Reses di KBB, Anggota DPRD Jabar Sri Dewi Anggraini Bersama Kader Posyandu Bahas Penanganan Stunting

Sri Dewi mendapat aspirasi dari para kader posyandu soal sistem penanganan stunting di tingkat paling bawah.

Penulis: Rahmat Kurniawan | Editor: Siti Fatimah
Rahmat Kurniawan
Anggota komisi 2 DPRD Jawa Barat (Jabar) Sri Dewi Anggraini bertemu dengan puluhan emak-emak kader posyandu di Desa Pasirhalang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB) Kamis (14/11/2024). 

Laporan kontributor Tribunjabar.id Rahmat Kurniawan

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Anggota komisi 2 DPRD Jawa Barat (Jabar) Sri Dewi Anggraini bertemu dengan puluhan emak-emak kader posyandu di Desa Pasirhalang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB) Kamis (14/11/2024).

Dalam balutan reses, Sri Dewi mendapat aspirasi dari para kader posyandu soal sistem penanganan stunting di tingkat paling bawah.

Dalam balutan reses, Sri Dewi mendapat aspirasi dari para kader posyandu soal sistem penanganan stunting di tingkat paling bawah.

"Tadi konstituennya itu perempuan semuanya, ibu-ibu yang peduli kesehatan ibu dan anak, kader posyandu," kata Sri Dewi.

Sri Dewi mengungkapkan, ada keluhan terkait dukungan yang dinilai belum maksimal terhadap kader-kader posyandu yang menjadi salah satu ujung tombak penanganan stunting di daerah.

Salah satunya soal pemberian edukasi dan bimtek terkait pembuatan laporan kegiatan penanganan stunting.

"Mereka harus mengisi laporan kegiatan, mereka mau agar diberikan bimtek karena tidak semua kader paham dan bisa, harus ada pelatihan yang membuat mereka membuat laporan. Jadi bantuan tidak hanya untuk sasaran tapi juga untuk mereka," ungkapnya.

Selain itu, perlu sokongan logistik bagi kader-kader posyandu untuk berperan aktif dalam menekan angka stunting khususnya di Bandung Barat.

Apalagi kader-kader posyandu ini kerap mengeluarkan ongkos pribadi untuk menggelar program-program penanganan stunting seperti penyaluran Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

"Mereka minta suport logistik untuk kuotanya dan lain-lain. Jadi mereka mau ada suport logistik nya diperhatikan, karena ada PMT yang kadang diantarkan kepada keluarga, itu kan cost yang harus mereka keluarkan sendiri," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved