UIPM Buka Suara soal Alamatnya yang Kontroversi, Kampus Pemberi Gelar Doktor Causa ke Raffi Ahmad

Agusdin menerangkan, UIPM tidak memiliki kampus fisik.

Sistem belajar mengajar UIPM dilakukan secara online.

Sehingga memungkinkan peserta didik untuk kuliah dari negara masing-masing tanpa harus datang ke kampus, yang lebih fleksibel, efisien, dan hemat biaya. 
Agusdin memastikan bahwa ada beberapa dosen yang mengajar di kampus UIPM ini. 

“Sekali lagi UIPM ini tidak punya kampus ya, dia (UIPM) berbasis online,” kafa Agusdin. “Di zaman sekarang emang begitu. Kami tidak punya kampus fisik,” lanjut Agusdin.

3. Kampus resmi bukan 'abal-abal'

Agusdin memastikan UIPM merupakan kampus yang resmi, bukan abal-abal.

UIPM ini disebut Agusdin punya program akademik yang telah diakreditasi sebagai lembaga pendidikan tinggi online, tanpa kampus fisik. 

Hal ini dengan standar EDEN (European Distance E-Learning Network), dengan pasar pendidikan global yang ditujukan bagi mahasiswa di seluruh dunia. 

“Nah UIPM ini ada program namanya akademik. Ya, kuliah online ada program S1, S2, S3. Jadi, bukan abal-abal, resmi gitu ya, tapi ada belajar mengajarnya melalui online, gitu ya,” ujar Agusdin. 

“Ada dosennya juga, tapi tidak ada fisiknya. (UIPM) kan sudah ada, kita lakukan (kegiatan belajar mengajar) sejak tahun 2000 di Eropa, di Amerika,” lanjut Agusdin.

4. Berikan gelar Doktor Honoris Causa ke Raffi Ahmad 

Agusdin menjelaskan alasan UIPM memberikan gelar Doktor Honoris Causa ke Raffi Ahmad. 

Agusdin menyebut Raffi diberikan gelar kehormatan atau Doktor Honoris Causa karena kontribusi dan rekam jejaknya di dunia hiburan dan perkembangan digital. 

Baca juga: Raffi Ahmad Terima Gelar Doktor Kehormatan dari UIPM Thailand, Dianggap Punya Jasa? Ini Alasannya

Agusdin mengatakan, pemberian gelar doktor honoris causa juga melalui proses seleksi. 

“Yang dia lakukan adalah tourism and management. Ya, dia menguasai, dia punya keahlian, skill. Nah, itu yang kita seleksi, yang kita lihat. Nah, kalau di Indonesia, ya Raffi Ahmad siapa yang enggak kenal dengan track record-nya, di YouTube, TikTok, pengusaha,” kata Agusdin.