Berita Viral

Pemicu Dokter Koas Unsri Dipukul, Heboh Isu LD Minta Ubah Jadwal Karena ke Eropa, Pengacara Bantah?

Di media sosial beredar kabar bahwa LD menolak jadwal piket yang ditetapkan oleh Luthfi selama libur Natal dan Tahun Baru diduga karena ingin ke Eropa

Istimewa
Sebuah video menayangkan dokter koas dipukuli diduga gara-gara jadwal jaga akhir tahun di Kota Palembang, beredar viral di media sosial. 

TRIBUNJABAR.ID - Media sosial dihebohkan dengan kejadian dokter koas Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sriwijaya (Unsri), Muhamad Luthfi yang menjadi korban pemukulan.

Terduga pelaku pemukulan terhadap Luthfi adalah sopir dari LD yang juga merupakan dokter koas FK Unsri.

Di media sosial beredar kabar bahwa LD menolak jadwal piket yang ditetapkan oleh Luthfi selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Bahkan, muncul dugaan bahwa LD ingin liburan ke Eropa bersama kelurganya.

Pihak LD Membantah

Kuasa hukum keluarga LD, Titis Rachmawati membantah kabar bahwa LD dan keluarga akan liburan ke luar negeri.

Baca juga: Orangtua Dokter Koas FK Unsri yang Dianiaya Meradang, Sudah Lapor Polisi: Proses Hukum Berjalan!

Hal itu disampaikannya saat Titis mendampingi DT, terduga penganiaya Luthfi, saat diperiksa di Mapolda Sumsel, Jumat (13/12/2024).

"Itu sudah dilebihkan, enggak ada liburan. Katanya mau liburan ke Eropa, emang ke Eropa berapa jam naik pesawat?," kata Titis saat ditemui di Mapolda Sumatera Selatan, Jumat (13/12/2024), dikutip dari Tribun Sumsel.

Titis meminta masyarakat agar tidak mudah terprovokasi terkait isu yang berseliweran di media sosial.

"Kami akan luruskan kepada masyarakat dan orang-orang yang tidak tahu permasalahan. Jangan judge seseorang, karena medsos kan sudah diatur Undang-undang ITE. Kami perhatikan akun-akun yang disebarkan dengan tujuan hal yang tidak baik," tuturnya.

Alasan LD Minta Ubah Jadwal

Titis mengatakan, alasan LD ingin meminta piket dijadwal ulang lantaran mengalami tingkat stres sebagai tenaga medis.

Terlebih lagi banyaknya pasien di rumah sakit. 

"Tingkat stres orang tidak bisa mengukurnya, apalagi baru diterjunkan ke masyarakat. Belum siap betul. Ada sesuatu yang tidak diperlakukan dengan yang sama," ujarnya.

Video penganiayaan viral

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved