Persib Bandung

Eko Maung Sebut Sanksi untuk Persib Bandung Sudah Tepat, Manajemen-Suporter Harus Komunikasi

Seorang bobotoh yang juga peneliti hukum olahraga, Eko Noer Kristiyanto, menyebut sanksi dan denda yang diterima Persib Bandung sudah tepat.

Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Giri
Instagram @ekomaung69
Eko Noer Kristiyanto, pengamat sepak bola. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Seorang bobotoh yang juga peneliti hukum olahraga, Eko Noer Kristiyanto, menyebut sanksi dan denda yang diterima Persib Bandung sudah tepat.

Imbas penyalaan flare yang dilakukan bobotoh, eksodus ke lapangan, dan penganiayaan kepada steward setelah laga Persib kontra Persija Jakarta, Persib mendapat sanksi berupa pengosongan stadion pada dua laga. Selain itu, tribune selatan dan utara juga harus kosong pada tiga laga kandang selanjutnya.

Bukan cuma itu, Komdis PSSI juga mendenda dengan angka Rp 295 juta.

"Jadi kalau tentang (sanksi) ini, kita melihatnya adanya kelakuan beberapa suporter atau penonton, yang berperilaku buruk, tapi tidak sampai menghentikan pertandingan," ujar Eko saat dihubungi Tribun Jabar, Jumat (4/10/2024).

Menurut Eko, hal tersebut sudah diatur dalam acuan Komdis PSSI, yakni kode disiplin dan regulasi liga.

"Jadi cara berpikir mereka itu, positivistik, melihat pelanggarannya apa dan sanksinya apa, tinggal diterapkan. Komdis sudah memberikan sanksi sesuai," ujar Eko Noer Kristianto, yang akrab disapa Eko Maung ini.

Baca juga: RESPONS Persib Bandung Harus Kosongkan Stadion hingga Bayar Ratusan Juta Rupiah karena Ulah Bobotoh

Komdis PSSI menyebut, jenis pelanggarannya adalah terjadi penyalaan flare dalam jumlah banyak, pelemparan air mineral dalam botol, dan plastik ke arah steward di pinggir lapangan. Kemudian masuknya penonton ke area lapangan pertandingan, yang mengakibatkan penganiayaan dan kerusuhan serta adanya korban luka-luka.

Menurut Eko, sanksi dari Komdis PSSI tak cuma merugikan Persib, tapi juga bobotoh.

"Buat Persib karena kehilangan penghasilan dan harus bayar denda. Untuk bobotoh atau penonton jadi tak bisa nonton langsung," kata Eko.

Sejumlah oknum bobotoh menyalakan flare menjelang akhir pertandingan Persib Bandung menghadapi Persija Jakarta dalam lanjutan Liga 1 2024-2025 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Senin (23/9/2024).
Sejumlah oknum bobotoh menyalakan flare menjelang akhir pertandingan Persib Bandung menghadapi Persija Jakarta dalam lanjutan Liga 1 2024-2025 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Senin (23/9/2024). (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Eko mengatakan, kejadian tersebut harusnya menjadi hal yang bisa dihindari oleh kedua pihak, baik Persib ataupun penonton.

Namun, menurut Eko, kalau memperhatikan media sosial, banyak yang senang Persib terkena sanksi.

"Karena trennya itu sekarang sebagian suporter, kalau Persib kena denda malah pada senang karena tidak suka sama manajemennya," kata Eko.

Eko mengatakan, cara berpikir seperti itu tidak sehat. Menurutnya, suporter yang memiliki pemilikiran seperti itu tak bisa membedakan antara tim dan manajemen.

"Kalau mereka ini kan dipikirnya manajemen yang didenda, padahal itu satu kesatuan secara moril dan lainnya (manajemen Persib dan tim Persib). Tapi gitulah suporter toksik," ucapnya.

Baca juga: Sosok Victor Igbonefo, Bek Senior Persib Bandung Disorot setelah Lawan Zhejiang FC, Dulu Berjaya

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved