Pertamina Bantu Wujudkan Mimpi Disabilitas Tunarungu di Indramayu Dapat Pekerjaan Layak
Sekilas, Nur (32) tidak ada bedanya dengan kebanyakan orang. Namun, Nur yang merupakan barista di Teman Istimewa Coffee, tidak bisa mendengar.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Giri
“Perbaikan demi perbaikan terus kami upayakan. Cita-cita menjadikan tempat ini sebagai ruang inklusif yang nyaman dan setara tidak akan bisa terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Kami percaya, kamu yang hadir di tempat ini akan menjadi saksi dan bagian dari upaya kesetaraan itu.”
Selain itu, ada banyak pula doa-doa dari para tamu kafe yang juga ikut menitipkan pesan. “Tetaplah istimewa, seistimewa tatkala engkau bertakhta di hati kami,” tulis seorang pengunjung. Orang yang menulis pesan itu juga turut membubuhkan tanda love.
Kisah Hidup Nur
Saat senggang, Nur sedikit bercerita soal kehidupannya. Keterbatasan mendengar dan berbicara ternyata sudah ia derita sejak lahir.
Masih dengan menggunakan bahasa isyarat, Nur juga mengakui sejak kecil dirinya kerap dikucilkan, kondisi tersebut terus berulang bahkan sampai ia dewasa.
Olok-olok hingga dijahili, kata dia sudah menjadi sarapan sehari-hari. Nur tersenyum kecil, ia memahami betul rasanya menjadi kaum minoritas yang kerap dipandang sebelah mata.
Cerita Nur berlanjut saat ia beranjak dewasa. Nur sempat menikah, tapi bahtera rumah tangganya hancur. Ia tidak bercerita lebih lanjut soal mantan suaminya, mungkin karena terlalu sakit untuk dikenang.
Tapi ia bercerita, dari pernikahan pertamanya, ia belum dikaruniai anak. Setelah ditinggalkan suaminya, Nur pun resmi menyandang status sebagai seorang janda.
Beberapa tahun kemudian, Nur bertemu dengan cinta sejati yang kini jadi suaminya. Pernikahan Nur kali ini cukup unik, suaminya terlampau lebih muda karena baru berusia 25 tahun, namanya Rasmadi.
Kata Nur, kurang lebih mereka dipertemukan oleh takdir karena Rasmadi juga sama-sama disabilitas tunarungu. Takdir lainnya, Rasmadi juga seorang duda tapi punya satu orang anak.
Rasmadi juga sosok suami yang pekerja keras. Dia sering ikut melaut menjadi anak buah kapal (ABK). Namun untuk saat ini, ia diterima bekerja di sebuah tempat cukur.
Nur mengaku menemukan kebahagiaan di pernikahannya kali ini. Selang beberapa waktu setelah menikah, Nur hamil anak pertamanya.
Setelah sembilan bulan mengandung, anak Nur lahir ke dunia, ia pun akhirnya bisa merasakan bagaimana menjadi seorang ibu.
Hanya saja, kebahagiaan yang ia rasakan hanya berlangsung sesaat. Bayi Nur meninggal dunia saat menginjak usia enam bulan. Kata Nur, anaknya itu sakit, badannya demam tinggi.

Sebagai seorang ibu, kondisi tersebut tentu membuat Nur sangat terpukul. Andai saja punya uang lebih, kata Nur, ia saat itu ingin sekali membawa anaknya berobat ke rumah sakit dengan fasilitas terbaik.
Pastikan Kesiapan Keadaan Darurat : Pertamina Patra Niaga Regional JBB Gelar OKD Level 1 di SHAFTHI |
![]() |
---|
UMKM Pertamina Patra Niaga Regional JBB Berpartisipasi Dalam Pameran Kerajinan INACRAFT 2025 |
![]() |
---|
Daftar Harga BBM Pertamina Hari Ini Jumat 3 Oktober 2025 Se-Indonesia, Pertamax hingga Pertalite |
![]() |
---|
Pertamina Patra Niaga Terima Kunjungan Universitas Padjajaran, Kenalkan Industri Migas Lebih Dalam |
![]() |
---|
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Luncurkan BIOGATOR untuk Rehabilitasi Mangrove |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.