Pemerintah Tergetkan Swasembada Energi, Pertamina Dukung Melalui 4 Terobosan Teknologi Rendah Karbon
Poin-poin penting ini menjadi perhatian PT Pertamina (Persero) yang juga turut mendukung kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: Kemal Setia Permana
TRIBUNJABAR.ID - Swasembada energi menjadi salah satu topik yang ditekankan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam pidato perdananya di hadapan parlemen setelah pelantikannya sebagai presiden pada 20 Oktober 2024.
Keinginan Prabowo untuk swasembada energi bukan tanpa alasan. Prabowo mempunyai kekhawatiran bahwa ketegangan geopolitik dan perang yang bisa terjadi kapan saja dapat mengancam pasokan energi Indonesia sehingga Indonesia harus bisa memenuhi kebutuhan energinya sendiri.
Terlebih dalam situasi krisis, negara-negara cenderung memprioritaskan kepentingan domestik mereka, termasuk dalam hal energi.
Oleh karena itu, Indonesia perlu mengurangi ketergantungan pada impor energi.
Poin-poin penting ini menjadi perhatian PT Pertamina (Persero) yang juga turut mendukung kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Swasembada energi yang menjadi salah satu dari 17 program prioritas Presiden Prabowo dalam kepemimpinannya di bawah visi Asta Cita, bakal didukung melalui komitmen Pertamina dalam menjaga ketahanan energi dengan mempertahankan dan meningkatkan bisnis eksisting, serta meningkatkan bisnis rendah karbon yang lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Komitmen Kurangi Emisi, Pertamina Gandeng Jepang Dalam Proyek CCUS, Pengamat: Dorong Investasi Hijau
Terkait target swasembada energi yang dicanangkan pemerintah dalam 5 tahun ke depan, Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan bahwa Pertamina saat ini tengah mengembangkan empat terobosan dalam bisnis rendah karbon.
Terobosan tersebut merupakan komitmen Perusahaan dalam menjalankan perannya untuk mendukung tercapainya target Net Zero Emission (NZE) Pemerintah Indonesia tahun 2060 atau lebih cepat.

“Terobosan ini akan memperkuat swasembada energi, sekaligus memberikan dampak dalam penurunan emisi karbon, diversifikasi portofolio bisnis yang akan membuka peluang bisnis baru di masa depan,” ujar Fadjar dalam keterangannya, Kamis (24/10/2024).
Adapun empat terobosan Pertamina itu masing-masing adalah:
1. Pengembangan Biofuel
Pertamina berhasil mengembangkan energi biofuel sebagai bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dengan campuran bahan nabati.
Pertamina telah berhasil memproduksi dan memanfaatkan biodiesel B35.
Selain B35, Pertamina juga mengembangan Pertamax Green dan Sustainable Aviation Fuel (SAF) bahan bakar pesawat terbang dengan campuran bahan nabati.
Biofuel yang telah dijalankan Pertamina ini akan berdampak pada pengurangan emisi, sehingga memiliki nilai tambah positif bagi masyarakat.
"Pada tahun 2023, penerapan B35 mampu menurunkan emisi CO2 hingga 32,7 juta ton,” ujar Fadjar.
2. Geothermal
Untuk pengembangan Geothermal, Fadjar menyebut bahwa saat ini Pertamina mengelola 15 wilayah kerja panas bumi (WKP) dengan kapasitas terpasang 672 MW yang akan dinaikkan menjadi 1 GW dalam dua sampai tiga tahun ke depan.
Dengan demikian Pertamina memiliki potensi cadangan panas bumi yang siap dikembangkan.
Dalam pengembangan Petrochemical, Pertamina menargetkan produksi sebesar 3,2 juta ton di tahun 2025, dari saat ini sebesar 1,9 juta ton per tahun.
Untuk pengembangan bisnis ini, Pertamina terbuka untuk menjalin kemitraan dengan berbagai institusi dari dalam dan luar negeri.
4. Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS)
Di sisi lain, dari bisnis hulu migas, Pertamina juga akan berkontribusi pada pengurangan emisi melalui pengembangan CCS/CCUS.
Pengembangan CCS/CCUS secara akumulatif berpotensi mengurangi emisi hingga 1,5 juta tahun 2029.
Proyek pengembangan yang sudah dilakukan antara lain di Field Sukowati, Field Jatibarang, dan Field Ramba.
Baca juga: Pertamina Bantu Wujudkan Mimpi Disabilitas Tunarungu di Indramayu Dapat Pekerjaan Layak
Selain mengembangkan proyek, Pertamina juga melibatkan masyarakat dalam memanfaatkan energi hijau yang berdampak pada swasembada energi melalui Program “Desa Energi Berdikari”.
Hingga saat ini, jumlahnya telah mencapai 85 desa binaan di seluruh Indonesia. Berbagai terobosan Pertamina dalam mencapai target swasembada energi dan dekarbonisasi berhasil menurunkan emisi di atas target.
Realisasi reduksi emisi scope 1 & 2 Pertamina mencapai 124 persen dari target yang ditetapkan pada tahun 2023. Pertamina berhasil melakukan dekarbonisasi sebesar 1,13 juta ton C02e dari target 910 ribu ton C02e. Keberhasilan dalam dekarbonisasi menjadikan Pertamina menduduki peringkat pertama dalam ranking ESG di dunia berdasarkan Sustainablytics, pada subsektor Minyak dan Gas Terintegrasi dari 61 perusahaan dunia.
“Dengan dukungan stakeholder, Pertamina optimistis bisa mendukung program pemerintah swasembada energi sekaligus mencapai NZE sesuai target nasional,”
"Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina," ujar Fadjar. (***)
PT Pertamina
Pertamina
Fadjar Djoko Santoso
rendah karbon
geothermal
Petrochemical
CCS/CCUS
Biofuel
swasembada energi
Daftar Harga BBM Pertamina Hari Ini Sabtu 20 September 2025 Se-Indonesia, 3 BBM Masih Turun Harga? |
![]() |
---|
Daftar Harga BBM Pertamina Hari Ini Jumat 19 September 2025 Se-Indonesia, Pertamax hingga Pertalite |
![]() |
---|
Daftar Harga BBM Pertamina Hari Ini Kamis 18 September 2025 Se-Indonesia, Pertamax Turbo Masih Turun |
![]() |
---|
Daftar Harga BBM Pertamina Hari Ini Rabu 17 September 2025 Se-Indonesia, Pertamax hingga Pertalite |
![]() |
---|
Pelestarian Ikan Belida Jadi Upaya Kilang Pertamina Selamatkan Identitas Sungai Musi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.