Berita Viral

Sosok Iskhaq, Dulu Jadi Kuli hingga Kondektur Bus Demi Bertahan Hidup, Kini Jadi Guru Besar Unsri

Dengan didikan yang kuat dari kedua orangtuanya dan semangat yang tidak pernah padam untuk meraih cita-cita, Iskhaq mampu menghadapi tantangan.

(DOK. Sevima)
Prof Iskhaq Iskandar, dulu pernah jadi Kondektur bus dan kuli panggul, kini berhasil menjadi guru besar Unsri dan menjabat kepala LLDIKTI Wilayah II. 

Setelah berhasil menyelsaikan kuliahnya, ayah tiga anak itu, sempat bekerja di salah satu bank.

Pada tahun 1996, hatinya terpanggil untuk menjadi dosen di Universitas Sriwijaya.

Keputusan itu diambilnya dengan harapan besar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di luar negeri.

Impian Iskhaq untuk melanjutkan pendidikan akhirnya terwujud. Ia berhasil melanjutkan studi S2 dan S3 di Universitas Tokyo, Jepang. Sehingga ia memiliki gelar lengkap sebagai Prof Dr Iskhaq Iskandar MSc.

Perjalanan menuju gelar doktor ini tidaklah mudah, namun dengan semangat yang telah menemaninya sejak kecil, Iskhaq berhasil menuntaskan pendidikan tertinggi tersebut. 

Ia membawa pulang ilmu yang mendalam tentang oseanografi dan iklim tropis, disiplin ilmu yang kemudian menjadi bidang keahliannya hingga diberi amanah sebagai profesor. 

Tekad kuat untuk mengabdikan ilmunya kepada masyarakat, selalu ada dalam dada Iskhaq. Baginya, ilmu pengetahuan bukan hanya untuk dikembangkan di dalam ruang laboratorium, tetapi juga harus bermanfaat bagi kemajuan bangsa. 

Kini, Iskhaq menjabat sebagai Kepala LLDIKTI Wilayah II, sebuah satuan kerja di Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. 

Ia diamanatkan untuk membina 171 perguruan tinggi swasta dan 9 perguruan tinggi negeri di Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Lampung, Provinsi Bengkulu, dan Provinsi Bangka Belitung. 

Laksana seorang kondektur, Iskhaq dalam jabatannya kini terus berjuang untuk mengantarkan cita-cita para pendiri Indonesia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. 

"Ini tanggung jawab besar, mengantarkan cita cita republik dan para pendiri Indonesia. Dan jangankan saya, anak saya sekarang ada tiga, mereka pun kadang tidak percaya Bapaknya yang dulu penuh keterbatasan mendapatkan tanggung jawab ini. Tapi itulah kehidupan," kenang Iskhaq. 

Ayah dari tiga anak yaitu Nadiah Khairunnisa Iskandar, Farid Asyam Iskandar, dan Fakhirah Shifa Iskandar ini punya visi agar Perguruan Tinggi dan Mahasiswa Sumatera tidak hanya bermutu unggul. 

Tapi juga mampu bersaing di kancah global. 

Karena menurutnya keberhasilan bukanlah sesuatu yang datang dengan sendirinya, melainkan perlu kerja keras. 

"Bagi saya, keberhasilan itu diusahakan dengan kerja keras, kesungguhan, ketekunan, dan kerja cerdas. Itulah ilmu sukses. Jadi dengan ketekunan, mari jangan takut bermimpi dan memasang target tinggi: mahasiswa Sumatera bisa mendunia, dan jurusan-jurusan kuliah di Sumatera bisa terakreditasi internasional!," pungkasnya.

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved