Berita Viral

Sosok Andrianto Guru SMP Viral Jalan Kaki Lintas Provinsi usai Dimutasi, Dulu Tiap Hari Tempuh 80 Km

Kisah Andrianto (45), guru sekolah menengah pertama (SMP) yang rela jalan kaki dari Magetan, Jawa Timur, menuju Wonogiri, Jawa Tengah.

Tribun Solo
Aksi jalan kaki lintas provinsi yang dilakukan Andrianto, seorang guru SMP yang baru saja mendapatkan mutasi. 

TRIBUNJABAR.ID - Kisah Andrianto (45), guru sekolah menengah pertama (SMP) yang rela jalan kaki dari Magetan, Jawa Timur, menuju Wonogiri, Jawa Tengah.

Sebuah video yang menunjukkan aksi guru berjalan kaki ketika pulang dari sekolah menuju rumahnya pun viral di media sosial.

Dalam narasi yang beredar, guru yang berdomisili di Wonogiri, Jawa Tengah, seteiap hari menempuh jarak sekitar 80 kilometer untuk mengajar di Magetan, Jawa Timur.

Andrianto mengaku kehilangan waktu untuk keluarganya larena harus menempuh total 4 jam perjalanan setiap harinya.

Guru SMP yang berusia 45 tahun itu mengusahakan mutasi demi mendapatkan kesempatan mengajar di Wonogiri agar dekat dengan rumahnya.

Baca juga: Sosok Iptu Landung, Polisi Bantu Pria Tua Bawa Rumput hingga Beri Sembako, Ternyata Temannya saat SD

Dalam video viral, Andrianto tampak dilepas dengan haru oleh para rekan sejawat dan murid-muridnya.

Diketahui, Andrianto mengajr di SMP Negeri 2 Plaosan, Kabupaten Magetan.

Sedangkan rumahnya berada di Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Setiap harinya, ia mengendarai motor dengan jarak 80 kilometer selama 14 tahun mengajar.

"Saya sudah 14 tahun di Magetan. Jarak dari rumah Tirtomoyo ke sekolah itu 70-80 km. Setiap hari naik motor, perjalanan 2 jam, berangkat setelah subuh jam 5 pagi, sampai sekolah jam 7," jelasnya, dikutip dari Tribun Solo.

Ajukan mutasi

Selama belasan tahun ia sudah mengajukan beberapa kali mutasi agar dekat dengan keluarga dan bisa mendampingi anaknya.

Apalagi, Andrianto juga sedang menunggu kelahiran anak ketiganya.

"Orang bekerja kalau jauh dari keluarga itu kan setelah lama inginnya dekat dengan keluarga, anak saya juga butuh pendampingan," ujarnya.

Baca juga: Sosok Yus Pensiunan Guru Dirikan Sekolah Lansia Fatmawati, Pengajarnya dari Universitas Bergengsi

Dia mengaku mulai mengajukan mutasi untuk pindah mengajar sejak tahun 2018 lalu.

Namun, permohonan itu ditolak karena tidak ada guru yang menggantikan posisinya di SMP Negeri 2 Plaosan, Magetan.

Ia pun tidak menyerah dan kembali mengajukan mutasi dan tidak disetujui karena regulasi posisi pengganti.

"Kalau total mengajukan mutasi dari Magetan 3 kali, dari Wonogiri 2 kali. Jadi total 5 kali," katanya.

Bulan Juli 2024, pengajuan mutasinya mulai diterima karena saat itu ada guru yang akan menggantikan posisinya.

"Setelah diterima berkasnya harus naik ke Gubernur, Kemendagri dan BKN alurnya. Lalu akhir Oktober dapat SK, di SK dinyatakan saya pindah per 1 November, itu jadi acuan secara birokrasi," katanya.

Penuhi Nazar

Andrianto menyampaikan, saat proses mutasinya berjalan, ia pernah bernazar di hadapan rekan-rekan guru.

Ia mengaakan, akan berjalan kaki lintas provinsi Jawa Timur ke Jawa Tengah bila permohonan mutasinya disetujui.

Aksi jalan kaki lintas provinsi dilakukannya dari SMP Negeri 2 Plaosan sampai ke Wonogiri, tepatnya di Kecamatan Puhpelem. 

Jaraknya kurang lebih 15 kilometer dan melintasi 8 desa.

"Perjalanan 5 jam dari Puhpelem ke rumah lanjut menggunakan motor. Jadi jalan kaki dari Jawa Timur ke Jawa Tengah," katanya.

Nazar itu dilakoninya pada 31 Oktober 2024 lalu, tepat hari terakhir Andrianto mengajar di SMP Negeri 2 Plaosan.

Video aksinya itu, ia unggah ke media sosial pada 1 November 2024.

"Niatnya hanya berbagi rasa syukur, tidak ada niatan ingin viral. Luapan kegembiraan saja. Sekarang sudah lega," kata Andrianto.

Sempat ingin resign

Andriano mengaku hampir putus asa dan berniat untuk resign demi mendampingi anak-anaknya.

Karena i harus menempuh 4 jam perjalanan untuk mengajar.

"Perasaan lega karena saya sudah sampai mikir kalau tidak bisa (pindah) mau pensiun dini, mau resign saja mendampingi anak," katanya.

Saat ini lokasi mengajarnya dekat dengan lokasi istrinya mengajar. 

Istrinya merupakan guru SD dan anak-anaknya juga bersekolah di tempat ia dan istrinya mengajar.

"Sekarang jadi 1 lokasi (dekat). Kalau berangkat bareng-bareng. Sekarang jaraknya 3 km, kurang dari 10 menit, sebelumnya perjalanan 2 jam paling cepat," pungkas Andrianto.

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved