Viral Junaidi Tuntut Keadilan ke Istana Ngaku Anak Dirudapaksa Santri di Subang, As Syifa Buka Suara

Aksi Junaidi viral di media sosial, khususnya di X (dulu Twitter). Dia berjalan kaki menuju Istana Negara untuk menemui Presiden Prabowo Subianto.

|
Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Giri
Tangkapan Layar
Junaidi berjalan kaki ke Istana Negara menuntut keadilan vira di media sosial. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Subang, Ahya NurdinĀ 

TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Aksi Junaidi viral di media sosial, khususnya di X (dulu Twitter). Dia berjalan kaki menuju Istana Negara untuk menemui Presiden Prabowo Subianto.

Junaidi berjalan kaki sambil membawa banner yang bertuliskan "Kepada Yth Bapak Presiden RI, Kami mohon mediasi Peradilan. Saya Bapak Junaidi dari Bandung dengan keluhan sebagai berikut:

  1. Anak saya diperkosa dibawah umur
  2. Dinikahkan tanpa saya(tanpa wali dari orangtua) yang dilakukan oleh oknum santri dengan TKP Yayasan As Syifa Al-Khoeriyyah Subang."

Sontak, tulisan tersebut membuat semua orang tercengang dan kaget, mengingat As Syifa Al-Khoeriyyah adalah lembaga pendidikan Islam terkenal di Subang. Jumlah santrinya mencapai ribuan dan fasilitas sekolah yang lengkap, berprestasi, dan masuk sekolah unggulan di Jabar dan Indonesia.

"Saya ingin menuntut keadilan untuk anak saya yang diperkosa di bawah umur oleh santri Assyifa. Namun sudah menempuh jalur hukum ke Polres dan Polda tidak ditanggapi," ujar Junaidi dalam video singkat di akun X @heygina_

Terkait viralnya aksi Junaidi, pihak Yayasan As Syifa Al-Khoeriyyah langsung menggelar konferensi pers yang dipimpin langsung oleh Sekretaris Yayasan As Syifa Al-Khoeriyyah, Casim, Sabtu (21/12/2024).

Baca juga: Polres Subang Periksa Bus-bus yang Akan ke Lokasi Wisata Ciater untuk Antisipasi Kecelakaan

Casim menegaskan narasi yang disampaikan Junaidi tidak benar alias hoaks.

"Sama sekali tidak benar dan tidak ada santri As Syifa Al-Khoeriyyah yang melakukan rudapaksa terhadap anak Junaidi," ucap Casim.

Casim menjelaskan, Junaidi saat itu tinggal di gubuk yang mirip kandang domba bersama anaknya. Lokasinya tak jauh dari kawasan Kampus Assyifa di Wanareja, Subang.

"Kami pihak As Syifa merasa iba melihat Junaidi, akhirnya kami mengajak Pak Junaidi tinggal di kawasan Kampus As Syifa dan dipekerjakan sebagai tukang kebun," ucapnya.

Seiring berjalannya waktu, sekitar tahun 2012, anak Junaidi beranjak dewasa dan ada yang berniat menikahinya yakni Nanang yang merupakan petugas pertanian Yayasan As Syifa Al-Khoeriyyah.

Pihak Yayasan Assyifa Al-Khoeriyyah Subang menggelar Junaidi
Pihak Yayasan Assyifa Al-Khoeriyyah Subang menggelar konferensi pers menanggapi aksi yang dilakukan Junaidi, Sabtu (21/12/2024).

"Nanang masuk sebagai pekerja pertanian di As Syifa pada November 2011. Juni 2012 keluar karena berencana menikahi Teti anak Junaidi di Sumedang," katanya.

Saat itu, lanjut Casim, Nanang sempat minta izin ingin menikahi Teti kepada Junaidi. Namun Junaidi meminta sejumlah uang ke Nanang. Nanang tidak menyanggupi.

"Akhirnya Nanang pulang ke Sumedang dan Teti menyusul. Keduanya menikah di Sumedang. Kabarnya tanpa wali Junaidi, tapi wali hakim. Namun beberapa bulan kemudian dinikahkan ulang oleh Junaidi," ucap Casim.

"Jadi sama sekali tak ada rudapaksa di Kampus As Syifa Al-Khoeriyyah Wanareja saat itu dan kami juga punya surat pernyataan di atas materai dari Teti anak Junaidi, bahwa dirinya tak pernah mendapatkan perlakuan atau kekerasan seksual oleh Nanang selama di As-Syifa," imbuhnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved