 6 Konsisten LCC HAM Tingkat SMP |
![]() |
---|
Wujud Sinergi, Kemenkum Jabar Dukung Penuh Cerdas Cermat HAM Bersama KemenHAM dan Pemkot Bandung |
![]() |
---|
Dukung MBG, Pemkot Bandung Buka Peluang Pemanfaatan Lahan Pemerintah untuk SPPG |
![]() |
---|
Respons Pemkot Usai Farhan Digugat Terdakwa Korupsi Bandung Zoo Terkait Sertipikat Lahan |
![]() |
---|
Raih Omzet Rp 6,71 Miliar, Pengusaha Muda di Bandung Pacu Ekonomi Pangan Lokal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.