Kisruh di Keraton Kasepuhan Cirebon
RESPONS Keraton Kasepuhan Cirebon soal Klaim Heru sebagai Sultan dan Keributan di Alun-Alun
Pihak Keraton Kasepuhan Cirebon melalui Patih Sepuh Keraton Kasepuhan, angkat bicara terkait pengeklaiman Heru Nursamsi sebagai Sultan Keraton.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Giri
Kericuhan bermula saat Mahesa, utusan dari Heru Nursamsi, bertemu dengan Prabu Diaz, Panglima Tinggi Laskar Agung Macan Ali. Pertemuan untuk membahas polemik terkait kedudukan Keraton Kasepuhan Cirebon yang diklaim oleh Heru Nursamsi.
Setelah berdiskusi cukup lama, Mahesa dan Prabu Diaz keluar dari markas dengan pengawalan ketat dari anggota Laskar Agung Macan Ali.
ketegangan memuncak ketika sekelompok warga berusaha menyerang Mahesa.
Mereka tampak kesal dengan kehadiran Mahesa dan rombongannya.
"Kesal saja, karena mereka datang cuma bikin keributan," ujar seorang warga yang berada di lokasi kejadian seperti dikutip Tribun, Rabu.
Kericuhan semakin tidak terkendali ketika rekan-rekan Mahesa yang datang bersamaan, menunggu di sisi barat alun-alun menggunakan tiga mobil bertuliskan Laskar Adat Keraton Kasepuhan Cirebon dan Laskar Kuda Putih Arya Kemuning, menjadi sasaran amarah warga.
Baca juga: BREAKING NEWS, Ketegangan Terjadi di Alun-Alun Sangkala Buana Keraton Kasepuhan Cirebon
Petugas kepolisian yang sudah berjaga di lokasi sempat kewalahan menghadapi massa yang terus mengejar pengikut Heru Nursamsi.
Beberapa pukulan bahkan mengenai mobil yang membawa rombongan tersebut keluar dari area alun-alun.
Prabu Diaz, yang memiliki nama asli Dedi Setiadi, dengan sigap turun tangan menenangkan massa.
Dia meminta warga untuk tetap tenang dan membiarkan mobil pengikut Heru Nursamsi meninggalkan lokasi.
"Saya meminta semua untuk tenang, jangan sampai terjadi hal-hal yang lebih buruk," ucap Prabu Diaz setelah insiden tersebut.
Prabu Diaz menjelaskan, pertemuan tersebut bertujuan untuk membahas siapa yang berhak menjadi Sultan Kasepuhan Cirebon.
Diskusi tersebut akan melibatkan pakar sejarah dan arsip negara untuk mengungkap kebenaran.
"Delegasi dari Pak Heru Nursamsi dan Mahesa datang untuk berdiskusi mengenai siapa yang sebenarnya berhak menjadi Sultan. Kami diminta menjembatani agar pembahasan ini dilakukan secara damai dan terbuka," jelas Prabu Diaz.
Ia juga menegaskan bahwa saat ini belum ada kesepakatan yang pasti mengenai sultan yang sah di Keraton Kasepuhan.
Baca juga: Cerita Pandi Hadiri Tradisi Panjang Jimat di Keraton Kasepuhan Cirebon, Datang Sejak Siang
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.