Pilkada Kota Bandung 2024

Jadi Pusat Fashion Bandung, Farhan Turun Tangan Hadapi Dinamika Bisnis Distro di Trunojoyo

Farhan mengatakan, untuk saat ini para pelaku industri kreatif tersebut ingin merasakan kehadiran Pemerintah Kota Bandung,

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Siti Fatimah
Hilman Kamaludin
Calon Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan saat berdiskusi dengan pelaku usaha distro di Trunojoyo, Selasa (12/11/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pelaku industri kreatif, khususnya pengusaha distro di Jalan Trunojoyo yang menjadi pusat fashion anak muda mendapat perhatian serius dari calon wali kota Bandung, Muhammad Farhan.

Sebagai bentuk perhatian awal, Farhan pun berdiskusi dengan pelaku industri kreatif itu untuk menampung keluh kesah mereka, terutama terkait keberlangsungan bisnis yang diharapkan mendapat perhatian pemerintah.

Farhan mengatakan, untuk saat ini para pelaku industri kreatif tersebut ingin merasakan kehadiran Pemerintah Kota Bandung, baik secara fisik maupun soal kebijakan.

"Kalau saya senang nongkrong, jadi ngobrol-ngobrol begini tuh saya menikmati. Jadi ketika mereka bilang ada akses nggak? ya ada," ujar Farhan saat ditemui di kawasan Trunojoyo, Selasa (12/11/2024) sore.

Saat berdiskusi dengan mereka, Farhan juga mengaku memberikan sedikit pendidikan politik bahwa anggota DPRD Kota Bandung juga harus diajak berbicara untuk menampung aspirasi dari pelaku industri kreatif itu.

"Makanya saya ingin memperkenalkan anggota DPRD saya nanti ke sini, ya itu Pak Dudi Hermawan yang memang wilayah kerjanya di daerah sini," kata Farhan.

Menurut Farhan, kawasan Trunojoyo ini sudah menjadi pusat ekonomi, tetapi tidak dikelola dengan baik, sehingga saat memasuki bulan puasa kerap muncul PKL yang jualan dengan barang mirip seperti barang distro.

"Maka yang terjadi adalah ya saayana we, jadi asa acak-acakan, padahal harusnya ada yang mengelola, apakah harus pemerintah? Ya tidak harus pemerintah," ucapnya.

Menurut Farhan, pemerintah cukup diajak berdiskusi karena dengan munculnya PKL di kawasan Trunojoyo tersebut tentunya pasti ada warga yang terganggu, termasuk konsumen yang akan belanja brand-brand lokal itu.

"Seperti ketika jalannya ditutup untuk PKL selama bulan puasa itu, kita (pemerintah) nggak bisa apa-apa, harusnya kita bisa berbuat sesuatu soal itu," kata Farhan.

Ia mengatakan, terkait hal itu tidak perlu berbicara soal regulasi karena sudah ada dan tinggal emplementasinya tetapi yang terpenting harus ada dialog. Sebab, pada dasarnya Kota Bandung yang inklusif ini siapa pun boleh berbisnis asalkan jangan sampai merugikan orang lain.

"Jadi tugas saya adalah menjaga dinamika (industri kreatif) dan keseimbangan jangan sampai ada yang dirugikan," ucapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved