Berita Viral

Kisah Yudi Driver Ojol yang Tinggal di 'Kampung Zombie' Cililitan, Pilu Tak Bisa Pindah Karena Biaya

Kisah pilu Yudi yang memilih bertahap hidup di 'Kampung Zombie', Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur tengah mencuri perhatian.

(KOMPAS.com/Febryan Kevin)
Rumah Yadi di kampung zombi yang selalu dibersihkan setiap terjadi banjir sehingga terhindar dari lumpur, 

TRIBUNJABAR.ID - Kisah pilu Yudi yang memilih bertahap hidup di 'Kampung Zombie', Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur tengah mencuri perhatian.

Peria 39 tahun itu harus menghadapi ketidakpastian setiap kali hujan deras menerpa. 

Sudah sejak dulu RT 06/07 di Cililitan dikenal sebagai wilayah rawan banjir.

Akan tetapi, alasan ekonomi menjadi faktor utama mengapa Yudi memilih tetap tinggal di sana.

“Faktor biaya, kalau saya pindah butuh biaya kontrak, kita kan butuh biaya, buat hidup sebulan butuh biaya,” kata Yadi saat ditemui di rumahnya, dikutip dari Kompas.com.

Bekerja sebagai pengemudi ojek online (ojol), Yadi mengaku merasakan ekonomi yang cukup berat, terutama ketika penghasilannya tidak menentu.

Baca juga: Viral Sejumlah Pengendara di Bogor Ngeluh Mobilnya Rusak Mesin Gegara Pertamax, Ini Kata Pertamina

Yudi harus menghidupi tiga anak, istri, dan kedua orang tuanya.

"Saya ojol sekarang saja kembang kempis buat sekarang-sekarang, buat makan sudah alhamdulillah," ujarnya. 

Meski begitu, Yadi sempat tertarik dengan program rumah DP 0 persen yang digagas oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

Namun, harapan itu segera kandas karena ada batasan gaji yang tidak bisa dipenuhi. 

“Suami-istri minimal ada penghasilan kalau digabungin Rp 7.000.000, sudah lah saya sudah enggak banyak ngomong kita sudah dengar gitu, buat apa kan kita tanya-tanya lagi, kita langsung mundur,” ungkapnya.

Selain itu, Yudi juga mengaku sempat mencari alternatif rumah susun dengan harga terjangkau, namun sang istri menolak karena merasa berat untuk meninggalkan kampung halamannya yang sudah dianggap sebagai rumah mereka.

“Kalau saya ngajuin rumah susun berarti harus adaptasi lagi kan sama lingkungan baru, istri yang agak berat ini salah satu kampungnya,” tambah Yadi. 

Yadi juga berharap jika tempat tinggalnya harus digusur oleh pemerintah karena berada di bantaran kali, ia bisa dibantu dalam mencari tempat tinggal yang layak. 

"Kalau perbantuan modal tempat tinggal, ya itu dia mungkin mencari tempat yang layak kalau saya pribadi," harapnya.

Kampung yang terlupakan

Dilansir dari Kompas.com, Kampung Zombie di Cililitan kini tengah dalam kondisi yang memprihatinkan.

Untuk sampai ke kawasan tersebut, pengunjung harus melewati gang Al Hikmah yang curah.

Saat tiba di kampung, tampak banyak rumah kosong dengan kondisi rusak.

Terlihat lumpur yang memenuhi lantai, sedangkan kaca jendela dan pintu banyak hilang akibat banjir yang rutin menggenangi kawasan ini.

Jalan menuju rumah Yadi juga sangat licin karena dipenuhi lumpur dan lumut. 

Yadi sendiri tinggal di lantai dua rumahnya bersama keluarganya, sementara lantai dasar tidak difungsikan karena sering terendam banjir. 

Meskipun hidup dalam ketidakpastian, Yadi dan keluarganya tetap bertahan, berjuang untuk hidup di tengah tantangan lingkungan yang semakin sulit.

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved