Persib Bandung

Dugaan Intimidasi dan Kekerasan oleh Official Persib pada Bobotoh, Eko Maung: Gak Patut Atuh!

Menurutnya, peristiwa seperti ini harus dilihat secara utuh, mengapa PT PBB bisa melakukan dugaan intimidasi terhadap Bobotoh,

TikTok @ps_gar_fc
Media sosial dihebohkan dengan kabar dugaan adanya Bobotoh yang dibawa ke locker room atau ruang ganti usai pertandingan Persib Bandung vs Port FC. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Nazmi Abdurrahman

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pakar Hukum Olahraga Eko Noer Kristiyanto menilai dugaan intimidasi atau kekerasan oleh official Persib Bandung terhadap Bobotoh merupakan sebuah kesalahan, dilihat dari sudut pandang manapun.

Pria yang akrab disapa Eko Maung ini mengatakan, jika benar terjadi intimidasi atau kekerasan yang dilakukan official Persib terhadap Bobotoh, maka itu sangat tidak patut. 

"Gak patut atuh, masa suporter yang beli tiket, mengorbankan tenaga dan waktu ke sana (Stadion) digituin langsung dianiaya, kalau benar kejadian. Kepatutan aja, gak patut itu," ujar Eko, saat dihubungi Sabtu (21/9/2024). 

Baca juga: Viking Mengutuk Keras Dugaan Intimidasi dan Kekerasan Oleh Official Persib Bandung Terhadap Bobotoh

Menurutnya, peristiwa seperti ini harus dilihat secara utuh, mengapa PT PBB bisa melakukan dugaan intimidasi terhadap Bobotoh, padahal dulu Bobotoh itu sangat dihargai.

"Jadi kita harus melihatnya utuh. Dulu itu, orang PT PBB pada respect, sekarang kan nggak. Pentolan-pentolannya ada yang menjadi bagian PT PBB, itu adalah titik balik Bobotoh diremehkan," katanya.

Pakar Hukum Olahraga, Eko Noer Kristiyanto
Pakar Hukum Olahraga, Eko Noer Kristiyanto (Istimewa)

Padahal, di tubuh manajemen PT PBB saat ini, terdapat orang-orang yang dulunya merupakan Bobotoh dan sangat dihargai seperti Umuh Muchtar, Budi Bram dan Iskandar.

"Eko merasa tetap ada figur pituin yang ngerti banget Bobotoh di Persib yaitu Umuh, Budi Bram dan Iskandar. Secara historis mereka dari Bobotoh, dari bawah banget. Bobotoh nggak boleh diginiin. Mereka bereaksi harusnya," ucapnya.

Kondisi ini pun, kata Eko, sulit untuk dilanjutkan ke ranah hukum. Bobotoh, kata dia, harus belajar dari kasus dulu yang menewaskan Bobotoh dan hingga saat ini tidak pernah ada tersangka dalam perkara itu. 

"Pengalaman selama ini, kan Bobotoh meninggal saja gak ada yang ditangkap gitu. Jadi, aku tuh ambil contoh banyak kasus yang lebih parah dari ini, gak ada kena pidana. Apalagi yang kaya begini doang," ucapnya.

Baca juga: Kronologi Dugaan Bobotoh Dibawa ke Locker Room Persib Bandung, Ngaku Diintimidasi Pemain hingga Staf

Eko pun menilai jika peristiwa ini benar terjadi, maka akhirnya hanya akan selesai dengan mediasi. Sebab, Bobotoh tidak memiliki kekuatan untuk melawan PT PBB.

"Belum kita ngomongin mental bobotoh. Aku sih gak ingin hukum jadi tujuan, yang namanya hukum pidana kan ultimum remidium. Jadi, kalau gak ada cara lain, baru pidana. Tapi kan ini pasti ada mediasi, damai. (Kalau ke ranah hukum) Kuat gak Bobotoh nanti, gak akan kuat. Kan Bobotohnya juga gak solid. Aku bisa menakar, gak akan mampu menghadapi PT PBB. Pasti kalah, gak akan lanjut," katanya.

"Bobotoh juga gampang terlena. Besok lawan Persija menang, lupa Bobotoh (kasus ini)," tambahnya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved