Nasib Pilu Pencipta Lagu Asal Indramayu, Karyanya Dibayar Beras dan Seharga Cabai, Tak Kenal Royalti

Kisah pilu seorang pencipta lagu tarling pantura yang dibayar hanya seharga cabai tengah menyita perhatian.

(Kompas.com/ MUHAMAD SYAHRI ROMDHON)
Dasini, istri Carli, menunjukan kondisi kesehatan Carli yang sudah terbaring di kasurnya di Desa Benda, Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu, pada Rabu (9/10/2024) siang. Carli adalah satu dari beberapa pencipta lagu yang bernasib pilu karena tidak mendapatkan royalti hingga usia renta. 

TRIBUNJABAR.ID - Kisah pilu seorang pencipta lagu tarling pantura yang dibayar hanya seharga cabai tengah menyita perhatian.

Sosoknya adalah Carlid (85) yang berasal dari Desa Benda, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramyu, Jawa Barat.

Namanya mungkin terdengar asing bagi banya orang.

Bukan karena lagu-lagunya yang tidak populer, tetapi karena namanya sering kali digelapkan.

Kendati demikian, lagu-lagu ciptaan Carli, yang kuat dan sarat makna, tetap dinyanyikan hingga saat ini.

Salah satu lagu terkenalnya adalah "Jam Siji Bengi" yang berarti "Jam Satu Malam".

Baca juga: Dulu Berjaya Jadi Pencipta Lagu Meggy Z Sampai Inul, Kini Hidup Syam Pilu, Ngamen di Sukabumi

Lagu ini mempunyai makna yang mendalam, seperti banyak karya lainya yang diciptakan oleh Carli.

Istrinya, Dasini (67) menerangkan bahwa Carli telah menciptakan banyak lagu tarling.

Sebagian lagunya dijual ke Jakarta, sedangkan yang lain ditawarkan kepada penyanyi lokal.

Sebagian lagu ramai dan meledak di masanya, hingga berulang kali dinyanyikan oleh penyanyi lain dan juga acara tarling dan sandiwara. 

"Ada banyak lagunya, Bapane Senang, Jam Siji Bengi, Aja Ditangisi, Sulaya Janji, Kelap-kelip Lampu Biru, Krismon alias Krisis Moneter, Kembang Plastik, Pacaran Duwur Kertas, dan lainnya. Pacaran Duwur Kertas itu cintanya jauh, pacarannya di atas kertas karena dulu zaman surat-suratan, sekarang sih ada HP," kata Dasini, dikutip dari Kompas.com.

Memori musikal yang menyentuh

Tidak sekedar omong, Dasini mengambil dan langsung menunjukkan lagu cipataan Carli.

Kompas.com melihat langsung kertas yang bertuliskan lirik lagu yang sudah berwarna kuning dan lusuh. 

Dihitung, ada lebih dari 50 kertas dari kurun waktu 1980-1990 hingga sebelum tahun 2000-an. 

Sumber: Kompas
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved