Berita Viral

Viral, Kisah Pasutri Tinggal di Hutan hingga Dirikan Dinasti, Pernah Jadi Mahasiswa UPI Bandung

Sebuah video kisah sepasang suami istri tinggal di hutan di daerah Jawa Barat hingga dirikan Dinasti Toriqoh Sawahiyah, viral di media sosial

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Kolase TikTok
Viral, Kisah Pasutri Tinggal di Hutan hingga Dirikan Dinasti, Ternyata Pernah Jadi Mahasiswa UPI Bandung 

TRIBUNJABAR.ID - Sebuah video kisah sepasang suami istri atau pasutri tinggal di hutan di daerah Jawa Barat, viral di media sosial.

Kisah pasutri ini menarik perhatian publik karena mereka mendirikan dinasti yang mereka sebut Dinasti Thoriqoh Sawahiyah.

Hal yang lebih unik, ternyata pasutri tersebut diketahui mantan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonsia atau UPI Bandung.

Belakangan kini kisah pasutri tinggal di hutan tersebut viral dibagikan akun Tiktok @kartika.hidro.tv, dikutip Tribunjabar.id, Selasa (3/9/2024).

Baca juga: Viral, Suami Tarik Hijab Istri di Minimarket Diduga Gara-gara Istri Minta Lipstik, Kasir Sampai Syok

Dalam video tersebut memperlihatkan seorang konten kreator mengunjungi rumah di tengah hutan.

Ternyata rumah tersebut ditempati pasutri.

Sebelum menemukan rumah pasutri yang terpencil di tengah hutan itu, konten kreator itu harus melewati hutan.

Hingga akhirnya mereka sampai di rumah pasutri tersebut yang berada di antara dua lembah.

Sang konten kreator tak menyebutkan lebih detail mengenai lokasi rumah pasutri di tengah hutan tersebut.

Namun, ia mengungkap pasutri yang tinggal di hutan tersebut berada di perbatasan antara Kecamatan Majalengka dan Ciamis, Jawa Barat.

Sang konten kreator menyebut bahwa pasutri yang tinggal di rumah tengah hutan itu terbilang orang pintar.

Disebutkan pasutri itu pernah mengeyam pendidikan perguruan tinggi yang diketahui mantan Mahasiswa UPI Bandung.

Hal itu menarik perhatian konten kreator karena diketahui pasutri tersebut memilih tinggal di hutan karena mengindari keramaian hingga mendirikan dinasti.

Lantas konten kreator itu mengungkap pasutri itu mendirikan dinasti yang disebut Dinasti Thoriqoh Sawahiyah.

Setelah melewati hutan dan lembah, akhirnya mereka sampai di sebuah daerah terpencil.

Di sana terlihat berdiri beberapa rumah yang berada di tengah lembah dan dikelilingi sawah.

Beberapa bangunan rumah di lembah tersebut pun tampak sederhana.

Tampak rumah tersebut terbuat dari kayu dan bilik.

Ternyata rumah sederhana itu ditempati pasutri.

Selain rumah, di sana juga terdapat beberapa bangunan sederhana yang lainnya yang terpisah.

Di antaranya ada gubuk khusus seperti musala dan rumah pertemuan.

Setelah dihampiri, pasutri pemilik rumah di tengah hutan itu akhirnya menyambut tamu dan para konten kreator tersebut.

Diketahui pemilik rumah di hutan itu bernama Ihung.

Ihung tinggal di hutan di rumah sederhana itu bersama istri dan anaknya.

Para konten kreator itu menyinggung soal kabar yang beredar di masyarakat mengenai kebenaran bahwa tempat tinggal Ihung tersebut disebut kerajaan Dinasti Thoriqoh Sawahiyah.

Lantas, Ihung pun membenarkan bahwa tempat tinggalnya itu dia sebut Dinasti Thoriqoh Sawahiyah.

Namun, ia menjelaskan bahwa dinasti yang didirikannya bukan kerajaan dalam pengertian gamblang.

Ia menyebut Dinasti Thoriqoh Sawahiyah itu dia dirikan sebagai tatanan dan cara pandang terhadap hidup.

Lalu ia mengungkap asal usul nama Thoriqoh Sawahiyah karena mereka tinggal di tengah-tengah sawah dan hutan.

“Kerajaannya bercanda, kalau teorinya Dinasti Thoriqoh Sawahiyah-nya itu benar”

“Maksudnya kerajaan di sini itu kita punya cara pandang tersendiri tentang sikap terhadap hidup ini,” papar Ihung.

Lebih lanjut, Ihung menjelaskan Toriqoh yang dimaksudnya bukan terkait tentang syariat agama.

Namun, nama Toriqoh tersebut memang diambil dari istilah Toriqoh aliran Ilmu Tasawuf.

“Disebut Thoriqoh Sawahiyah ini kita hanya meminjam diksi itu aja.”

“Jadi sebenarnya Thoriqoh Sawahiyah karena kita bertempat tinggal di sawah, maka kita mengatakan Thoriqoh Sawahiyah.”

“Jadi pola hidup dan cara berpikirnya juga ya ala-ala udik kita mah, ala-ala orang kampung,” ujarnya.

Baca juga: Kisah Pilu Nabila, Siswi SD Jadi Pemulung Cari Barang Bekas Pulang Sekolah, Bantu Ayah yang Sakit

Ihung mengaku mereka belajar dari alam langsung.

Seperti belajar mencintai, menghormati, bagaimana bersinambung dan hidup bersama alam.

Bagi Ihung semua yang terjadi disekitarnya baik itu dari hewan-hewan kecil dan alam sekitarnya adalah pelajaran.

Lantas, Ihung menjelaskan alasan dirinya dan istri memilih tinggal di hutan tersebut.

Ihung mengaku alasan ia tinggal di rumah tengah hutan itu karena nyaman.

“Ini alasan paling sederhana, ya karena nyaman,” ujarnya.

Ihung mengaku nyaman bisa tinggal jauh dari keramaian, hiruk pikuk, dan kebisingan baik yang datang secara fisik maupun batin.

Lantas, Ihung menyoroti hiruk pikuk yang terjadi di Indonesia saat ini baginya semerawut.

“Hiruk pikuk itu bagi saya ksemrawutan, selama tatanan hiruk pikuk itu belum diatur, belum dikemas dengan rapi.”

“Mohon maaf, saya melihat hiruk pikuk yang terjadi di Indonesia hari ini bukan hirup pikuk yang indah, tapi mumet yang rungsing, bikin macet otak dan nalar kita,” tegasnya.

Adapun alasan kedua dirinya tinggal di hutan karena ingin merenung, bertapakur.

Menurutnya dengan mengasihkan diri jauh dari hiruk pikuk dirinya bisa introspeksi diri.

Selama menjalani hidupnya yang jauh dari keramaian perkotaan, Ihung pun menegaskan bukan berarti dirinya tak butuh dan tak mengikuti modernisasi.

Namun ia ingin menjalani hidup dengan konsep kesederhanaan.

Ia memutuskan untuk tidak gelisah memikirkan hidup dengan banyaknya tuntutan seperti di perkotaan.

Ia mencontohkan selama masih ada kayu yang bisa dibakar ia bisa menggunakannya untuk memasak, daripada membeli gas LPG yang harus dibayar dengan uang cukup mahal.

“Orang kampung harus gelisah kelaparan karena memikirkan tidak kebeli roti, padahal ada singkong, maksudnya gitu,” paparnya.

Demikian dari cara pandang itulah, bagi Ihung tinggal di hutan adalah caranya untuk merdeka secara batin.

“Nah jadi saya tinggal di sawah ini saya ingin merdeka, merdeka dari penjajahan yang seharusnya tidak menjajah kelapa kita,” ungkapnya.

Ihung menyoroti masalah yang terjadi di masyarakat hari-hari ini karena ketergantungan.
 
Demikian baginya kemerdekaan yang didapatnya itu bagian dari bahagia.

Menurutnya merdeka juga bisa membuat bahagia secara psikologis.

Pernah Jadi Mahasiswa UPI

Selain Ihung, hal yang menarik perhatian juga sosok istrinya yang ternyata mantan Mahasiswa UPI, Bandung.

Bahkan saat kuliah istri Ihung cukup aktif mengikuti teater kampus.

Bahkan istri Ihung mengaku dirinya sempat berguru di Bengkel Teater Rendra, Cipayung Depok.

Saat mengikuti teater kampus, ternyata istri Ihung itu bahkan pernah berperan di film pendek kampusnya.

Istri Ihung tersebut tampak bahagia meski tinggal di hutan.

Meski jauh dari keramaian semua sudah tersedia di sekitarnya.

Ia pun tak memusingkan jika kebutuhannya tak terpenuhi karena jauh dari kota.

Diketahui jarak dari warung warga ke rumahnya yang berada di lembah dan hutan itu terbilang cukup jauh.

Sehingga untuk mendapatkan makanan, istri Ihung harus menyetok dari warung warga.

Di sisi lain, mereka mendapatkan makanan dari alam sendiri.

Selain menanam padi, mereka juga bisa mendapatkan makanan dari sumber perkebunan mereka.

Mulai dari sayur-sayuran hingga buah-buahan.

Baca juga: Kisah Pasutri Berjodoh, Video Dokumentasi Harapan 10 Tahun Lalu Jadi Kenyataan, Omongan Adalah Doa

Viral di Media Sosial

Kini video kisah pasutri yang tinggal di hutan di daerah Majalengka dan Ciamis, Jawa Barat ini viral dan menarik perhatian warganet.

Tak sedikit warganet memberikan beragam komentar.

Abang Djoe
“Tapi saya masih melihat gas meloniyah dan kulkasiyah, berarti masih pake listrikiyah disitu”

NawawiBeef/Cici mayasari
“saya sebagai alumni UPI ingin menjalani thoriqoh dagangiah nnshopingiah tidak lupa ngajingiyah merdekaa well”

abehabeh92
“dunia tempat ujian lur bukan tempat ketenangan .wa mal hayyatu dunya ilal ma'taul ghurur..dan sesungguhnya kehidupan dunia itu tipuan belaka. atau kesenangan semu.”

anisa08012015
kalo tinggal d hutan mah boleh saja tapi gak boleh mendirikan kerajaan

vahrian aS
“tidk ketergantungan dgn dunia luar sangat keren”

SKD
“gak usah diperdebatkn dngn alasan msing msing, biarkan sja dia mnjlni jg punya alasan sendiri,” tulis beragam komentar warganet.

#BeritaViral #ViralLokal

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved